05 Pengkhianat

20.8K 2.2K 9
                                    

Sring.

Set.

"Hentikan!"

Lucian memiliki ekspresi tenang saat sebilah pedang melukai lehernya.

"Rune, dia-"

"Rhys, dia orang kepercayaan milik pria itu. Kalian tidak boleh membunuhnya."

Ekspresi Lucian menegang, mendengar perkataan dari pangeran ke-5.

Rhys merasa terkejut mendengar adiknya yang menyebut bajingan itu dengan panggilan pria itu. Karena biasanya, Rune akan memanggil bajingan itu dengan sebutan ayah.

'Dia pasti kecewa.'

Rhys segera menjauhkan pedangnya dari leher Lucian, dia mengembalikan pedang tersebut ke tempatnya.

Noah juga menjauhkan belati miliknya dari sekertaris Lucian untuk menghilangkan bukti. Dia menyimpan kembali belati miliknya. Lalu kembali berdiri di dekat Rune.

Rune melihat saudara kembarnya dan kepala pelayannya sudah kembali tenang. Dia menatap wajah Lucian yang masih menegang.

"Tuan Ophir, jelaskan maksud dari ucapan mu!"

Lucian tersadar kembali dari lamunannya. Dia tidak menyangka seorang anak yang dulunya mendambakan kasih sayang dari seorang ayah, kini telah menjadi asing.

Lucian menghela napas. Dia akan menjelaskan kondisi tubuh pangeran ke-5, sebagaimana tugasnya.

"Pangeran ke-lima, kondisi fisik tubuh anda sangat baik. Tidak ada cedera atau permasalahan pada organ tubuh anda."

"Namun, sihir yang anda miliki telah menghilang sepenuhnya."

Lucian menjeda ucapannya, untuk melihat reaksi dari pangeran ke-5. Tapi, yang dia lihat hanyalah wajah tanpa ekspresi dari pangeran ke-5. Dia bahkan tidak bergeming saat mengetahui sihir miliknya telah hilang.

"Anda telah menjadi manusia biasa tanpa keterampilan sihir. Bahkan enam lingkaran sihir yang sebelumnya anda miliki, sudah tidak ada di dalam tubuh anda, pangeran."

"Itulah sebabnya, anda akan segera mati."

Lucian menyelesaikan penjelasannya dengan mengutarakan pendapatnya.

Rune merenungkan informasi yang dia peroleh.

Penjelasan dari Lucian sama persis dengan yang ada di novel, dengan omong kosong yang dia berikan di akhir penjelasannya.

Tapi,

Lucian yang akan segera mati sepulang dari Istana Lunar oleh orang-orang kiriman pangeran ke-2, sehingga sang raja tidak mengetahui kondisi yang dialami oleh pangeran ke-5.

"Tuan Ophir, anda memiliki hutang kepadaku."

Lucian mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti maksud dari perkataan pangeran ke-5.

"Apa maksud anda Pangeran?"

Rune menghiraukan pertanyaan yang diajukan oleh Lucian. Dia menoleh ke samping, lalu memanggil kepala pelayannya.

"Noah, mendekat lah."

"Saya siap menerima perintah, pangeran."

"Rendahkan tubuhmu."

Noah membungkuk di hadapan pangeran ke-5.

Hal itu memudahkan Rune untuk berkomunikasi, dia mendekatkan wajahnya pada telinga Noah dan mulai berbisik.

Lucian meneguk ludahnya sendiri. Dia merasa merinding dan kedinginan di belakang punggungnya, yang dimana masih terdapat pangeran ke-4 di belakangnya.

"Antar Tuan Ophir kembali ke Istana utama dengan selamat. Kau bisa kembali ke sini setelah selesai."

Rune menepuk pundak Noah, begitu dia selesai dengan urusannya.

"Sesuai keinginan anda, Pangeran."

Noah berjalan mendekati Lucian. Tatapan matanya tidak sengaja melihat wajah pangeran ke-4 yang kembali suram.

'Mungkin suasana hati pangeran ke-4 kurang baik, begitu mengetahui kondisi pangeran ke-5.'

Noah mengkonfirmasi pemikirannya. Dia pun menyapa Dewan ketujuh untuk keluar dari kamar pangeran ke-5.

"Mari, Tuan Ophir."

"Kalau begitu, saya izin mengundurkan diri. Permisi."

Lucian secara sukarela keluar dari ruangan tersebut. Dia berpikir sedikit lebih lama lagi berada di sana, tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Rhys mengambil langkah maju begitu hanya mereka berdua yang berada di dalam.

"Apa yang kau katakan pada Noah, hingga harus berbisik seperti itu?"

"Aku memintanya untuk membunuh."

Rhys terdiam.

Itu jawaban yang tidak pernah dia duga.

"Temui aku saat makan malam tiba."

Kalimat yang diucapkan oleh Rune, menyiratkan dirinya untuk keluar dari kamarnya.

"Aku mengerti, beristirahat lah."

Rune menyaksikan kepergian saudara kembarnya yang telah keluar dari kamarnya.

Dia menghela napas panjang.

Bertemu banyak orang telah menguras tenaganya.

Dia harus berpikir cepat, sebelum dimulainya konflik awal cerita.

* * *

See you 🤗

Danaus Plexippus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang