47 Arc 3; Hidden Story

5.5K 926 47
                                    

Setelah kejadian yang terjadi di kamar mandi. Rune mencoba untuk menghindari setiap cermin yang ada di kamarnya. Dia pun menutup mulutnya atas kejadian itu yang sepertinya hanya dia yang bisa melihatnya.

Rune akan berbicara kembali dengan sosok di dalam cermin setelah menguatkan mentalnya terlebih dahulu. Lagipula, ini adalah hari dimana dia akan pergi ke kekaisaran Capricorn. Dia akan mengurus masalah itu nanti setelah kembali dari kekaisaran.

"Pangeran."

Rune melirik ke arah Noah yang sedang membantunya memakai pakaian. Dia mengerutkan kening melihat ekspresi wajah Noah yang terlihat sedih dengan tatapan mata berkaca-kaca. "Ada apa?" tanya Rune.

"Saya tidak menyangka anda sudah besar," ucap Noah menitikkan air matanya.

Noah merasa terharu melihat pakaian pangeran kelima yang sudah tidak muat di tubuhnya lagi. Padahal biasanya tubuh pangeran kelima selalu kehilangan berat badan, hingga menyebabkan pakaiannya yang terus kebesaran akibat tubuhnya yang kecil.

Kini, pakaian pangeran kelima sudah tidak muat lagi di tubuhnya. Artinya pangeran kelima telah tumbuh.

Noah merasa terharu, hingga meneteskan air mata. "Saya akan memanggil penjahit istana untuk membuat ukuran baru, serta mengambil pakaian baru," ujar Noah keluar dari kamar pangeran kelima.

Rune terdiam dan mematung di tempat, melihat kepergian Noah untuk mengambil pakaian baru. Sedikit tidak menyangka melihat respon Noah yang menangis saat pakaian ini terlalu kecil di tubuhnya.

"Apa aku terlalu banyak makan?" Rune sedikit termenung.

[ Bodoh! ]

[ Kau itu masih dalam masa pertumbuhan, tentu saja itu hal yang wajar. Reaksi pelayan mu saja yang berlebihan. ]

Rune mengangguk kecil, mendengar suara Eros yang terdengar di kepalanya.

Braak!

Tubuh Rune tersentak mendengar suara gebrakan keras. Netra matanya melihat kedatangan Rhys dan kondisi pintunya yang rusak.

"Kau-"

"Rune! Aku tidak menyangka adikku sudah besar," ucap Rhys memegang kedua tangan Rune dengan ekspresi wajah terharu.

Rune merasa aneh melihat ekspresi wajah Rhys yang mirip dengan Noah. Dia mengambil langkah mundur, dan melihat Himne yang datang dengan membawa makanan di atas nampan.

"Pangeran, saya membawakan puding cokelat untuk merayakannya," seru Himne bersemangat.

Rune memasang wajah tabah. 'Sepertinya memang mereka yang berlebihan,' batin Rune tertekan.

Rune mengingat percakapan dirinya dengan dewan Vyasti. "Himne, apa yang kau lakukan kemarin malam?"

"Tentu saja tidur," jawab Himne.

Rune memiliki ekspresi wajah datar. Sepertinya dia telah dibohongi oleh dewan Vyasti. 'Memang bajingan sialan! Lihat saja nanti!' batin Rune penuh dengan tekad pembalasan.

Rhys memperhatikan raut wajah adiknya yang terlihat suram. 'Sepertinya Rune masih teringat soal mimpi buruknya,' pikir Rhys.

Rhys meraih tangan Rune, lalu memberikan sekantung kain yang berisi koin emas di dalamnya. "Ini untukmu."

"Belilah apapun yang kau mau saat di kekaisaran," ujar Rhys.

Mata Rune bersinar melihat tumpukan emas yang berada di genggaman tangannya. "Rhys, kau yang terbaik."

Rhys membusung dadanya dengan bangga, dan mengangguk kecil atas pujian yang di lontarkan oleh adiknya.

Rune memakan puding cokelat dengan hati riang setelah diberikan banyak uang oleh Rhys. Setelah itu Noah datang dengan membawa pakaian baru yang terlihat mewah dan elegan.

Danaus Plexippus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang