58 Pemain

3.6K 510 71
                                    

Di sebuah ruangan yang cukup besar, terdapat seorang remaja laki-laki yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Dengan seorang pria kacamata yang sedang menulis sesuatu di selembar kertas, dan sesekali melirik ke arah remaja laki-laki itu untuk memastikan kondisinya.

Eizen menguap kecil. Dia mengedipkan matanya beberapa kali agar penglihatannya tetap stabil, setelah tidak tidur hingga pagi tiba karena melakukan operasi pada pasiennya.

Sebenarnya Eizen bisa saja meninggalkan pangeran Rune yang masih terbaring lemah di atas tempat tidur, untuk pergi keluar ruangan dan memenuhi kebutuhannya yang perlu makan serta beristirahat.

Karena di ruangan ini terdapat sebuah kubah transparan yang terbuat dari artefak suci kuno peninggalan keluarga kekaisaran terdahulu. Dimana tidak ada yang bisa keluar atau masuk dengan mudah, selain pemegang artefaknya.

Belum lagi ada penjaga bayangan yang di perintahkan kaisar untuk melindungi kamar ini dari seseorang yang masuk tanpa izin. Meskipun begitu, Eizen tetap berada di dalam kamar ini menunggu pangeran Rune sadar.

Pangeran Rune merupakan korban sekaligus kunci dari masalah yang terjadi di kekaisaran.

Tap tap tap.

Mendengar suara langkah kaki, Eizen menoleh ke belakang. Terlihat Renon yang merupakan sekertaris miliknya, datang dengan membawa troli makanan.

"Tuan Tabib, saya membawakan sarapan untuk anda," ujar Renon menundukkan kepalanya.

Eizen menaruh selembar kertas di atas meja, kemudian berjalan menghampiri melewati kubah suci dengan cukup mudah. "Kau boleh pergi," ucap Eizen mengambil salah satu makanan dari troli.

"Baik, Tuan." Renon membungkuk hormat, lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Ugh."

Eizen menghentikan pergerakan tangannya yang berniat memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Dia melihat ke asal suara erangan kecil yang menandakan bahwa pangeran Rune akan segera sadar.

Eizen membawa troli makanan di samping tempat tidur, dan dia duduk di atas kasur dengan tenang menyaksikan pangeran Rune yang secara perlahan membuka matanya.

"Selamat pagi, Pangeran Rune," sapa Eizen tersenyum ramah.

Rune mengedipkan matanya beberapa kali. Tubuhnya terasa lemas dan tidak bisa di gerakkan, namun dia dapat merasakan perban yang membalut lukanya.

Rune menyeringai dalam hati.

Kali ini rencananya berjalan lancar. Rune sudah merasa lelah dengan tubuhnya yang lemah serta memiliki keterbatasan dalam beraktivitas.

Rune tidak bisa bertanya pada Lucian karena mereka berada di pihak yang berbeda, dan Calix masih kurang berpengalaman dalam menangani kasusnya.

Berbeda dengan pria kacamata di hadapannya. Memanfaatkan luka yang di dapatkan dari Aaron, kini tubuhnya terasa lebih baik dan terasa nyaman di banding sebelumnya.

Cukup sulit untuk menipunya, sebab pria itu sangat teliti.

Mengapa Rune mengetahuinya?

Itu karena Eizen merupakan salah satu karakter penjahat dalam cerita *Mahkota Berdarah*, karakter yang bermusuhan dengan pihak pulau Aquarius.

"Pangeran Rune." Eizen memanggil ramah.

Rune tersadar dari lamunannya. "Mengapa ... kau menyembuhkan luka ku?" tanya Rune dengan suara serak yang terdengar lemah.

Eizen tersenyum. "Tentu saja karena saya seorang tabib." Eizen menjawab dengan ramah, namun dia merasa bingung melihat respon pangeran Rune yang melihatnya dengan tajam.

Danaus Plexippus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang