37 Rubah bukan orang

9.3K 1.3K 97
                                    

"Selesai," ucap Lucian begitu selesai mengobati luka di tangan Keith akibat serangan dari Aaron.

"Bagaimana bisa tangannya patah setelah menemui pangeran Rune? Apa dia sekuat itu?" tanya Dane bingung.

Para beast people memiliki kekuatan fisik lebih kuat dari manusia, bagaimana bisa manusia berhasil membuat seorang beast people terluka?

"Bukan pangeran Rune," jawab Sora. "Tapi seorang pria yang memakai penutup di matanya."

Bruk.

Lucian secara tidak sengaja menjatuhkan barangnya saat merapihkan. Dia merasakan tatapan mata tertuju padanya.

Sora tersenyum. "Aku dengar kau seorang tabib kerajaan ini, apa kau mengenal orang yang baru saja ku maksud?" tanya Sora memberikan tatapan menelisik.

Lucian menghela napas. "Pria yang anda maksud adalah Yang mulia putra mahkota Kerajaan Scorpio," jawab Lucian.

Sora terdiam. Pria yang baru saja melukai adiknya adalah penerus dari kerajaan Scorpio sendiri. Tapi yang membuatnya sedikit bingung, aura dari putra mahkota telah membuatnya sedikit gemetar.

"Ini hanya saran," ucap Lucian. "Sebaiknya kalian tidak mengusik putra mahkota, karena dia memiliki sikap yang susah di tebak."

Keith mengepalkan tangannya. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan seorang manusia yang kekuatannya setara dengan makhluk beast people.

"Aku tidak menyangka seorang tabib kerajaan juga senang bergosip."

Semua tatapan yang berada di ruangan itu tertuju pada Rune yang berdiri di dekat pintu ruangan. "Dewan Ophir, bila sudah selesai sebaiknya kau segera pergi," ucap Rune dingin.

Lucian tersenyum canggung. "Te-tentu, saya izin permisi, Pangeran." Lucian membungkuk hormat, lalu keluar dari ruangan dengan membawa tas pengobatannya.

"Halo, Pangeran Rune. Saya merasa senang bertemu dengan anda," sapa Dane tersenyum ramah.

"Hm." Rune hanya melirik sekilas. "Himne."

"Saya menjawab, Pangeran," sahut Himne yang berdiri tak jauh dari pangeran ke-lima.

"Persiapkan beberapa kamar kosong, karena perwakilan dari kerajaan lain akan datang dan menginap di istana ini," ucap Rune memberikan perintah.

"Saya mengerti, Pangeran." Himne membungkuk hormat, lalu pergi melaksanakan perintah dari pangeran ke-lima.

Rune melirik sekilas ke dalam ruangan, lalu beranjak pergi dari sana.

"Pa-pangeran Rune!" Dane datang menghampiri Rune dan menahannya untuk tidak terburu-buru pergi. "Bagaimana kalau kita mengobrol sebentar?" tanya Dane ramah.

"Aku sibuk," balas Rune ketus.

Dane meringis. Namun dia tidak menyerah, dan segera menunjukkan kotak berisi cokelat. "Sebenarnya saya memiliki beberapa makanan ringan yang ingin saya berikan pada anda, dan cokelat ini salah satunya."

Keith mendecakkan lidahnya. Sedangkan Sora memberikan tatapan datar. Mereka yakin Dane akan gagal membujuk pangeran Rune, seperti sebelumnya yang selalu gagal.

Tatapan mata Rune berbinar. "Untukku?" ucap Rune bertanya dengan suara datar menunjuk kotak tersebut.

Dane menelan ludah. Dia tidak tahu ini respon positif atau bukan, karena ekspresi yang di tampilkan oleh pangeran Rune adalah wajah datar.

"Be-benar benar, saya juga masih memiliki banyak kotak cokelat dan permen dan-"

"Berikan padaku," ucap Rune memotong perkataan Dane.

Danaus Plexippus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang