23. takut

967 66 12
                                    

Sudah terhitung dua bulan Taeyong terus menemani Ten di sisinya. Ten tidak sadarkan diri sampai saat ini, Taeyong tidak tau harus berbuat apa. Yang harus di lakukan hanya terus berdoa agar Ten bisa sadarkan diri dari koma nya.

Dan…

"Oeekkk ooeekkk" suara tangisannya bayi yang baru bangun di pagi hari, dia memberitahu Taeyong bahwa dia sudah terbangun.

(Author gk tau suara bayi kaya mana, bener gk sih? Kalo salah kasih tau ya suara bayi kaya mana (⁠☞⁠ ⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠)⁠☞)

Taeyong menghampiri box bayi yang memperlihatkan bayi yang lucu dan menggemaskan. "Cup cup sayang. Mommy Taeyong tau kamu sudah bangun, sudah ya jangan nangis terus." Di bawanya bayi itu ke gendongan Taeyong.

"Mau nyusu ke mommy ya?" Seketika bayi mungil itu memberhentikan tangisannya.

Taeyong menjadi gemas sendiri kepada bayi Ten. Semoga saja bayi nya juga akan menggemaskan.

Iya benar Taeyong juga menjaga bayi mungil  ini, dia belum memberikan nama karena Taeyong tau seorang ibu lah yang pantas memberikan nama untuk anaknya.

Taeyong kembali duduk di sebelah ranjang Ten lalu dibiarkan bersandar pada tempat tidur yang bisa di ubah agar Ten bisa duduk lebih mudah dan lebih mempermudah juga baby menyusu. Iya memang benar selain melahirkan Ten juga bisa memproduksi susu asi jadi selama dia koma bayi nya tetap akan menyusu yang di mana Taeyong akan memegang bayi nya agar tidak terjatuh.

Setelah bibir bayi itu menemukan susunya dia sangat lahap sepertinya memang baby sedang lapar dan membutuhkan asi sang ibu.

"Ten sadarlah! Apa kamu tidak mau menggendongnya? Berikan dia nama agar aku bisa memanggilnya dengan namanya. Sadarlah Ten baby ingin di rawat oleh mu."

Taeyong tau Ten tidak sadarkan diri setidaknya Ten bisa mendengar nya dan secepatnya membuka mata, Taeyong sangat merindukan temannya sangat.

Suara pintu terbuka memperlihatkan namja cantik yang sudah terpaut usia.

"Taeyong makan dulu! Tante sudah membawakan mu sarapan sayang. Biar Tante saja yang memegangnya." Namja cantik yang bernama Tante Luhan menggantikan posisi Taeyong agar keponakannya bisa sarapan terlebih dalu.

Jangan lupakan Taeyong yang sedang mengandung, usia kandungan yang sebentar lagi melahirkan. Sebenarnya Luhan tidak mengizinkan Taeyong menjaga Ten tapi dengan kekeh Taeyong membatah nya ingin menjaga Ten. Jadinya Taeyong memiliki ranjang di sebelah Ten, untung saja ruangan itu VIP dan yang memiliki rumah sakit itu adalah kenalan tantenya jadi di izinkan.

Taeyong bukanya menuruti perkataan Luhan Taeyong malah melihat si mungil yang sedang menyusu dan melihat Ten yang terus menutup matanya.

"Tante apa Ten tidak menyayangi anaknya?" Pertanyaan Taeyong membuat Luhan terkekeh.

"Tidak ada sayang, ibu yang tidak menyayangi anaknya. Seorang ibu akan terus berjuang untuk buah hatinya." Jelas Luhan.

"Terus mengapa Ten tidak membuka matanya?" Luhan menatap lekat wajah Taeyong.

Luhan sangat paham jika Taeyong merindukan sahabatnya dan sangat menghawatirkan keadaan Ten.

"Kita harus banyak berdoa sayang agar Ten cepat sadarkan diri."

.

Di sebuah bandara yang dipenuhi banyak orang. Lelaki yang sedang terburu-buru menabrak seseorang sampai membuat ponsel seseorang terjatuh.

"Maaf saya tidak sengaja" ucapnya mengambil ponsel seseorang yang tertera jalan yang yang berada di Tiongkok.

"Jaehyun!" Jaehyun yang terlalu fokus dengan ponsel seseorang itu mendongak saat namanya di panggil.

Mas Jaehyun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang