Murid Baru (Part 1)

989 88 13
                                    

"Thanks Kennie." Ucap Jin sambil turun dari motor. Mereka sekarang berada di halaman sebuah gedung sekolah yang sangat megah. Ada logo bertuliskan 'Bangtan School' tercetak mewah dan elegan di dinding gedung.

 Ada logo bertuliskan 'Bangtan School' tercetak mewah dan elegan di dinding gedung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow, jadi ini sekolah para anak orang kaya. Aku mencium aroma uang di setiap sudutnya." Kata Ken.

Jin menahan keinginan untuk memutar matanya. "Hentikan Ken. Jika tidak karena terpaksa aku juga tidak akan bersekolah disini." Suaranya terdengar sangat bosan sekarang. "Aku kesal sekali  karena tidak boleh bersekolah di tempatmu. Appa-ku sungguh tidak pengertian."

"Apa kau serius Jin? Ini SMA swasta terbaik dan termewah di kota ini. Tidak semua punya kesempatan untuk merasakan sekolah disini. Jadi berhenti merajuk sekarang dan segera masuk ke kelasmu." Ken memarahi Jin.

"Tapi aku ingin satu sekolah denganmu. Bagaimana jika tidak ada yang mau berteman denganku disini" Jin merengek.

"Tentu saja mereka tidak akan mau menjadi temanmu Jin. Karena aku yakin 1000% semuanya akan berlomba-lomba untuk menjadikanmu sebagai pacar."

"Yah, aku serius." Jin merengut.

"Aku juga sangat serius sayang. Jangan kuatir Jinnie. Semua orang benar-benar akan tercambuk oleh pesonamu."

"Pesona pantatmu."

Ken tertawa geli.

"Kau pulang jam berapa?"

"Appa bilang sekolah dimulai pukul 8 dan berakhir pukul 3.30. Aku rasa aku benar-benar akan botak bahkan sebelum mencapai usia 20 tahun." Dia menghela nafas panjang.

"Hhmm..Sekolahku bubar pukul 3 sore. Aku akan segera menjemputmu sepulang sekolah. Jadi jangan pergi kemana-mana dan tunggu aku." Kata Ken sambil melepaskan helm dari kepala Jin. Tangannya bergerak menyisir rambut Jin, merapikan rambutnya yang sedikit kusut akibat terkena angin.

"Tenang Kennie, aku tidak akan kabur kemana-mana." Dia mengedipkan sebelah matanya membuat Ken tertawa.

"Anak pintar." Ujarnya hendak mencubit pipi Jin. Namun Jin segera menampar tangannya. "Don't you dare to touch my precious face!" Sembur Jin galak.

Ken terkekeh. Dia tahu persis bahwa sahabatnya itu sangat benci jika ada yang menyentuh wajahnya. Dia mengacak-acak rambut Jin yang sudah rapi. Jin segera menjauh berusaha menyelamatkan rambutnya.

"Kennie... ." Dia mendengus kesal.

Ken terkekeh kembali.

"Maaf..maaf.. ." Dia melirik jam tangannya, jarum jam menunjukkan pukul 07.18.

"Ehm, okey Jinnie. Aku rasa aku harus berangkat sekarang. Aku ada piket kelas pagi ini."
Untung saja jarak sekolahnya tidak terlalu jauh dari sekolah Jin.

"O.K.. Bye Kennie." Jin bergerak menjauh sambil melemparkan flying kiss ke arah Ken.

Ken berlagak seolah-olah hendak pingsan karena ciuman terbang dari Jin.
Jin tertawa terbahak-bahak sambil terus berjalan.

Jeon SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang