"Serius Jin kemana saja kamu tadi malam? Aku mencoba meneleponmu hampir sepanjang malam, tapi nomormu selalu sibuk. Memangnya kamu sedang melakukan panggilan dengan siapa sih?"
Jin tertawa canggung sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
"Ehh..eh..itu..aku sibuk telepon dengan Appa-ku, dia sedang berada di Jeju. Tiga hari yang lalu kakekku berkunjung ke Seoul, jadi kemarin Appa mengantar kakek kembali ke Jeju. Aku kangen sekali pada Appaku jadi aku meneleponnya dan yaaa, kami asyik mengobrol sampai lupa waktu."
'Great, aku benar-benar pantas mendapat piala oscar.'
Dia meremas jari-jarinya yang bengkok dengan gugup. Kebiasaan ketika melakukan kebohongan.
Ehm, sebenarnya itu tidak sepenuhnya bohong. Kakeknya memang datang ke Seoul untuk mengunjungi mantan teman sekolahnya dulu yang sekarang sudah menjadi pengusaha kaya raya. Tapi untuk kalimat yang kedua itu adalah kebohongan mutlak. Karena semalam dia sama sekali tidak menelepon Appa-nya. Dia sibuk melakukan video call dengan Jungkook.
"Ya ampun kamu benar-benar anak Daddy." Hoseok meledeknya.
'Bagus, dia mempercayai alasanku.'
"Jinnnnieeeee.... ."
Jin dan Hoseok seketika berpaling ke pemilik suara lantang yang memanggil di ujung koridor sekolah.
'Sial, kenapa dia harus datang di waktu yang tidak tepat seperti ini. Sepertinya aku harus segera kabur, sebelum dia membongkar kebohonganku.'
Jin bersiap-siap hendak kabur. Namun terlambat, pemilik suara yang memanggilnya sudah berlari mendekat ke arahnya, hampir mencapai tempatnya.
"Jinnie... ." Jungkook berkata sambil ngos-ngosan.
Jin tersenyum dengan terpaksa.
"Hai Kook."
"Jin..kenapa kamu mematikan video call kita? Aku terbangun pagi ini dan panggilan kita sudah terputus, bukankah aku sudah bilang jangan matikan teleponnya."Tanpa alih-alih si kelinci melontarkan protesnya.
Jin melirik dengan gugup ke arah Hoseok. Dia memicingkan mata, dia tersenyum mengejek, sepertinya dia sudah paham situasinya.
'Gotcha'. Itulah arti senyum sarkas yang Hoseok lontarkan diam-diam ke arah Jin.
Jin tertangkap basah.
"Jinnieeee jawab... ."
'Ya Tuhan, kelinci ini benar-benar tidak memberiku kesempatan untuk bernafas.'
"Jinnnn... ."
"Waeeee???" Jin berteriak dengan kesal.
"Kenapa kamu matikan video call kita?"
"Ya ampun Kook, aku tidak mengakhiri panggilannya. Bateraiku nge-drop, aku bangun pagi ini dengan ponselku yang sudah mati."
"Oh begitu, aku pikir kamu mematikannya." Si kelinci nyengir.
"Lain kali aku tidak akan menjawab teleponmu lagi, bisa-bisanya kamu malah tidur di tengah-tengah aku bercerita." Dia protes. Tidak peduli lagi fakta bahwa Hoseok tengah memperhatikan mereka. Toh, dia sudah terlanjur tertangkap basah, jadi tidak ada gunanya untuk menutupi apapun. Ini namanya bukan spill the tea lagi, melainkan menyiramkan teh ke wajah seseorang.
Jungkook langsung memegang tangannya dan memasang muka menyesal, "Nini, aku minta maaf, aku tidak sengaja tertidur. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Janji. Nanti malam video call lagi ya? Pwwweaaasee." Dia mengerjap-ngerjapkan matanya, persis seperti anak kelinci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Seokjin
Fanfic"He is mine." Ucap Jungkook. "W-wait... sejak kapan aku jadi milikmu? Kau pikir aku ini barang?" Jin protes. Namun Jungkook tidak menggubrisnya. "Kau dengar sendiri kan Kook, dia bukan milikmu." Kata Taehyung sambil menarik tangan Jin. Jin memekik k...