"Jinjja????" Mata Jin melebar.
Jimin mengangguk.
"Omoooo...omoooo..jadi kalian kalian berdua benar-benar saling .... ???" Hobi menyatukan kedua tangannya membentuk gesture orang berciuman.
Jimin tersipu malu.
"T-tapi kapan kalian melakukan itu? Kenapa aku tidak melihatnya?" Jin bertanya dengan heboh.
"Hmm..Itu..itu saat kamu tidur di dalam kereta."
"Sial...aku melewatkan sesuatu yang sangat penting." Jin menyesali kebodohannya.
Hoseok menoyor kepala si tampan. "Kamu bodoh, bisa-bisanya kamu tertidur di waktu yang tidak tepat. Kamu jadi melewatkan kesempatan emas itu. Harusnya kamu siap dengan kamera di tanganmu untuk menangkap raut muka si kucing pemarah itu. Wah..wahh..wahhhh..aku benar-benar tidak menyangka si pucat itu bisa bersikap romantis."
Jin melotot pada Hoseok. "Aku bukan agen lambe turah sepertimu."
Jimin tertawa melihat sikap kekanak-kanakan mereka berdua.
Hoseok segera menoleh padanya.
"Apa kalian berdua menggunakan lidah saat berciuman? Apa lidah kalian saling menghisap dan membelit saat berciuman?"
Jimin tersedak ludahnya sendiri dan terbatuk-batuk, tidak menyangka sama sekali akan mendapat pertanyaan vulgar semacam itu.
Jimin segera menggerakkan tangan kanannya ke kanan dan kiri dengan panik. Dia menggeleng dengan heboh.
"Ayo, ceritakan pada kami. Aku penasaran sekali." Jin bertanya dengan semangat 45.
"T-tidak..tidak. D-dia hanya menempelkan bibirnya saja. Bibir kami bersentuhan mungkin cuma sekitar 7 detik saja." Jimin menjelaskan dengan rona merah di wajahnya.
"Yaaaahhhhh...penonton kecewa." Jin mendesah kecewa, menyandarkan bahunya kembali ke dinding.
Ya benar. Mereka bertiga sedang nongkrong di depan pintu toilet cewek di lantai dua.
"Dia benar-benar kurang pro. Tapi apa yang mau diharapkan dari kucing pemarah itu? Kamu harus lebih agresif lagi Jim." Hobi menyemangati.
Jimin menelan ludah.
"Apa kamu yakin bibir kalian cuma menempel saja? Apa kamu yakin tidak bergerak sama sekali? ayolah Chim, jangan coba-coba sembunyikan dari kami. Aku penasaran sekali." Jin menginterogasinya.
"Serius..aku tidak bohong. Itu cuma diam menempel, tidak bergerak sama sekali. Tidak seperti kamu dan Jungkook yang saling berebut lidah di dalam bar kemarin?"
'Sial, kenapa jadi aku yang kena sekarang?'
"MWOOOOOOOOOOO??? APA AKU BARU SAJA MELEWATKAN SESUATU DI SINI???" Hoseok berteriak dengan marah. "JADI KAMU DAN JUNGKOOK BERCIUMAN LAGI???? DI DALAM BAR YANG PENUH DENGAN PENONTON??? GILAAAAAAA!!!!!!!!!"
Jin segera membekap mulut Hoseok dengan tangannya.
"Sssshhhhh..pelankan suaramu!!!! Apa kamu ingin mengumumkan hal ini ke seluruh penjuru sekolah?" Jin mendesis dengan galak.
Tapi Hoseok lebih galak.
Dia segera melepaskan mulutnya dari bekapan tangan Jin. Dia lalu memukul bahu pria rampan itu.
"Singkirkan tangan kotormu itu dariku hamster nakal. Berani-beraninya kamu menyembunyikan fakta sepenting itu dariku? Ayo cepat ceritakan semuanya!!! Awas saja jika kamu berani menyembunyikan sesuatu dariku." Hoseok bersedekap dengan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Seokjin
Fanfiction"He is mine." Ucap Jungkook. "W-wait... sejak kapan aku jadi milikmu? Kau pikir aku ini barang?" Jin protes. Namun Jungkook tidak menggubrisnya. "Kau dengar sendiri kan Kook, dia bukan milikmu." Kata Taehyung sambil menarik tangan Jin. Jin memekik k...