"Hyung, kenapa berhenti?" Jungkook bertanya dengan bingung ke arah personal assistant'nya.
"Sepertinya telah terjadi kecelakaan di depan sana Tuan muda." Jawab Jackson Wang dari balik kemudi.
Jungkook mengarahkan pandangan ke jalanan macet di depan. Kekesalannya bertambah. Suasana hatinya sudah buruk akibat sesi sarapan pagi ini, dan sekarang malah semakin diperparah dengan kemacetan lalu lintas di hadapannya.
Dia mendengus kesal. Dia menyandarkan siku tangannya di kaca jendela mobil dan memandang ke arah luar jendela.
"Apa tidak ada jalan alternatif menuju ke...... ."
Dia terkesiap sekarang. Untuk beberapa detik dia lupa cara bernafas. Tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Dadanya berdebar. Dia merasakan jantungnya berdetak dengan kencang. Untuk sesaat dia berpikir dia telah mendapat serangan jantung. Dia menempelkan kedua tangannya diatas dada. Jika serangan jantung harusnya menyakitkan. Tapi ini indah. Rasanya menyenangkan. Jantungnya berdenyut dengan penuh semangat karena lonjakan kegembiraan. Bagaimana cara menggambarkannya dengan kata-kata? Ini semacam euforia.
Dia tidak berkedip melihat sepasang mata almond cokelat yang sibuk menatapnya.
Tidak benar!!! Mata indah itu bukan sedang menatapnya. Sepertinya dia sibuk berkaca.
Ya, dia melihat seorang malaikat yang sekarang sedang sibuk menata poninya yang sepertinya berantakan karena helm yang dipakainya.
Tunggu, sejak kapan malaikat memakai helm. Dia merutuki kebodohannya. Tapi kalau bukan malaikat lalu makhluk apa dia?
Selain kata 'malaikat' dia tidak punya ide lain untuk mendefinisikan jenis makhluk apa di balik kaca itu. Bukankah seperti dalam cerita-cerita selalu dikisahkan bahwa malaikat selalu identik dengan keindahan dan kecantikan? Entahlah, dia sendiri juga belum pernah bertemu dengan malaikat sebelumnya.
"Hyung, does a handsome man really exist?" Dia akhirnya berhasil menyusun sebuah kalimat yang lengkap.
"Mwo?" Asisten pribadinya menatap ke kursi penumpang dibelakangnya dengan bingung.
Jungkook tidak menanggapi ekspresi bingung Jackson. Dia terlalu fokus mengamati kecantikan di balik jendela. Terlihat sesekali dia mencebikkan bibir montok merah cerinya. Tapi kemudian tersenyum manis terlihat puas dengan penampilannya.
Jungkook memperhatikan dia memiliki hidden dimple saat kedua ujung bibirnya sedikit terangkat ke atas."Kyeopta"... . Tanpa sadar kata itu lolos dari bibir Jungkook yang membuat si asisten semakin bingung melihat tingkah laku bos mudanya. Tapi kemudian dia mendesah kecewa ketika melihat motor si tampan nan cantik itu melaju ke depan menjauh darinya.
□□□
"Apa yang kau lakukan Jin?" Tanya Ken. Dia melirik dari spion motornya, Jin terlihat sibuk berkaca di jendela mobil Mercedes Benz Maybach versi terbaru berwarna onix black yang berhenti tepat di samping motor yang mereka kendarai.
"Aku sedang membenahi poniku."
"Dasar narsis." Ken terkekeh.
"Hentikan Jin. Kau akan menakuti pemilik mobil. Dia akan berpikir ada orang narsis gila yang sedang berusaha menguntitnya." Cibir Ken.
"Yang ada orang di dalam mobil mungkin sekarang sedang terpesona oleh ketampanan si narsis gila ini." Balas Jin sekenanya.
Ken tertawa. Dia memperhatikan mobil itu memiliki kaca riben gelap, sehingga sulit untuk menembus melihat ke dalam. Dia melirik Jin kembali. Dia masih sibuk dengan rambutnya. Jadi untuk menggodanya, dia menarik gas motornya secara tiba-tiba membuat Jin memekik kaget, dia otomatis melingkarkan lengannya di punggung Ken. Motor itu sekarang berhenti tepat di depan mobil onix black tadi. Mereka masih belum bisa melaju ke depan karena kemacetan yang parah. Jin segera memukul bahu Ken tepat setelah motor itu berhenti. Dia sangat kesal karena kaget dengan pergerakan motor yang tiba-tiba. Ken sangat usil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeon Seokjin
Fanfiction"He is mine." Ucap Jungkook. "W-wait... sejak kapan aku jadi milikmu? Kau pikir aku ini barang?" Jin protes. Namun Jungkook tidak menggubrisnya. "Kau dengar sendiri kan Kook, dia bukan milikmu." Kata Taehyung sambil menarik tangan Jin. Jin memekik k...