Nightmare

864 98 49
                                    

Jungkook POV

Mingyu memutar kepalaku secara tiba-tiba. Leherku terpelintir. Aku rasa aku mengalami kram. Aku harus meninju tangannya karena berani-beraninya membuatku mengalami kaku leher. Namun ketika aku hendak melepaskan diri, dia memegangi kepalaku erat-erat, memaksaku menghadap ke arah pintu.

"Jeon Seokjin." Sahabatku berbisik di telingaku.

Aku melihatnya.

Dan aku membeku.

Dia berdiri disana.

Kekasihku.

Cantik...

Tidak..tidak..cantik adalah kata yang terlalu sederhana untuk menggambarkannya.

Aku bahkan tidak berhasil menemukan kata yang bisa menggambarkan betapa indahnya dia.

Pakaiannya terlihat sangat luar biasa malam ini, itu memeluk tubuh ramping dan proporsionalnya dengan sangat anggun. Pakaiannya terlihat sangat cocok dan pas melekat di tubuhnya. Aku tahu kekasihku selalu tampan. Tapi malam ini dia berbeda. Aku merinding. Adakah sesuatu yang dia sembunyikan dariku. Dia seperti sedang membuka tabir. Mengupas lapisan kulit luarnya untuk menunjukkan warna aslinya. Ini bukan seperti cinderella yang dimake over agar terlihat cukup pantas untuk menghadiri sebuah pesta kerajaan. Ini malah sebaliknya. Justru kenapa selama ini dia malah terlihat seperti pangeran dari negeri dongeng yang berusaha menyamar menjadi rakyat jelata agar bisa berbaur dengan para rakyatnya. Dan malam ini seolah-olah dia pada akhirnya memutuskan untuk mengungkap kelasnya yang sebenarnya. Hal ini membawa semacam getaran perasaan aneh di hati Jungkook.

Aku berusaha menepis prasangka itu dari sanubariku. Mungkin ibunya terlalu bertalenta sehingga bisa menciptakan pakaian yang sangat luar biasa seperti itu. Atau apakah mungkin pada akhirnya Hoseok memutuskan untuk mentraktirnya sebuah pakaian dari department store-nya. Aku dengar orang tuanya adalah pemilik salah satu mall mewah di daerah Gangnam.
Entahlah.

Aku menggelengkan kepalaku berusaha untuk mengusir kabut yang menyelimuti otakku. Masa bodoh..mau pakai baju dari Eommanya kek..baju yang dibelikan Hoseok kek..aku tidak perlu ambil pusing. Dia akan selalu terlihat tampan dan luar biasa dengan apapun yang dikenakan di tubuhnya. Sejenak aku berpikir, seperti apakah jika dia tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya. Itu pasti akan jauh lebih baik dan jauh luar biasa. Aku tidak bisa menahan senyumku. Eitsss..jangan katai aku sebagai orang mesum. Coba sehari saja punya pacar seperti Jinnie-ku, aku akan meminjamkan kalian blackcardku jika kalian bisa menjaga otak kalian tetap waras dan tidak kotor.

Tidakkkk...tidakkkkk!!!! Aku cabut kembali kata-kataku. Jinnie hanya milikku seorang. Aku tidak akan pernah meminjamkannya walau hanya untuk sehari.

Jinnie milikku seorang. Hanya milikku.

Mine is mine.

KIM SEOKJIN ADALAH KEKASIH JEON JUNGKOOK.

Titik. Tidak ada koma!!!!!

Kalian cari pacar kalian sendiri!!!!

Ya Tuhan aku benar-benar membuang-buang waktu saja. Aku kembali memusatkan kembali perhatian otak, tubuh,jiwa dan rohku terhadap kecantikan yang masih berdiri disana. Aku tersenyum. Dia sangat merona. Dia sangat menggemaskan ketika sedang tersipu malu. Merah muda yang cantik pertama-tama akan muncul dan menghiasi pipinya yang seputih susu, itu akan bergerak menjalar ke telinganya dan akan menyebar ke leher dan tulang selangkanya. Siallll,,,aku benar-benar ingin merobek pakaiannya. Aku sangat penasaran kemana lagi kemerahan itu bergerak menyebar. Aku ingin melihat semuanya.

Ya Tuhan aku butuh Eommaku sekarang. Biasanya dia punya sendok untuk memukul kepalaku jika otakku mulai aneh-aneh. Aku menarik nafas panjang. Berusaha menenangkan otak kotorku.

Jeon SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang