Miyeok Guk

935 96 68
                                    

"Yaaahhhh...apa kau benar-benar sesenang itu?" Jungkook bertanya sambil mengikuti langkah ringan Jin di koridor sekolah.

Jin mengangguk sambil tersenyum penuh bahagia.

Jungkook geleng-geleng kepala keheranan melihat tingkah Jin. Dari tadi bayi hamster itu melompat-lompat kegirangan sambil tidak henti-hentinya memainkan medali yang dikalungkan di lehernya.

Ya benar sekali. Itu adalah medali yang mereka peroleh karena berhasil memenangkan perlombaan lari gendong estafet kemarin. Jadi pagi ini, kepala sekolah mengumpulkan murid-murid di hall utama, memberi pidato singkat yang berisi ucapan apresiasi terhadap partisipasi semua murid dalam rangka merayakan ulang tahun sekolah. Tidak lupa setelah selesai memberi pidato, kepala sekolah mulai memanggil para pemenang lomba untuk maju kedepan dan menerima hadiah. Tentu saja pasangan JinKook termasuk yang maju ke depan untuk dikalungi medali dan mendapat tiket gratis mengunjungi Alive Museum Seoul. Jin mengingatkan dirinya sendiri agar sepulang sekolah nanti memberikan tiket tersebut kepada Namjoon. Hyung-nya adalah penggila barang-barang museum. Namjoon pasti akan menyukainya. Dia juga sempat berpikir untuk meminta tiket Jungkook dan memberikannya pada Hoseok. Dia benar-benar tidak menyerah untuk menjadi mak comblang meskipun percobaan pertamanya kemarin untuk calon pasangan jimin dan yoongi gagal total dan berakhir dengan divonisnya Jimin menderita claustrophobia akut.

"Tentu saja aku sangat bahagia. Ini medali pertama kita. Aku akan menyimpan baik-baik medali ini."

"Aku bahkan tidak yakin apakah ini emas asli Jin." Katanya sambil mengamati medali di tangannya.

"Aku tidak peduli. Yahhhh..Jeon Jungkook jangan pernah berpikir untuk membuangnya. Awas saja kalau kau berani melakukannya. Akan kujitak kepalamu." Ancam Jin dengan nada bersungguh-sungguh.

Jungkook menghela nafas. "Apakah mereka tidak bisa membuat medali yang lebih baik dari ini. Kualitasnya buruk sekali."

Jin tersenyum. "Ini bagus tahu."

Jungkook geleng-geleng kepala melihat tingkah Jin. Andai saja Jin tahu berapa harga medali jelek tersebut. Mungkin itu adalah medali termahal yang pernah dilihat Jungkook. Jungkook menarik nafas panjang, dia teringat nominal yang menghilang dari blackcard miliknya akibat ulah ketiga temannya kemarin. Tapi tidak apa-apa, Jungkook tidak merasa rugi. Asal Jin bisa tersenyum bahagia, tidak peduli sebesar apapun jumlah yang harus dikeluarkan, Jungkook akan melakukannya dengan sukacita.

"Yahhhh....Jeon Jungkook." Jin dan Jungkook menoleh ke asal suara di belakang mereka.

Bagus... pemilik suara itu adalah tersangka utama yang menghabiskan banyak nol di blackcard miliknya.

"Kenapa teriak-teriak?" Jungkook memarahi Mingyu.

"Coach Jang Hoon memanggilmu. Sepertinya beliau ingin membahas strategi untuk pertandingan basket bulan depan."

Jungkook mengangguk mengerti lalu segera menoleh pada Jin.

"Sorry Jin, aku harus pergi untuk menemui pelatihku."

"Oke Kookie, sampai jumpa lagi nanti di kelas." Jin melangkah pergi sambil melambaikan tangannya.
"Kookie...uuncchhhh so sweetnya." Ledek Mingyu.

Jungkook segera memukul kepala sahabatnya.

"Aduhhhh..sakit Kook." Dia mengusap usap kepalanya.

"Makanya jadi orang jangan usil." Jungkook memandang sebentar medali di tangannya lalu melemparnya ke arah Mingyu yang kelimpungan menangkapnya akibat gerakan yang dilakukan secara tiba-tiba. "Simpan itu untukku. Aku akan menemui pelatih dulu. Awas...Jangan sampai hilang."

Jeon SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang