[ Yang mau bacaan ringan, silahkan mendekat ]
Ramadan, bulan suci yang begitu banyak dilimpahi oleh rahmat dan kasih sayang-Nya, siapa sangka juga membawa berkah cinta untuk Haura Insiyyah.
Berawal dari beberapa insiden di sebuah masjid ketika akan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Permadani hitam masih konstan menghiasi langit. Desir angin yang merambat dari tingkap terbuka seolah berbisik lembut. Detak jarum tepat menunjuk angka tiga dan dua belas. Waktu bagi Khaizan terjaga, mengerjakan kegiatan rutinitasnya pada sepertiga malam.
Kali ini terasa berbeda, karena Khaizan tak akan melakukan kebiasaannya itu sendirian. Ada Insi, istri tercinta yang akan menemani dalam menuju perjumpaannya kepada Sang Ilahi.
Sebelum membangunkan Insi yang masih terbuai di pulau kapuk, Khaizan mengamati rupa gadis itu terlebih dahulu. Pahatan wajah simetris, pun surai ikal sepundak menjadi sebuah perpaduan yang sangat elok untuk dipandang mata. Belum lama ini Khaizan selalu mendapati tembok dingin kamarnya bila bangun tidur, tapi sekarang tiap kali membuka mata, ia langsung disuguhi pemandangan cantik dari istrinya.
"Haura." Pelan-pelan Khaizan menepuk pipi Insi. "Salat dulu yuk, setelah itu baru kita sahur."
Sungguh hebat. Insi yang biasanya amat susah dibangunkan, hanya dalam hitungan detik langsung tersadar. Insi merenggang, sehabis itu meracau dalam kondisi mata yang masih berat terbuka. "Salat? Emang udah subuh, ya?"
"Salat tahajud."
Alih-alih bangkit sendiri, Insi menjulurkan kedua tangan, bermaksud meminta bantuan Khaizan untuk menariknya hingga terduduk. Namun bukan menarik, Khaizan justru membopong tubuh sang Istri ala bridal style. Mungkin karena kesadaran Insi belum utuh, tindakan Khaizan itu sama sekali tak mempengaruhinya. Khaizan menurunkan Insi tepat di depan keran air. Tanpa ada protes sedikit pun, gadis itu terhuyung-huyung mengambil wudu.
Lima menit berlalu, sepasang suami-istri tersebut telah siap berdiri menghadap ke arah kiblat. Khaizan baru akan mengumandangkan takbir, sang Istri buru-buru mencegah. Jujur saja, Insi bahkan tak pernah melakukan salat Tahajud, apalagi tahu niatnya. Tanpa rasa malu Insi mengutarakan hal tersebut kepada Khaizan.
Khaizan kemudian begitu sabar menjelaskan bagaimana tata cara menunaikan salat Tahajud. Sementara, Insi dengan wajah lusuhnya telaten memperhatikan seraya sesekali mengangguk.
"Jadi sama saja seperti salat pada umumnya, yang membedakan hanya jumlah rakaat dan juga niatnya," ujar Khaizan di akhir penjelasannya.
Khaizan juga tak lupa menjelaskan tentang keutamaan dari salat tersebut. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Kerjakanlah salat malam, karena salat malam itu kebiasaan orang-orang yang shaleh sebelum kamu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, juga sebagai penebus pada segala kejahatan (dosa) mencegah dosa serta dapat menghindarkan penyakit dari badan." (HR Imam Tirmizi & Ahmad)
Merasa sudah paham, Insi manggut-manggut. Membuat Khaizan kembali ke posisi semula. Sejenak laki-laki itu menoleh. "Sudah siap?"