Impian sumbang mahram kini tercapai-Deni

975 15 0
                                    

Ayahku berumur 48 tahun sementara ibuku berumur 45 tahun. mereka menikah tua entah karena apa atau alasan tertentu, akupun tidak pernah melihat adik atau kakakku sampai aku menulis cerita ini. Benar aku anak satu- satunya dari pernikahan mereka walau semenjak kecil sampai sekarang aku di manjakan, aku berusaha tetap tidak menjadikan itu sebagai alasan utuk mendapatkan apapun dari kedua orang tuaku. Semenjak aku di bangku sekolah dasar, diriku merasa ada yang berbeda, ketertarikan ku tidak hanya kepada lawan jenis, tetapi sesama jenis pun sempat ada dan aku rasakan. Berawal dari aku menyukai sampai ada perasaan aku menyayanginya, aku membantah diriku bahwa diriku menyukai sesama jenis, tapi betapa kuatnya rasa birahi ini terutama melihat pria dewasa atau umuran tua yang aku lihat disekitar tidak dapat aku pungkiri.

Walau aku tetap menjaga dan merahsiakan ini dari semua, nafsu ini kadang tidak dapat di bendung, nyatanya saat bapaku sedang berada dekat di sisiku, karena bapa sering menggunakan celana pendek, tidak jarang aku suka mencuri curi pandang untuk melihat kontolnya dan buah zakar yang menjendol dan menjiblak di celana bapaku. Jujur badan bapaku gempal seperti badan pria tua lainya sehat dan sedikit berlemak, bulu bulu tipis di tangan kaki dan dadanya sempat membuatku sangat penasaran dan birahi, tidak hanya itu saat ada kesempatan bapakku mengangkat kedua tanganya napsukupun langsung naik ketika melihat jelas ketiak bapa yang berbulu hitam itu, tidak hanya pernah tapi sering aku membayangkan aku dapat bersama bapaku untuk saling menikmati tubuh kita di dalam kamar berdua. filmbokepjepang.com

Mencoba untuk mengintip bapa di kamar mandi dan berpura-pura mengambil barang di kamar bapa saat bapa mengganti pakaian adalah saat dimana kesemptan baik untuk ku, memang aku aga nekad untuk melakukan seusatu, walau aku tetap menjaga situasi dan melihat kondisi, kejadian itu sangat membuat diriku puas, tapi perasaan ini terus menggebu-gebu, memaksa untuk melakukan yang lebih sampai aku bisa merasakan dan mendapatkan apa yang aku mau, kontol hitam milik bapaku ini sangatlah istimewah bagiku, dengan bulu kemaluan yang tipis berwarna hitam pekat serta buah zakar yang besar dalam keadaan lemaspun aku melihat begitu besarnya dan kuatnya batang kontol milik bapaku ini, entah kapan aku dapat melihat kontol bapaku dalam keadaan tegang dan dapat kunikmati.

Sampai suatu hari, ibuku kembali ke kampung karena nenek / ibu dari ibuku sedang jatuh sakit, semnetara aku sibuk dengan sekolahku dan bapa menjaga rumah, akhinya ibu pergi sendiri dan berencana untuk tinggal beberapa hari di sana. Entah dari mana pikiran ku saat itu, saat pulang kerumah dari sekolah, siang itu aku segera masuk ke kamar dan berganti pakaian, berniat untuk pergi kedapur, aku melihat bapa sedang santai membaca koran di ruang tamu, akupun segera menghampiri dan menawarkan pijat kepadanya. Hujanpun mulai turun dari mendung tadi saat aku masih di sekolah. Tanpa menolaknya bapaku menerima ajakan itu, karena aku sering memijat bapa ketika ada waktu luang.

Saat bapaku rebahan dan aku siap untuk memijit, napsu birahi ku seakan memuncak dan memberikan ide-ide gila untuk aku lakukan, seperti biasa aku pijat dari kedua kakinya dengan mengoleskan minyak, akupun tidak kuasa untuk menikmati setiap bagian-bagian tubuh bapaku sendiri, urat-urat dikaki dan pahanya sangat aku nikmati, dalam keadaan kontolku tegang dan napsu birahi ini terus naik, aku sarankan bapa untuk membuka bajunya dan celenanya sampai dia hanya menggunakan kolor berawarna putih, bapaku melakukan itu semua mungkin karena tidak ada persaan atau pikiran negatif kepadaku, sementara aku sedang berusaha untuk bagaimana membuat bapaku bisa aku nikmati seutuhnya.

Terbawa oleh permbicaraan santai kita berdua, bapakupun sangat menikmati pijatan dari tanganku ini, dia tidak merasa canggung atau risi dari awalku memijat kaki paha dan pantatnya, betapa puasnya aku saat dimana aku terus menerus memijat dan menikmati badan bapaku sendiri, dalam selingan selingan pijat itu aku sempatkan untuk memaikan jari di sela sela pantat dan pahanya, sungguh bagus sekali badan badapku ini di pikiranku, sampailah akhirnya aku memijat tanganya, kepalan tangan yang kuat dan otot yang sedikit berlemak semakin membuat diriku tidak karuan, apalagi saat dimana aku bisa memijat ketiak dan menyentuh bulu bulunya, aroma yang keluar dari ketiaknya sungguh benar benar jantan dan membuat diriku ingin menjilati dengan lidah ku yang sudah tidak kuat menahan lagi, sayang sekali jika aku menyelesaikan sampai disini pijatanku.

NaluriWhere stories live. Discover now