Siti Aminah melenguh dan memejamkan matanya saat harapannya terkabul. Johannes tak memprotes atau menolaknya, lidahnya menjilat tepat pada bibir vaginanya, dan Siti Aminah semakin basah dengan cairan gairahnya. Dengan sebelah tangan yang masih memegang jubahnya ke atas, dan yang satunya lagi menekan wajah suaminya ke vaginanya yang terbakar, dia mulai menggoyangkannya perlahan. Ini terasa di syurga. Libidonya makin terbakar apabila menyedari pergumulan mereka dilakukan di benua asing. Dia mengerang saat lidah Johannes memasuki lubangnya, dan lidah itu mulai bergerak, menghisap bibir vaginanya, menjilati kelentitnya, waja Johannes comot dengan cairan kewanitaan isterinya.
Semakin Siti menggelinjang, semakin keras pula Johannes menghisapnya.
"Oh ya... jilat vaginaku... buatku orgasme... kumohon..." ujarnya.
Perasaan salah akan apa yang mereka perbuat di saat tempoh berkabung membuat Siti dengan cepat meraih orgasmenya, dan hampir saja dia rebah menimpa Johannes. Ini bukan seperti orgasme yang biasa diraihnya, ini seperti rangkaian ombakyang membaluti tubuhnya, merenggut setiap sel kenikmatan dari dalam tubuhnya.
Cairan Siti terasa nikmat pada lidah Johannes, dia menjilat dan menghisap vaginanya seperti seorang lelaki yang kehausan. Penisnya terasa sakit dalam celananya, cairan pre cum nya membasahi bagian depan seluarnya.
Siti kembali mengeliat, lalu dengan perlahan bergerak mundur, membiarkan jubahnya menutupi ayah Danial. Lalu dia membuka zip di bahagian belakang jubahnya serta membiarkannya jatuh menuruni tubuhnya.
Misinya hanya satu, iaitu mendapatkan adik kepada Danial. Dia melangkah keluar dengan hanya mengenakan kasut bertumit tingginya, bra, dan tentu saja stocking. Siti tersenyum padanya, vaginanya berkilat dengan cairannya.
"Aku akan ke kamar mandi untuk membetulkan make-up, kalau abang memerlukan sesuatu..." katanya dengan mengedipkan matanya. Johannes menatapnya melenggang dan menghilang di balik pintu, begitu feminim dan menggoda. Hanya beberapa detik kemudian dia menyusulnya.
Saat dia memasuki kamar mandi dan berdiri di depan sebuah cermin di atas washtafel, dan sudah mengenakan sebuah celana dalam berwana putih. Johannes tahu kalau ini adalah salah satu godaannya yang manis, dan dia telah siap untuk bermain bersamanya.
Johannes melihatnya masuk, dan dengan sebuah gerakan yang cantik Siti membuka lebar pahanya. Johannes melangkah ke belakangnya, mata mereka saling terkunci dalam masing-masing bayangannya dalam cermin. Tangan Johannes bergerak ke bagian depan tubuhnya, menggenggam payu daranya yang masih ditutupi bra. Siti hanya tersenyum.
Johannes memandangi bagaimana bibir Siti yang membuka saat bicara, mendengarkan hembusan hangat nafasnya, seiring dengan tangannya yang meremasi payudaranya dalam balutan bra.
"Buktikan kejantanan abang!"
Siti menggigit bibirnya dan mendorong pantatnya menekan penisnya yang mengeras.
"Aku dah tak sabar," bisiknya.
Sejenak kemudian Siti merasakan tangan suaminya berada di belakangnya saat dia melepaskan sabuk dan membiarkan celananya jatuh turun. Dengan mudah tangan Johannes menarik celana dalamnya ke samping. Siti menarik nafas dalam-dalam saat dia merasakan daging kepala penisnya menekan bibir vaginanya yang masih basah.. Dia mengerang dan memegangi tepian washtafel saat dengan perlahan Johannes mulai mendorongkan batang penis itu memasukinya. Siti merasakan bibir vaginanya menjadi terdorong ke dalam, merasakan dinding bagian dalamnya melebar untuk menerimanya.
"Oh sial!! Yes abang. Come on... beri aku yang terbaik untuk merayakan kehadiran ke bumi asing ini," ucapnya.
Siti lebih membungkuk ke bawah, dan merasakan tangan Johannes pada pinggulnya. Dia mencengkeramnya dengan erat dan mulai memompanya keluar masuk. Mereka sedar akan terlambat menghadiri upacara pengebumian, tapi Johannes memastikan vagina wanita itu benar-benar berdenyut menghisap sehabis persetubuhan keras yang lama. Siti mengerang dan menjerit dan bergoyang pada batang penis itu, mengimbangi gerakannya. Mereka saling memandangi bayangan mereka berdua di dalam cermin saat menyalurkan nafsu terlarang mereka.
Siti merasa teramat sangat nakal, disetubuhi dengan layak dan keras oleh suaminya tepat sebelum upacara persemadian mertuanya. Johannes merasakan vaginanya mengencang pada batang penisnya, dan kali ini, dia merasa seluruh tubuh Siti mengejang sepanjang orgasmenya. Wanita ini adalah pemandangan terindah yang pernah disaksikannya, punggungnya melengkung ke belakang ke arahnya seperti sebuah busur panah yang direntangkan, matanya melotot indah, mulutnya ternganga dalam lenguhan bisu. Johannes bahkan dapat merasakan pancaran dari orgasmenya menjalari batang penisnya saat dia tetap menyetubuhinya.
Dia telah membuatnya mendapatkan orgasme seperti ini selama tiga kali, hingga dia nyaris rubuh di atas washtafel, menerima hentakannya, vaginanya hampir terasa kelelahan untuk orgasme lagi. Tapi Johannes tahu bagaimana membawanya ke sana.
"Kamu mengharapkan spermaku, iya kan, Siti? Kamu ingin agar aku mengisimu dan membuat vaginamu terlumuri spermaku yang sudah mengering?"
"Oh ya... yaaa!" wanita itu mulai kesulitan bernafas, dan Johannes dapat merasakan lubang vagina makin menyempit lalu dia melesakkan batang penisnya sedalam yang dia mampu, dengan setiap dorongan yang keras, dan segera saja dia merasakan sensasi terbakar itu. Siti tahu dia tak mampu menahannya lebih lama lagi. Tepat saat penis Johannes melesak jauh ke dalam vagina isterinya, menyemburkan cairan sperma yang banyak ke dalam rahimnya, dia merasakan tubuh Siti menegang dan orgasme untuk sekali lagi.
Dicabutnya batang penisnya keluar, menyaksikan lelehan sperma yang mengalir turun di pahanya menitis atas lantai. Johannes tersenyum. "Aku akan menunggu di mobil, Siti..."
Perlahan Siti bangkit, masih menggelenyar karena sensasi itu, wajahnya memerah, lututnya lemah, vaginanya berdenyut dan bocor. "Mmm, baiklah abang."
Dia memutuskan untuk melakukan "tradisinya" dan dan mengorek sperma ayah Danial dari lubang bontotnya dengan jari tangan kirinya yang dilingkari oleh cincin berlian pemberian Johannes.
"Danial, mama dan papa akan hadiahkan kamu adik." Sememangnya itulah tekad Siti Aminah.

ANDA SEDANG MEMBACA
Naluri
Tâm linhNaluri. Itulah ciri khas yang dimiliki setiap insan dalam menentukan destinasi hidupnya. 1 Mohd Danial Sinclair Pelajar sekolah menengah dari latar belakang keluarga berada. Sikap nerd Danial berubah apabila beraksi di ranjang. 2 Rahul Singh Cikgu...