2

450 28 0
                                    

- Senin Pagi, Perjalan Sekolah -

Harun tidak sengaja melihat cewek dengan seragam yang sama dengan miliknya. Sepertinya motornya mogok, melihatnya yang celingukan dengan HP di telinga.

"Oy, kenapa motor lu?"

Gadis itu menengok ke arah sumber suara, Harun berhenti di sebelah motornya yang mogok. Harun mematikan mesin motornya, melepas helm dan turun dari ata motornya. Berjongkok di sebelah motor siswa satu sekolahnya, memeriksa apa yang salah dengan motor gadis itu.

"Ini mah mesti dibawa ke bengkel, olinya perlu diganti. Lu ada kenalan orang bengkel? Atau lagi nelfon orang buat ke sini?"

Gadis itu masih terdiam, tidak merespon apapun perkataan Harun di depannya. Masih berusaha menelfon orang di sebrang sana.

"Oy, denger ga?"

"Apa sih lu, ay oy ay oy mulu dari tadi? Gue punya nama ya." Gadis itu menjawab dengan sewot. Harun heran, nih cewek dibantuin masih aja nyolot.

"Iya gue tahu. Jadi, Karin mau bareng ga? Bakal lama kalo ditungguin, entar telat. Motornya dititip di warung itu aja. Entar pulang sekolah gue temenin ke bengkel."

Harun berbicara panjang lebar, iya, gadis itu adalah Karin. Cewek satu sekolahnya yang ia labeli dengan cewek judes tukang marah-marah. Terbukti kan, sedang ditolong saja bukan berterimakasih malah sewot. Batin Harun.

"Ckk yaudah, gue nebeng lu aja. Bensinnya ntar gue ganti."

Harun tidak menjawab, ia mendorong motor Karin ke arah warung terdekat, menitipkannya dan mengatakan bahwa akan ia ambil sepulang sekolah.

"Ayo naik, keburu makin telat."

"Iya, bawel ah."

"Diih."

Harun berdecih, menjalankan motornya ngebut karen mengejar waktu agar tidak terlalu telat datang ke sekolah. Untungnya Harun dana Karin tiba tepat sebelum gerbang ditutup.

Karin turun tergesa, berlari ke kelasnya tanpa pamit bahkan berterimakasih pada Harun. Harun sih tidak Heran lagi, sudah cocok memang image Karin dengan titel cewek cantik tapi judes itu.

- Pulang Sekolah -
"Mau kemana lu?" Arsa kepo kok Harun bukannya ke arah parkiran malah jalan ke area kelas IPA.

"Mau ke kelas Wina."

"Ngapain? Wina ada eskul kali gabisa lu ajak pulang bareng apalagi ngedate." Arsa sedikit ngegas, agak was-was Wina kepincut Harun si buaya darat.

"Santai Sa, gue mau ketemu temennya Wina bukan Winanya kok. Kalem." Harun menepuk pelan dada Arsa dengan punggung tangannya.

"Ooh, bilang dong."

"Makanya nya--".

"--Ssst, gausah sok ngasih nasehat pake jurus buaya darat lu. Gue pulang, bye!"

Harun terkekeh, dasar temen tsunder. Dikasih tau ga pernah mau denger. Lama-lama dia gebet juga itu si Wina biar nangis sekalian itu si Arsa.

"Eh Harun, tumben ke kelas gue, Arsa mana?" Wina menyapa Harun yang berdiri di depan kelasnya.

"Cowok lu dah balik tuh, ngambek dia."

"Lu pasti jahil lagi ya?"

"Dih kata siapa?"

"Kata Arsa lah, katanya lu suka jahil." Wina sedikit berbisik seolah sedang membicarakan sebuah rahasia.

"Dih cowok lu aduan, ga like gue. Putusin aja Win."

"Bener ya kata Arsa lu becandanya ga lucu. Dibilang gue sama Arsa cuma sahabatan, lu selalu aja bilang Araa cowok gue."

"Iya tah? Terus cowok lu siapa dong? Mas cantik gini ga punya pacar, sayang banget."

PLAYERS - Haruto X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang