16

434 13 3
                                    

Setelah liburan singkat di villa, semuanya kembali normal seolah kejadian di villa tidak berarti apa-apa bagi hubungan keempat remaja. Harun, Karin,Wina, dan Arsa. Meski begitu, Harun makin gencar mepet pacarnya yang memang rasanya makin ngambekan. Apalagi sekarang Minggu terakhir class meeting dan masih ada beberapa remedial yang makin membuat Harun cukup kelimpungan.

"Karin, susah banget sih ditemuin. Kenapa tadi berangkat duluan? Kan aku udah bilang bakal jemput."

"Kamu lama, yaudah aku berangkat sendiri."

"Aku bangun kesiangan. Kamu marah?"

"Ngga. Aku mau ke kelas ada tugas tambahan buat nilai fisika."

"Aku juga banyak remed, Rin. Butuh semangat nih."

Karin menatap Harun sebagai tanya, Harun menarik Karin ke arah area toilet yang sepi dan jarang dikunjungi siswa.

"Mau ngapain?"

"Mau ngecas, biar semangat."

"Ini di sekolah, Harun."

"Ya emang kenapa?"

Tubuh Karin sudah mepet di tembok, terhimpit oleh tubuh jangkung Harun.

"Sepi Yang di sini, ga akan ada yang liat."

"Harun awas ih!" Karin mencoba mendorong tubuh Harun.

Harun mencoba mencium bibir Karin namun Karin berpaling hingga bibir Harun mendarat di pipinya.

"Kenapa ga mau aku cium?"

"Ini di sekolah, aku mau ke kelas."

Karin segera berjalan cepat, menjauh saat Harun menjaga jarak setelah penolakan Karin.

Harun bersandar di luar toilet dan melihat seseorang keluar dari salah satu bilik.

"Astaga!" Siswi yang baru keluar dari bilik toilet berjengit kaget karena ternyata masih ada Harun di luar. Ia kira sudah aman.

"Kak Harun sorry, aku ga akan bilang siapa-siapa kak Harun sama kak Karin mesum di toilet."

"Maksud lu?"

"Ngga, maksudku--. Maaf kak, aku ga sengaja."

"Lu Hanni, kan?"

"Hah?"

"Gue inget lu yang suka ngasih gue susu."

"Iya kak." Siswi yang ternyata bernama Hanni itu menunduk.

"Gue minta lu tutup mulut soal kejadian barusan. Oke?" Tidak ada jawaban dari adik kelasnya.

"Gue anggap lu paham."

"Kak Harun, tunggu!" Hanni memegang pergelangan tangan Harun dan Harun menaikan sebelah alisnya sebagai tanda bertanya.

"Aku suka sama kak Harun. Aku juga akan jaga rahasia, dan soal kejadian barusan--"

"Kenapa? Mau lu sebarin?"

"Kalo kak Harun ga keberatan aku bisa bantu."

"Bantu apa maksudnya?"

Hanni menarik tangan Harun ke dalam toilet dan masuk ke salah satu bilik.

"A-aku harus ngapain?"

"Serius? Lu narik gue ke sini tapi ga tau mau ngapain?"

Harun mencoba membuka pintu toilet tapi dihalangi oleh Hanni.

"Minggir, gue mau keluar!"

Hanni menggeleng ribut, ia tidak mau melewatkan kesempatan untuk berdekatan dengan Harun walaupun dengan cara yang terbilang ekstrim. Harun kemudian menghimpit tubuh Hanni ke pintu.

PLAYERS - Haruto X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang