14

450 18 0
                                    

Acara bakar-bakar yang sudah direncanakan Arsa berjalan lancar, toh mereka hanya menikmati hasil bakaran yang dibuat mang Jarwo. Adanya dua pemuda dan dua gadis tidak berarti apa-apa, mereka tidak bisa mengandalkan skill memasak mie instannya untuk membuat bara dan bumbu segala macamnya.
Beruntung keluarga Arsa mempunyai penjaga villa yang serba bisa, jadi mereka tidak perlu repot, tinggal makan saja.

"Mang Jarwo, Wina mau sosis sama jagung udah ada yang mateng lagi belum?"

"Belum non, sebentar lagi ya ini udah amang Jarwo geber baranya biar cepet mateng." Mang Jarwo menjawab dengan logat Sunda yang kental.

"Permisi den, ini minumnya." Bi Surti, istri mang Jarwo yang juga tinggal di sana membantu menyiapkan makanan untuk anak majikan dan teman-temannya.

"Bi, di gudang masih ada stok anggur, bisa tolong ambilin?"

"Anu, aduh den bibi ga berani. Nanti kalo ibu marah gimana?"

"Tenang bi, kita udh 17 tahun. Nanti aku telfon bunda buat izin jadi bibi ga usah khawatir."

"Ya sudah, sebentar den bibi ambilkan."

"Ayah yang bakal marah ga sih, Sa? Bunda mah udah jelas selow." Wina sedikit ngeri dengan ayahnya Arsa, walaupun mereka akrab tapi ayah Arsa itu tegas.

"Ga bakal lah, asal kamu ga cepu aja aja tiba-tiba keceplosan kita ngapain aja selama di villa."

"Ih Arsa aku juga ga akan cerita kalo ga ditanya, udah tau bunda kamu tuh super kepo."

"Yee nyalahin bundaku, kamu tuh. Nih Rin ati-ati Wina suka cepu jangan ditemenin."

"Jahat banget Arsa, awas aku beneran cepuin ke ayah kamu."

"Biarin, aku cepuin balik ke Tante. Wleee."

"Sumpah, nyebelin."

Karin hanya tertawa melihat pertengkaran Arsa dan Wina, jujur ia gemas dengan chemistry keduanya.

"Den, ini anggurnya."

"Makasih bi, inget ya bibi sama mang Jarwo jangan cepu ke ayah bunda, nanti biar aku yang ngomong. Oke?"

"Siap den." / "Baik, den." Mang Jarwo dan bi Surti menjawab bersamaan.

"Kamu minum, Run?"

"Lah pake ditanya, dia mah doyan mabok."

"Elu juga ya." Harun melempar bonggol jagung ke arah Arsa, lemes banget mulutnya, heran.

"Kamu mau minum, yang?"

"Aku takut mabuk. Hehe"

"Ih siapa tau toleransi alkohol kamu tinggi, coba aja dulu sedikit. Nih." Harun menuangkan anggur ke dalam gelas, mengarahkannya ke mulut Karin.

Karin merasa dihakimi, kini tiga pasang mata menatapnya penasaran. Sejujurnya Karin juga penasaran, tapi ia sedikit takut akan mabuk dan bertingkah konyol seperti di drama-drama yang ia tonton. Karin meneguk anggurnya sedikit, ia merasakan pahit di tenggorokannya. Menelannya dengan susah payah sambil memejamkan mata. Satu tegukan disambut dengan tepuk tangan meriah oleh tiga orang yang berada di sana. Karin mulai membiasakan diri, tegukan demi tegukan hingga menghabiskan setengah gelas. Karin merasakan badannya ringan, namun matanya terasa berat. Ia tidak biasanya mengantuk atau tidur di sembarang tempat, tapi anehnya ia tidak bisa menahan matanya untuk tetap terbuka. Saat mencoba berdiri untuk ke kamar, tiba-tiba pandangan Karin menggelap.

"Si tolol malah dicekokin, jadi pingsan kan cewek lu!" Arsa memarahi Harun yang malah membiarkan Karin terus meminum anggurnya. Ternyata toleransi Karin terhadap alkohol tidak begitu tinggi, terbukti sekarang Karin jatuh pingsan. Untungnya sempat ditangkap Arsa, jika tidak pasti badan Karin besok sakit karena jatuh ke tanah.

PLAYERS - Haruto X KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang