- Keesokan harinya -
"Yang."
"Hmm."
"Bangun."
"5 menit lagi. Masih ngantuk." Harun berbicara dengan mata masih terpejam, ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Karin.
"Aku laper."
"Hm? Iya nanti kita turun buat sarapan. 5 menit lagi ya, sayang."
"Tapi ini udah jam 11, sarapan hotel sampe jam 10."
"Oh? Ya udah nanti kita keluar."
Karin mencebik, menatap wajah Harun yang terlihat enggan membuka mata.
"Bangun atau aku gigit?"
Harun tersenyum mendengar ancaman pacarnya, ia membuka sebelah matanya dan mengintip Karin yang kini tengah cemberut. Membuat Harun gemas hingga tidak tahan untuk mengecup bibir Karin dan kembali memeluknya kemudian menyamankan diri.
"Apa sih kok cium-cium?"
"Oh mau lebih? Makan dulu ya, biar ada tenaga." Harun otomatis bangun, meregangkan tubuhnya yang terasa pegal.
"Ayo bangun, katanya laper." Harun menatap Karin yang kini menarik selimut hingga menutupi setengah wajahnya, menampilkan matanya yang berkedip lucu.
"Yang? Ayo mandi. Apa mau dimandiin?" Harun menarik selimut agak kencang hingga menampakkan tubuh bagian atas Karin yang telanjang. Harun bersiul, menatap takjub tubuh Karin yang penuh dengan kissmark.
Karin menarik kembali selimut tersebut untuk menutupi tubuhnya.
"Harun, ih mesum!"
"Apa? Kamu tadi bilang laper, aku ajakin mandi malah selimutan."
"Itu tadi apa bilang dimandiin?"
"Ya kamunya keliatan mager, makanya aku nawarin buat mandiin."
"Sana ah kamu duluan!"
"Bareng aja biar cepet."
"Mesum."
"Mesum apanya sih? Cuma ngajak mandi bareng."
"Beneran mandi doang, kan?"
"Ya iya, emang kamu mikir apaan?" Tanya Harun jail. "Tuh kan kamu yang mesum tuh, orang aku beneran ngajakin man-" ucapan Harun terhenti karena mulutnya terlanjur dibekap oleh tangan Karin.
"Aku ga nolak sih, Yang." Harun mendorong Karin hingga telentang dan mengungkungnya.
"Harun, ngapain?"
"Merealisasikan apa yang ada di otak kamu."
"Awas ah, katanya mau mandi."
Harun membalas dengan gelengan. Tangannya membelai puting Karin, turun ke tubuh bagian bawah hingga pinggul dan berhenti bergerak ketika sampai di kemaluan pacarnya.
"Harun ih!" Ucap Karin galak namun tubuhnya menggelinjang geli efek sentuhan tangan Harun.
"Apa? Ups udah basah." Harun menunjukkan jarinya yang basah berlendir di depan wajah Karin.
Wajah Karin memerah, ia ketahuan horny tapi seharusnya Harun tidak terang-terangan begini sehingga membuatnya malu.
"Harun minggir, berat."
Harun tidak mengindahkan keinginan pacarnya, ia masih setengah menindih tubuh Karin dan menatap jail Karin.
"Haruuun."
"Apa?"
"Aaaahh."
Mendapat respon begitu, Harun semakin gencar mengocok lubang vagina Karin dengan jarinya, tidak lupa menekan klitoris Karin dengan jempol membuat tubuh Karin menggelinjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYERS - Haruto X Karina
أدب الهواةSatu universe dengan sweet 17, cerita dengan pair Winter x Asahi. Bisa cek book sebelah 👻 - Harun Ardiansyah - Sepengetahuan Harun, Karin adalah teman Wina, sahabat Arsa. Ia kenal Wina, tapi tidak dengan Karin. Harun cukup sering bertukar sapa deng...