Double updatee yaa gaesss
40 Tahun udah ready di playbook ya gaesss.
Bara segera mencari ruangan Athena di rawat dengan wajah cemas yang sangat kentara sekali.
" Mbok," panggil Bara cepat. Deri nafas nya terdengar kencang. Bara tidak sempat mengatur nafas.
" Tuan!" Si Mbok langsung bangkit dari tempat duduk nya.
" Istri saya dimana, mbok?"
" Di dalam Tuan. Tidak boleh masuk sama dokter! Hanya boleh di lihat dari kuar saja. Non Athena belum sadar sampe sekarang Tuan!"
Bara segera menatap Athena lewat cermin. Bara merasa ngilu. Belum dua puluh empat jam ia meninggalkan Athena. Sekarang ia harus berada di sini. Di rumah sakit tempat Athena bekerja namun bukan sebagai dokter melainkan sebagai pasien.
Bara menunduk. Ia tidak tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya. Hati nya ikut hancur melihat sang istri di pasangi selang dan beragam macam alat medis.
Si Mbok kembali menangis. Matanya sudah bengkak karena menangis.
" Saya akan bertemu dokter sebentar, Mbok!"
" Baik, Tuan!"
Bara segera berlalu dari sana. Si Mbok tidak tahu apa yang akan di lakukan oleh Tuan nya.
" Saya ingin bertemu dengan dokter yang menangani istri saya."
" Istri bapak namanya siapa? Kita akan cek sebentar ya, Pak."
" Athena Tunggadewi,"
Si perawat langsung menatap Bara. Apa ia salah dengar barusan. Tiba-tiba dokter Abra muncul dengan raut wajah yang tidak kalah kaget nya dengan perawat barusan.
" Mohon maaf Bapak suami nya dr. Athena?" tanya Abra memastikan.
Bara mengangguk tegas. Ia tatap tegas ke arah Abra yang masih terkejut.
Perawat tersebut gelagapan saat di tatap tajam oleh Bara.
" Apa masih lama?"
" Aah. Maaf, Pak!" Si Perawat segera minta maaf. Ia kemudian menyebutkan nama dokter yang menangani Athena.
" dr. Hanan tidak berada di tempat!" Sahut Abra memberi tahu.
" Oke tidak masalah. Saya mau ruangan istri saya di pindahkan ke kamar vvip di sini. Saya juga bisa menemani istri saya di dalam. Bukan hanya melihat dari luar saja. Tolong di proses secepat nya!" Ujar Bara bernada perintah.
Perawat itu meneguk ludah karena intimidasi Bara barusan.
" Maaf, Pak! Kami belum bisa memindahkan pasien. Kami harus memantai kondisi pasien, Pak. Kalau di ruangan vvip peralatan nya tidak ada di sana, Pak. Kami sudah menempatkam pasien di dalam ruangan yang lengkap alat medis nya,"
" Saya tidak peduli. Kalau perlu semua alat nya pindahkan!"
" Bapak tidak bisa berbuat sesuka Bapak di rumah sakit ini. Rumah sakit ini sidah punya aturan nya sendiri, Pak. Mohon Bapak untuk mengerti. Pasien juga masih belum sadar. Kalau sudah siuman kami akan pindahkan ke ruangan yang Bapak Minta."
Kali Ini Abra yang memberi pengertian. Bara memejamkan mata kesal.
" Kalau begitu saya tidak bisa bertemu dengan istri saya!"
" Memamg begitu peraturan nya, Pak!"
" Ruangan direktur dimana?"
Abra dan perawat saling berpandangan. Kalau tidak bisa melalui perawat dan dokter di sini. Ia akan menemui direktur langsung.
" Kalau bisa rumah sakit ini saya beli sekalian agar kalian bisa memenuhi permintaan saya!"
Dalam hati Perawat berkata. Sekaya apa suami dr. Athena ini. Dari penampilan nya saja jelas bukan orang biasa. Tapi kenapa, di biodata dan yang mereka tahu kalau dr Athena belum menikah.
" Baik, Pak! Akan kami hubungi direktur rumah sakit. Bapak mohon bersabar.
" Tidak perlu. Saya tidak bisa bersabar. Sekarang tunjukkan saja dimana ruangan direktur rumah sakit ini. Atau anda bisa hubungi langsung di sini saat ini juga!"
" Mohon bersabar, Pak! Bapak tidak bisa bersikap semena-menanya di sini!"
" Saya tidak bersikap semena-mena. Saya ingin yang terbaik untuk istri saya. Saya ingin berada di samping istri saya saat-saat begini. Apa anda paham?"
Abra langsung terdiam melihat raut wajah Bara yang mulai kesal.
Bahaya sekali suami dr Athena ini. Bisik hati perawat.
*****
Athena sudah berada di dalam ruangan. Bara duduk di samping brangkar. Tidak ada yang tidak bisa seorang Bara lakukan. Dengan kekuasaan yang ia miliki. Setengah jam kemudian Athena sudah di pindahkan lengkap dengan peralatan medis nya.
Bahkan seorang direktur sekalipun memberi izin. Pegawai rumah sakit yang mengenali dr Athena sibuk membicarakan yang katanya sosok suami dr Athena. Bahkan mereka penasaran melihat sosok suami dr Athena yang sibuk di bicarakan.
Si Mbok sudah pulang. Tinggallah Bara yang menemani Athena.
Bara duduk diam memandangi Athena. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Bara. Hanya mata nya yang mampu berbicara saat ini.
Bara menunduk. Pelan ia sentuh punggung tangan Athena.
" Mas hanya minta kamu agar kamu segera membuka mata," bisik Bara lirih.
Ia tatap mata Athena yang tertutup. Baru tadi pagi ia pamit berangkat ke luar kota. Sekarang ia sudah kembali berada di kota ini. Namun bukan di rumah tempat tinggal mereka. Melainkan di rumah sakit ini.
Bara tidak menyangka akan ada kejadian begini. Baru tadi pagi ia melihat senyum tulus dan bahagia sang istri. Baru tadi pagi untuk pertama kali nya mereka berpelukan. Sekarang jangan kan untuk minta satu pelukan, membuka mata saja istri nya enggan.
Bara segera bangkit lalu mengambil ponsel dan menghubungi Rendi.
" Ren, temui saya di rumah sakit sekarang juga!"
Bara segera memutus panggilan. Tatapan nya jauh menerawang. Bara berbalik menatap Athena.
" Akan Mas cari orang yang membuat kamu berada di atas tempat tidur itu. Sampai ke neraka akan Mas kejar!"
Bara mendesis marah. Ia mengepal tangan dengan kuat hingga buku-buku jari nya memutih.
" Tunggu saja!" Bisik Bara rendah dan geram.
Tbc!
21/09/23
Gimanaa?? Senang nggak?