Bara membuka handle pintu kamar Athena. Lampu utama dimatikan diganti dengan lampu tidur.
Dalam keadaan temaram. Bara bisa melihat siluet wajah athena yang damai tidur. Helai Rambutnya menutupi sebagian wajah Athena. Namun kendati demikian, tak ada niat Bara mendekat. Ia berdiri tidak jauh dari Tepi ranjang dan sibuk memperhatikan wajah Athena.
Bara memilih menuju balkon. Udara dingin langsung menusuk kulit Bara. Salahkan saja dirinya menikmati udara dingin hampir tengah malam ini.
Tatapan Bara seakan jauh memandang. Tidak ada yang tahu apa yang sedang di pikirkan Bara. Bahkan angin malam pun tidak membuatnya tampak menggigil.
Setengah jam waktu yang dibutuhkan Bara merenung dalam hening. Bara kembali masuk dan menutup pintu balkon.
Menuju samping ranjang yang masih kosong. Bara langsung merebahkan tubuhnya.
Aroma parfum Athena langsung terhidu di penciuman Bara. Sekilas Bara tampak sangat meresapi dalam diam.
Tak sadar saja ia sudah masuk ke alam mimpi dengan wangi parfum Athena sebagai aroma therapinya. Sangat menenangkan dan membuai hingga kantuk pun mudah mendekat.
Tidak ada adegan semacam suami istri seperti di luar sana yang terjadi antara mereka.
Jarak tidur saja masih muat untuk satu orang lagi. Mereka tidur lelap sampai pagi menjelang.
***
"Selamat pagi, Tuan." Sapa Mbok Darmi ketika melihat Bara sudah siap dengan pakaian kantornya.
" Selamat pagi, Mbok."
" Seperti biasa, kopi Tuan?"
" Boleh, Mbok."
Bara duduk di meja makan. Tangannya sibuk membuka email dari Rendi.
" Silahkan, Tuan!"
" Terima kasih, Mbok." ucap Bara pelan.
Mbok Darmi sudah bekerja di rumah ini dan mengabdikan dirinya sejak Bara berumur lima tahun.
Bara sangat sopan kepada Mbok Darmi walaupun status mereka sangatlah berbeda.
Mbok Darmi yang membantu segala keperluannya sejak kecil. Jadi tidak ada alasan bagi Bara memperlakukan Mbok Darmi seperti ia memperlakukan orang lain.
" Nona Athena kok belum turun, Tuan?"
Mbok Darmi memberanikan bertanya. Biasanya jam sepagi ini Nona nya sudah siap dan rapi.
" Belum bangun."
" Hah?"
Mbok Darmi terkejut ia cepat meminta maaf karena sudah berteriak.
" Kenapa, Mbok?"
Bara heran melihat reaksi Mbok Darmi."Saya takutnya nanti Nona terlambat berangkatnya. Saya permisi dulu, tuan. Mau membangunkan Nona."
Lagi, langkah Mbok darmi tertahan.
" Memang berangkat kemana?"
" Berangkat kerja atuh, Tuan. Permisi, Tuan!"
Mbok Darmi bergegas menaiki tangga. Tinggal lah Bara di meja makan.
Athena kerja? Dimana? Perusahaan apa? Kenapa dia tidak ada bicara apa-apa. Dari pada kerja dengan orang lain. Kenapa tidak bekerja di perusahaannya saja. Bara sibuk dengan pikirannya.
Jauh-jauh belajar ke negeri orang. Tiba di indonesia bukannya bantuin perusahaan suami, malah bekerja di perusahaan orang lain.
Bara marah memikirkan kemungkinan ini.
Bara menyesap kopi nya dan mengambil sarapan sendiri. Tidak butuh waktu lima menit ia selesai dan langsung berangkat kerja.
Sedangkan dalam kamar Athena tampak tergesa-gesa membenahi dirinya. Ia kesiangan. Padahal semalam jam sembilan lewat sudah tidur.
" Nona," panggil Mbok Darmi sembari mengetuk pintu.
"Iya,Mbok. Sedang bersiap-siap!" teriak Athena. Ia tidak punya waktu membukakan pintu.
Athena memoles bibir, warna nude menjadi pilihannya hari ini. Athena menyambar tas dan segera keluar.
" Mbok aku sarapan di rumah sakit aja." teriak Athena seraya menyambar kunci di mobil.
" Selamat pagi, Non."
Sapa Pak Slamet." Pagi, Pak. Oh ya, lihat Mas Bara, Pak?"
" Sudah pergi, Non."
"Oh," Athena mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pelataran kediaman utama Adyaksa tersebut.
Athena memberanikan dirinya mengebut. Jadwalnya hari ini penuh sampai sore.
Sedangkan di kantor Bara baru saja sampai.
" Selamat pagi, Pak!"
" Bacakan jadwal saya, Ren!"
Rendi pun membacakan jadwal Bara yang penuh hari ini. Belum apa-apa Bara sudah memijit pelipisnya.
" Kerja sama kita sama Perusahaan AXX, kamu saja yang mewakili, Ren."
" Baik, Pak!"
" Oke, kamu boleh keluar dan siapkan meeting kita hari ini!"
" Baik, Pak!"
Rendi keluar. Bara langsung berkutat dengan laporan keuangan yang akan di bahas nanti saat meeting. Bara terlihat sangat sibuk membolak balik kertas.
Tiba-tiba handphone nya berbunyi.
Ternyata dari Keyra.
" Halo,"
" Halo, Bar. Kamu udah di kantor?"
" Kenapa?" tanya Bara tidak mau basa basi. Pekerjaannya sangat banyak.
" Hmmm. Ini, aku butuh uang. Kirimin ya!"
Alis Bara bertaut. Gerakan nya berhenti.
" Uang kemaren kemana? Baru aku transfer. Kenapa minta uang lagi? Kamu foya-foya atau kerja beneran di sana?"
Bara tidak bisa tidak marah. Pasalnya Keyra selalu menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk hal yang tidak berguna.
" Uang kemaren masih ada. Cuma tinggal sedikit. Aku mau belanja Bar. Mumpung aku di paris ini."
" Tidak ada. Jatah kamu sudah saya berikan. Jikalau sudah habis itu resiko kamu. Uang kemaren tidak sedikit jumlahnya Keyra. Lima puluh juta aku kasih kamu, masih kurang, hah?"
Bara sedikit membentak. Walaupun ia sering bertengkar dengan Keyra. Tetap saja Bara selalu memberikan nafkah untuk Keyra.
" Tapi, Bar---,"
" Saya tidak mau tahu. Kamu disana bekerja bukan? Yasudah belanjakan saja duit hasil kerjamu itu. Aku sibuk. Sudahi saja panggilan ini!"
Klik!
Panggilan langsung dimatikan.
"Huuft." Bara menghembuskan nafasnya.
Hari masih pagi, tapi moodnya sudah berantakan. Keyra selalu membuat moodnya jelek. Tidak kenal waktu. Bara benar-benar lelah menghadapi sikap Keyra.
26/09/22
Keyra perusak mood Bara??
Athena jadi moodbosternya bara???
Wkwkwkwk
Mau nya yang mana gaess???
![](https://img.wattpad.com/cover/322296484-288-k667608.jpg)