Sudah hari badan Bara terasa tidak enak. Suara nya juga mulai memberat karena demam. Namun, Bara tetap mengupayakan pergi ke kantor.
Sejak tadi badan nya mulai panas dingin. Keringat sebesar biji jagung membasahi dahi nya.
" Ren, keruangan saya!" Bara menutup telpon.
Rendi langsung masuk. " Bapak kenapa?"
" Tolong antar saya ke apartemen. Seperti nya saya demam,"
" Baik, Pak!"
"Bawa saya lewat belakang saja. Saya tidak mau membuat heboh satu kantor,"
" Baik, Pak!" Raut wajah Rendi mulai cemas melihat wajah pucat atasan nya.
Mereka sudah berada dalam mobil.
" Bapak tidak mau saya antar ke rumah sakit?"
Bara menggeleng. Ia sedang memejamkan mata sembari bersandar.
" Atau saya antar pulang saja, Pak. Ada Bu Keyra yang akan merawat Bapak,"
" Kamu yakin Keyra akan merawat saya, Ren?"
Rendi terdiam karena tahu jawaban nya. Tetapi, kalau di apartemen siapa yang akan menjaga atasan nya ini.
" Maaf, Pak. Saya berharap Bu Keyra sudah berubah,"
" Kamu sedang bermimpi!" sahut Bara serak.
Rendi sudah tiba di basement apartemen Bara. Ia memapah Bara memasuki lift. Sesampainya di pintu kamar. Rendi langsung menekan sandi. Ia sudah hafal sandi apartemen Bara karena ia sering ke sini untuk mengantar dokumen atau mengantar pesanan Bara, dan banyak macam nya. Ia bekerja sebagai sekretaris dan merangkap asisten pribadi Bara.
" Kamu boleh kembali, Ren. Kalau ada apa-apa hubungi saja saya!"
Bara sudah berada dalam kamar. " Saya mau istirahat dulu. Kepala saya terasa berat dan mau pecah rasa nya!"
" Saya belikan obat di apotik ya, Pak. Sekalian sama makan siang Bapak saya belikan."
" Terserah kamu, Ren!"
Bara memejamkan mata. Rendi segera keluar dari apartemen. Atasan nya memang tipe yang tidak mau berobat jika sakit kecuali kalau memang sudah parah. Itu pun harus di paksaayn.
" Kasian sekali. Punya istri ada tapi nggak pernah di urusin. Istri sibuk huru hara duniawi kesana kemari. Malang sekali!" Rendi bergumam dalam hati nya.
*****
Bara tidak pulang semalam. Mungkin sedang pulang ke rumah Keyra. Athena berusaha untuk tidak mencari tahu. Lebih baik begitu baginya dari pada hati kembali terluka.Athena turun menenteng tas nya. Ia melihat si Mbok sedang menyiapkan rantang.
" Rantang buat siapa Mbok?"
" Buat Tuan, non. Tuan udah dua hari demam."
Athena terkejut.
" Terus sekarang dimana?"
" Di apartemen, Non. Tadi Tuan minta tolong di buatin bubur sama sup ayam,"
" Apartemen? Nggak di rumah Mba Keyra?"
" Itu Mbok juga nggak tahu, Non."
" Terus ini siapa yang nganterin?"
" Nanti Pak Slamet yang nganterin, Non!"
Otak Athena sibuk berpikir. Ia kira Mas Bara sedang berada di kediaman Mba Keyra. Kenapa Mas Bara di apartemen. Ini ada masalah apa sebenarnya. Athena jadi bingung.
" Biar saya saja yang anterin, Mbok!"
" Maksud nya, Non?"
" Iya saya mau lihat keadaan Mas Bara!"
" Baik, Non. Ini sudah Mbok siapkan. Ada termos juga, Non!"
" Iya,Mbok,"
" Saya pergi sekarang, Mbok!"
" Loh Non Athena nggak sarapan dulu?"
" Nanti saja, Mbok! Kasian Mas Bara nungguin lama."
Athena segera pergi. Ia memanggil Pak Slamet buat mengantar nya ke apartemen Bara. Athena tidak tahu dimana apartemen Bara. Bahkan rumah nya dan Keyra saja Athena juga tidak tahu dimana tempat nya.
****
Athena sudah berada di depan apartemen Bara. Ia menekan bel. Sudah lima kali Athena menekan bel namun tidak juga di bukakan pintu nya. Athena makin cemas. Ia tidak tahu sandi apartemen Bara.Athena makin gencar membunyikan bel. Ia teringat sesuatu. Kenapa tidak menghubungi nomor nya saja. Athena segera merogoh tas nya dan mengambil ponsel. Athena mendial nomor Bara. Tiga kali tidak di angkat.
Panggilan yang ke empat baru di angkat Bara.
" Ha--llo," suara Bara terdengar parau.
" Mas ini aku udah di depan apartemen. Aku nggak tahu kata sandi nya,"
" Ulang tahun nenek,"
Athena segera menekan tanggal ulang tahun nenek yang sudah hafal di kepalanya.
Ting
Pintu akhir nya bisa di buka. Athena segera masuk ke dalam. Ia mencari kamar dimana kemungkinan Bara ada di dalam.
Athena melihat pintu kamar yang terbuka. Ia masuk ke dalam. Ternyata Bara berada di atas tempat tidur.
Athena segera mendekat. Ia terkejut melihat wajah Bara yang pucat.
" Mas kamu kenapa bisa sakit gini?"
Bara membuka mata nya pelan. Ia menatap Athena yang tampak khawatir. Bara senang dengan kehadiran Athena di sini bersama nya dalam keadaan sakit juga.
Athena mengecek suhu tubuh Bara. " Panas sekali, Mas!" Jerit Athena.
Bara meringis memegang kepala nya.
" Mas sudah minum obat?" Bara mengangguk. Ia sudah minum obat yang di belikan Rendi.
" Sekarang Mas makan ya! Mas kuat duduk?"
" Kuat,"
Athena menuntun tubuh Bara duduk. Athena menyusun bantal supaya Bara nyaman bersandar.
Athena menatap sedih Bara. Di saat suaminya punya istri dua. Tidak ada yang merawat nya saat sakit begini. Athena merasa bersalah sekali tidak becus menjadi istri.
Tbc!
9/09/23