Bag.5

17.2K 1.1K 44
                                    

Kasih bintang yang banyak dong sayang-sayangkuuu♥️♥️♥️. Biar akunya juga semangat update.

"Permisi, Pak! Di luar ada Pak Sagara."

Rendi mengetuk pintu atasannya.

" Suruh masuk saja!"

" Baik, Pak!"

Tak lama Sagara masuk ke dalam ruangan Bara.

" Woi, Bro. Masih aja kerja lo. Ini udah mau jam makan siang."

" Gue banyak kerjaan. Nggak seperti lo yang huru hara kesana kemari."

" Sialan, Lo."

Sagara mengumpat. Benar apa yang dikatakan Bara. Kerjaannya terbang ke sana kemari tiap saat. Bahkan tidak ada yang tahu jadwal nya kemana. Karena sagara tidak punya asisten seperti Bara. Ia Alone dalam mengurus segala hal nya sendiri.

" Gue huru hara pun dapat cuan. Sekaligus bisa menikmati ciptaan Tuhan yang luar biasa di dunia ini." balas Sagara bangga.

Bara mencibir. Namun ia akui, sahabatnya ini lebih bebas menikmati hidup. Tidak seperti nya yang banyak masalah dan tertekan. Kepala nya sering sakit jika mengingatnya.

" Terserah lo lah. Btw, lo ada apa kesini? Tumben?"

" Lo sih gitu. Selalu gue yang menghampiri lo kesini. Sekali kali dong lo yang menemui gue."

Sagara mendramatisir keadaan.

" Nggak ada waktu. Gue bukan orang bebas kayak lo."

Sagara mengangguk membenarkan.

" Gue mau ngajak lo makan siang di luar. Udah lama kan kita nggak makan bareng."

Barakta melihat jam tangannya. Sepuluh menit lagi jam makan siang.

" Oke. Dimana?"

" Gue dapat info ada resto baru buka. Katanya di sana rame terus dan makanannya enak-enak."

" Boleh. Gue percaya kalo lo yang ngomong."

" Ya harus itu."

Mereka akhirnya keluar kantor dan pergi makan siang dengan Sagara yang bawa mobil.

Mereka tiba sekitar dua puluh menit kemudian.

Sagara memarkirkan mobilnya. Mereka turun dan masuk ke dalam.

" Selamat datang di Resto 'Lamak Bana,'"

Bara memperhatikan sekeliling dan interior resto.

" Orang padang punya?"

" Kedengarannya memang begitu."

Bara mengangguk. Mereka di tuntun oleh pelayan ke tempat duduk.

" Kita ambil yang di sudut itu saja!"
tunjuk Sagara.

" Baik, Tuan!" sahut pelayan itu ramah.

" Gimana tanggapan lo soal resto ini?"

" Good. Sejauh ini gue suka. Tapi belum tau gue makananya. Enak apa nggak?"

" Lo harus coba in. Lo nggak bakal nyesel makan di sini."

Bara menatap curiga Sagara yang cengar-cengir.

" Lo kenapa exited banget mengenalkan resto ini. Ada apa? Ada yang nggak gue tahu?"

" Nanti lo juga bakal tahu,"
Sahut Sagara cuek.

Pesanan mereka datang. Bara dan Saga sedang asyik makan. Bara akui makanan di sini ternyata memang enak dan cocok di lidahnya.

"Mau makan apa, dok?"

Sepotong Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang