Bag.26

13.1K 770 41
                                    

Baca cepat di karyakarsa ya. Udah bab 37 di sana.  Cuss kesana dulu yahh

Seminggu sudah Bara tidak pulang ke kediaman utama. Selama itu juga mereka tidak ada komunikasi sama sekali.

Athena merasa Bara marah karena kejadian di rumah sakit saat ia menolak untuk pulang. Athena sebenarnya ingin menghubungi Bara namun ia juga tidak tahu harus berbicara apa. Tidak mungkin ia bertanya kenapa Bara tidak pernah datang.

Athena berpikir Bara pasti sedang berada di kediaman istri tercinta nya. Bara pasti lebih memilih di sana dari pada di kediaman utama. Tempat tinggal Athena.

Bara hanya datang ketika ia sedang mengalami masalah. Atau lagi suntuk dengan pekerjaan. Itu yang di tangkap selama ini oleh Athena. Ia berpikir Bara tidak pernah pulang hanya karena dirinya.

" Dokter Athena ada kiriman buat anda. Tadi saya ketemu kurir di luar!" Amara menerima paket yang di berikan dokter Abra.

" Buat saya, dok?"

" Katanya begitu. Di sini juga di tulis Amara Lunaya. Nama itu hanya punya dokter di sini kan?"

Amara tertawa. " Terima kasih dokter Abra,"

" Sama-sama, dok. Kalau begitu saya duluan ya, dok. Pasien saya sudah menunggu."

" Oh ya, baik. Silahkan dok,"

Abra berlalu dari hadapan Amara. Paket di tangan Amara di bolak balik menerka apa isi nya.

Amara masuk ke dalam ruangan. Ia duduk di kursi. Ia membuka paket tersebut. Ternyata sebuah undangan pernikahan.

Amara membaca undangan tersebut. Ternyata orang tua dari pengantin merupakan kenalan nya. Amara melihat acara resepsi nya nanti malam. Dresscode nya bertema White Tie.

Amara bingung ia akan pergi dengan siapa. Ia tidak punya pasangan untuk menghadiri acara pernikahan ini. Amara menghela nafas. Apa ia harus pergi sendiri. Sebenarnya Athena sudah biasa menghadiri acara apa saja sendiri tanpa membawa pasangan.

Tok tok tok

" Masuk,"

Suster Rania masuk membawa sebuah berkas.

" Dok, ini rekam medis pasien yang mengalami kelainan kulit dok,"

" Oh, ya. Terima kasih Suster Rania."

" Sama-sama, dok. Kalau begitu saya permisi, dok!"

" Ya, silahkan!"

Setelah suster Rania keluar, Athena membuka berkas dan mempelajarinya sebelum mengambil tindakan apa yang harus di lakukannya.

Ponsel Athena berdering. Nomor baru. Athena segera mengangkat nya.

" Hallo dengan Athena di sini!"
Athena menyapa pelan.

" Hallo, Bee. I miss your voice and miss you soo much,"

Athena tersenyum setelah mendengar jawaban dan suara si penelpon.

" Udah di indo ya sekarang?" Athena menopang dagu.

" Baru sampe tadi malam. Jetlag, langsung istirahat. Nggak sempet ngabarin semalam, Bee,"

" Oke, di maafkan," Athena mengerling mata mendengar suara tawa si penelpon.

" Meet up, Yok!"

" Dimana?"

" Cafe olivier?" Si penelpon malah balik bertanya. Athena terkekeh ringan.

" Tidak pernah berubah juga ternyata."

Sepotong Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang