G DRIVER 4

705 82 10
                                    

Hari yang cerah untuk memulai awal yang baru. Ya, seperti itu kiranya yang sedang dirasakan oleh Zea. Dia memandang gedung sekolahnya dengan perasaan campur aduk.

"Ayo, ini tidak buruk kok, Zea pasti bisa."

Kaki jenjang gadis itu melangkah memasuki gerbang. Berbagai pasang mata siswa yang berpapasan melihat ke arahnya. Ada yang ramah, ada yang penasaran, ada pula yang masa bodoh.

Gadis itu berjalan melewati koridor sekolah, menuju ke sebuah ruangan. Ruang kepala sekolah. Setelah mengetuk pintu, dengan sopan gadis itu memasuki ruangan.

Selang beberapa menit, Seorang pria paruh baya terlihat keluar dari ruangan itu di ikuti oleh Zea yang berjalan di belakangnya. Mereka menaiki laintai dua dan berhenti di depan sebuah ruang kelas.

Tok tok tok

"Selamat pagi bu Rini" kepala sekolah melangkah memasuki kelas sambil melempar senyum genitnya.

"Selamat pagi pak Yudisno, ada yang bisa saya bantu?."

"Begini bu, saya ingin mengantarkan siswa pindahan yang nantinya akan menjadi anak wali bu Rini" setelah mengatakan maksud kedatangannya, pak Yudisno memanggil nama Zea agar memasuki kelas.

Zea pun berjalan memasuki kelas. Dia terlihat sedikit malu dan gugup dengan berbagai pasang mata yang langsung tertuju kepadanya. Pak Yudisno kemudian pamit keluar dari kelas setelah menyerahkan Zea kepada bu Rini.

"Halo Zea, perkenalkan saya bu Rini, wali kelas kamu di sini, oh iya silahkan perkenalkan diri kamu di hadapan teman-teman yang lainnya".

Zea semakin bertambah gugup. Dia tidak tahu harus memulai dari mana. Diamnya membuat semua siswa di kelas saling menatap bingung. Hingga seorang cewek kini berdiri dari bangkunya dan berjalan ke arah Zea.

"Hai Zea, kamu ingat aku kan?" Zea tersenyum dan mengangguk antusias saat melihat cewek yang tempo hari mengajaknya berkenalan.

"Maaf bu Rini, boleh saya membantu Zea?" tawar gadis itu.

"Silahkan nak, Freyna"

"Mohon perhatiannya sebentar, kita kedatangan teman baru, namanya Zeanes Miles, kalian bisa memanggilnya Zea, dia pindahan dari Meksiko".

"Pindahan dari Meksiko kok gak item? Pake suntik pemutih ya" celetukan salah satu siswa di dalam kelas itu, berhasil membuat sebagian siswa dan siswi lain tertawa.

"Husss Andi gak boleh ya ngejek temannya."

Freyna paham jika bu Rini pasti merasa heran. Dia pun mendekati sang guru, dan berbisik pelan. Bu Rini terlihat tersenyum dan mengangguk. Setelah itu, dia mendekati Zea dan memegang pundak gadis itu.

"Zea, yang tadi jangan masukin ke hati, teman-teman kamu di kelas ini baik kok, ibu jamin itu, kadang bercandanya aja yang kelewatan" Zea hanya bisa mengangguk menanggapi.

Bu Rini pun meminta Frey kembali ketempat duduknya dan mengajak Zea ikut serta, sebab hanya bangku di sebelah Frey yang kosong.

Setelah duduk di tempat masing-masing, pelajaran pun dimulai. Frey membuka ipad miliknya dan meletakkan di atas meja antara dirinya dan Zea.

"Disini buku paketnya udah di ganti jadi buku digital, setiap siswa wajib punya benda ini untuk belajar ataupun ngerjain tugas, nanti jam istirahat kita ke perpus buat ambil peralatan yang kamu butuhin" bisik Frey di angguki oleh Zea.

"Disini buku paketnya udah di ganti jadi buku digital, setiap siswa wajib punya benda ini untuk belajar ataupun ngerjain tugas, nanti jam istirahat kita ke perpus buat ambil peralatan yang kamu butuhin" bisik Frey di angguki oleh Zea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gee DriverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang