Tara berjalan sempoyongan menuju deck bagian belakang kapal. Tidak ada orang lain berlalu lalang selain dirinya dan angin yang berhembus namun tidak bisa menyejukkan hatinya. Sesekali Tara meneguk minuman beralkohol tinggi yang ada di tangannya sambil menangis. Hatinya begitu sakit kali ini, jika hanya soal penentangan ataupun perbedaan pendapat, itu sudah menjadi hal yang biasa bagi Tara, namun kali ini ia merasa Arka mulai melakukan segala cara walaupun ia tahu jika putrinya tidak akan setuju.
Tara menghapus air matanya, ia terkekeh menertawakan kemalangannya kali ini. Ia berpikir jika nasibnya itu hanya terjadi di novel-novel romansa, namun diluar dugaan hal itu bisa saja terjadi di dunia nyata, bahkan dialah yang mengalaminya.
"Aaaarrggghhhhh......" Teriak Tara sekencang yang ia bisa. Ia tidak perduli sedikitpun jika ada yang mendengar, walaupun pada dasarnya tidak akan ada yang mendengar teriakan Tara karena semua penumpang sedang berkumpul di area pesta.
Begitu fokus dengan diri sendiri, tanpa Tara sadari seseorang melangkah mendekat. Orang itu tersenyum melihat Tara yang berjoget dengan sendirinya di bawah pengaruh minuman beralkohol. Hingga saat orang itu berdiri tepat di belakang Tara, ia segera memeluk perut cewek itu dan menghirup bau di ceruk leher Tara.
Tara mencoba melepaskan tangan orang itu yang merengkuh perutnya, namun orang itu tidak menghiraukannya, bahkan tangannya dengan sengaja ia gerakkan ke area dada Tara dan meremasnya secara perlahan.
"Lep-pass.." Titah Tara masih mencoba melepaskan tangan orang itu.
"Hey tenang, ini aku sayang, kamu kok cantik banget sih, seksi lagi, bikin si junet tegang aja."
"Celoo lepasin aku, aku mau sendiri."
"Kamu jangan nolak aku, kita lakuin ini biar papa kamu gak akan misahin kita lagi sayang.. Aku janji gak akan ninggalin kamu ataupun nyakitin kamu."
"Aku gak mau, lepasin aku Celo!."
Tara berusaha memberontak, rengkuhan Celo semakin kuat dan bahkan dengan kasar mengangkat gaun Tara ke atas hingga tampak pakaian dalam cewek itu. Tangan Celo berusaha menelunsup masuk menyentuh area intim milik Tara hingga tiba-tiba Tara mengangkat tangannya yang masih memegang botol minuman dan di layangkan tepat di area kepala Celo.
Prangg!
Celo mundur beberapa langkah dan memegang kepalanya yang mulai mengucurkan darah segar serta rasa sakit di area luka. Melihat ada kesempatan, Tara segera berlari menjauhi Celo untuk mencari pertolongan. Emosi Celo meluap, ia tidak menyangka cewek itu akan nekat memukulnya. Namun hal yang tidak ingin Celo terjadi jika Tara mengadukan apa yang ia lakukan tadi, ia harus mencegahnya. Tanpa membuang waktu, Celo mengejar Tara yang tidak terlalu jauh berlari karena dalam pengaruh alkohol.
Tara berlari sekuat yang ia bisa melewati deck panjang hingga sampailah ia di bagian pertengahan lantai utama kapal. Tara menengok kearah belakang memastikan Celo tidak akan mengejarnya sampai kesini.
Tara mengatur nafas dan detak jantungnya yang berburu. Hingga tanpa sengaja ia melihat Gery yang sedang bersandar di pengaman pinggiran kapal lantai atas dimana pesta di adakan, begitu juga kedua sahabatnya Kay dan Rhein yang sedang berjalan terburu-buru dari arah kamar ingin menaiki tangga menuju lantai atas.
Tara mencoba berteriak memanggil kedua sahabatnya itu, namun siapa sangka, Celo berhasil menemukannya dan membekap mulut Tara kemudian menarik cewek itu masuk kedalam sebuah ruangan kosong yang tidak terkunci.
Kay dan Rhein sempat membalikkan badan merasa suara familiar memanggil nama mereka. Tapi saat mereka menoleh ke asal suara, tidak ada siapapun di sana, bahkan tidak ada pencahayaan di sana. Mereka pun melanjutkan langkah yang sempat tertunda tadi.