"Akhirnya sampe juga." Keluh Meta yang habis berjuang membawa barang bawaan Angel. Bukan hanya Meta, Zea pun sama. Entah mengapa barang-barang itu cukup berat tidak seperti penampakannya.
"Ca, panggilin bibi gih, buatin minum untuk mereka, mama mau ke kamar dulu."
"Kalian berdua mau minum apa?."
"Adek mau jus jeruk, kak."
"Yang ditawarin siapa, yang ngacung duluan siapa?." Celetuk Meta.
"Suka-suka aku dong, kak Meta sana pulang.. Huss huss.."
"Caa bener-bener ya adek lo tuh, tergores hati moengil gue." Meta memegang dadanya seakan ia benar-benar sedang tersakiti.
"Hadeuhh gak usah mulai lagi deh.."
Ica berjalan menuju dapur, tidak sengaja melihat sang kakak baru saja dari arah danau belakang rumah.
"Kak Tara dari mana? Kirain istirahat di kamar."
"Kakak dari deket danau, bukannya kamu sama mama mau jemput adek ya? Kok malah pulang?."
"Udah kok, adek di depan sama Meta, ada Zea juga."
"Oh ya udah ayo kedepan."
"Kak Tara duluan aja, aku mau minta bibi buatin minum dulu." Tara mengangguk kemudian berjalan ke tempat dimana adik-adiknya berkumpul.
"KAKAAAAKK." teriak Angel kemudian melompat dari duduknya ke arah sang kakak. Remaja itu memeluk Tara cukup erat, melepas rindu setelah berbulan-bulan tidak bertemu.
Namun tiba-tiba saja ia melepas pelukan sang kakak dan berbalik badan dengan ekspresi kesal. Tara bingung dengan sikap adiknya yang tiba-tiba berubah itu.
"Hey kok mukanya bete, kenapa sayang? Kak Meta gangguin adek lagi?."
"Aku diem dari tadi loh kak." Protes Meta.
"Nggak! Aku sama kak Tara kemusuhan."
"Kemusuhan?." Angel mengangguk. "Kok kemusuhan? Kakak ada salah?."
"Ada dong, kakak nggak sayang Angel lagi." Tara mengerti jika si bungsu sudah menyebut namanya sendiri, tandanya sang adik serius dengan ucapannya.
"Kok ngomongnya gitu? Kakak sayang banget sama adek terimutnya kakak ini. Maaf deh kalo kakak ada salah, ya?."
"Emangnya kakak tau salah kakak apa?." Tara nampak berfikir.
"Tuh kan, kakak gak tau!." Wajah Angel makin di tekuk. Tara menghela nafas. Ia tidak tahu apa kesalahannya dan apa yang harus ia lakukan.
Tidak lama kemudian, Ica pun kembali ikut bergabung. Namun ia tidak sendiri, ada Nesha yang berjalan bersamanya.
"Loh kok muka Angel bete? Kenapa dek?." Angel diam saja tidak merespon ucapan Ica. Ica pun memandang orang-orang yang ada di sana termasuk Tara meminta penjelasan.
"Sorry gue potong, gue harus balik dulu buat packing pindahan. Lion udah ngechat gue dari tadi." Angel yang dari tadi bete, kini menoleh ke arah suara yang cukup asing di telinganya. "Yuk Zea, kita pulang." Nesha berjalan melewati Tara kemudian menggandeng tangan sang adik.
"Aku mau ikut!." ucap Angel yang tiba-tiba itu membuat kedua kakaknya bingung.
"Loh dek, mereka mau pulang loh, kamu istirahat dirumah dulu ya."
"Gak mau! Aku mau ikut kak Zea. Kakak ganteng tapi cantik juga, aku ikut kakak sama kak Zea ya?." Nesha menggaruk pelipisnya bingung. Zea pun ikut bingung tapi setelah itu ia meminta sang kakak untuk mengizinkan Angel ikut bersama mereka.