G DRIVER 10

766 92 21
                                    

Tok tok tok.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi gini?."

"Mana gue tau, brondong si Kay kali."

"Fitnah aja lo, ngapain gue ajak mereka ke sini? Mending ke apartemen gue langsung, bisa cuddle an."

"Otak lo gak bisa bersih sehari aja?."

"No no no, gak bisa, tubuh gue udah terprogram buat nerima sentuhan."

Bulu kuduk Rhein berdiri mendengar satu kata terakhir yang di ucapkan Kay dengan nada sensual. Tara menggeleng pelan melihat tingkah aneh Kay yang selalu menggoda Rhein.

"Kay, jangan godain Rhein deh, dia masih suci." Rhein mengangguk lucu.

"Mending lo buka pintu, cek siapa yang dateng."

Mendengar pinta sahabatnya, membuat Kay harus menghentikan aksi menggodanya itu. Ia pun berjalan dengan malas ke arah pintu apartemen Tara. Kay juga menggerutu dalam hati saat mendengar ketukan itu menjadi lebih tidak sabar.

Ceklek.

"Siapa sih pagi- ternyata elo orangnya. Ngapain lo kesini?!" Dengan nada ketus, Kay berdiri menghalangi pintu sambil menatap tidak senang kepada tamu itu.

"Tara mana?."

"Tidur."

"Gak mungkin, gue chat tadi dia read kok."

"Dia ngigo nge read chat lo. Udah sana pulang!."

"Gue mau nganterin Tara ngampus."

"Gak perlu, dia bareng gue dan Rhein."

Brak.

Kay menutup kembali pintu itu secara paksa. Tara dan Rhein yang berada di ruang makan seketika mendongakkan kepala, penasaran apa yang terjadi di depan. Kay yang terlihat kesal kini kembali ke dalam dan duduk di kursinya.

"Siapa?."

"Si buaya."

"Loh kok gak masuk?."

"Gak gak gak, duduk lo!." Tara yang hendak berdiri, mengurungkan niatnya kembali karena tatapan tajam dan suara ketus dari Kay.

"Gak ada ya lo nyuruh tuh piaraan rawa-rawa masuk di sini. Lo gak ingat kelakuan dia semalam? Untung aja ada si Nesha tau gak."

"Ya kan kali aja emang lagi gak bisa jemput gue."

"Nyenyenye gak ada alesan kalo untuk jemput pacar, apalagi dia yang ngebawa kendaraan lo, ya mau gak mau, sibuk gak sibuk harusnya dia prioritasin lo."

"Aaaaa ammmm, nah makan tuh, marah-marah mulu." Rhein sengaja menyuapi Kay sesendok makan nasi goreng agar cewek itu bisa diam.

Suasana di ruang makan kembali kondusif, itu pun karena si ratu reog sedang anteng memakan jatah nasi gorengnya. Sedangkan Rhein yang lebih dahulu selesai, memilih mendudukan diri di ruang tengah sambil menonton film kartun.

"Packing lo udah kelar belom?"

"Lo nanya gue?"

"Ya iyalah bege, gak mungkin gue nanya si kutu buku pasal-pasalan tuh."

Kay dan Tara sekilas melirik ke arah Rhein yang masih fokus menonton sambil memakan chiki. Namun hal itu lantas membuat Kay kembali mengomel dengan logat medoknya.

Plak.

"Bocah gendeng! Itu buat bekel." Kay menggeplak bahu Rhein dan mengambil beberapa chiki yang tersisa sebelum habis di tangan cewek itu.

Gee DriverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang