Lion, Nesha dan Zea kini tiba di kampus. Mereka berjalan menyusuri koridor kampus. Ada banyak jurusan di kampus ini, termasuk jurusan yang akan di masuki oleh Nesha yaitu Fakultas Teknik Mesin.
Lion meminta Nesha dan Zea menunggu di depan ruangan administrasi. Beberapa saat kemudian, Lion pun keluar dari ruangan itu dan duduk di sebelah Nesha.
"Huuuufffftt akhirnya kelar juga" tanpa Izin Lion menarik minuman Nesha.
"Munuman gue!!."
"Orang pelit kuburannya sempit" Lion mengembalikan dengan terpaksa minuman yang hampir habis itu.
"Nih gue udah daftarin lo buat masuk ke kampus, gue gak bisa ngatur biar lo seangkatan dengan gue karena nilai lo yang pengen gue buang ke pantai selatan, di sono lo males kuliah yah?."
"Gue males belajar pake bahasa lok-."
"Gak usah sok ngerendah lo, lagian anak sepintar lo yang ngerti 4 bahasa gak mungkin bener males cuma karena bahasa berbeda."
"Kalo lo cuma mau ceramahin gue mending jauh-jauh sana!."
"Dihh padahal gue yang dateng bulan, kok mbaknya yang sensi."
"Heh singa! Sampe lebaran monyet pun perkutut lo gak bakal ngeluarin darah... Arrrrggghhh ngapain Ethan nyuruh lo yang hidup bareng gue sih."
"Pengen banget lu hidup bareng gue, tapi sory gue gak minat orang cebol kek lu"
Melihat perdebatan sang kakak dengan Lion yang tiada ujung, Zea pun akhirnya bertindak menarik keduanya beranjak dari sana. Takut semakin malu jika harus menjadi tontonan mahasiswa lain yang mulai berkumpul.
Mereka pun kembali berjalan dengan Nesha yang masih misuh-misuh, dan Lion yang tetep bodo amat. Namun di tengah perjalanan, handphone milik Lion berbunyi. Ia segera merogoh saku celananya dan menekan tombol hijau di layar.
Beberapa saat ia berbicara dengan si penelpon, benda itu ia kembalikan lagi kedalam saku.
"Zea.. Bilangin ke mba-mba itu, gue mau ke kantin, ketemu orang, mau ikut gak?" sebenarnya tertuju untuk Nesha namun ia sampaikan melalui Zea.
Zea tampak bingung, namun ia tetap menyampaikan pesan dari Lion ke kakaknya.
"Bilangin juga ke singa-singa itu, lama gak?."
Zea pun kembali menyampaikan pesan yang kini dari kakaknya untuk Lion. Saling menyampaikan pesan melalui Zea sampai pesan debat pun terjadi, membuat Zea jengah. Dengan mulus kedua tangan gadis itu lolos mencubit perut Nesha dan Lion hingga mereka meringis bersamaan.
"Ngomong sendiri gak bisa apa? Zea capek bolak balik."
Setelah menyampaikan kekesalannya, Zea segera berjalan bermaksud meninggalkan kedua orang itu.
"Hei cill mau kemana?."
"Kantin, Zea lapar kalian lanjut aja kalo mau debat."
"Kantinnya di sana, salah jalan woy" seketika Zea berbalik arah dan kembali berjalan mendahului keduanya.