Seperti hari - hari sebelumnya, melaksanakan tugas dengan waktu yang tidak terduga membuat Granesha atau sering di panggil Nesha oleh adiknya, cukup banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Entah itu di sebuah coffe shop tempat ia bekerja part time atau di atas roof top salah satu gedung tertinggi di kota itu.
Bukan karena ia tidak mengkhawatirkan adiknya yang akan merasa sendiri. Namun salah satu alasan terbesarnya adalah agar adiknya tidak mengetahui pekerjaan utama apa yang telah di lakukan oleh sang kakak selama ini.
Sama seperti malam ini, Nesha bertugas mengantar 3 orang anggota mafia yang akan melakukan transaksi senjata ilegal di sebuah gedung kosong yang berada di pinggiran kota.
Setibanya di lokasi tersebut, ia hanya diperintahkan untuk menunggu di dalam mobil yang ia kemudikan dan tidak diperbolehkan untuk mengikuti mereka selama melakukan transaksi.
Bukan hal yang sulit bagi Nesha untuk mengikuti perintah itu, karena baginya tidak akan ada hal yang istimewa dan menantang melihat pertukaran senjata dengan sejumlah uang.
Namun ternyata perkiraan gadis itu kali ini meleset. Dari kejauhan, ia melihat telah terjadi saling tembak antara polisi setempat dan para anggota mafia.
Tunggu. Sejak kapan polisi berada disini? Apakah gerak - gerik mereka selama ini sudah di awasi oleh polisi? Pemikiran itu berputar di benak Nesha, hingga ia tersadar saat salah satu anggota mafia itu memberikan kode agar cewek itu segera mendekat.
Tanpa membuang waktu, ia pun segera menyalakan mesin mobil, tak lupa menyetel lagu dari tape recorder miliknya, kemudian menginjak pedal gas.
Bruummm
Aksi kejar - kejaran terjadi diantara polisi setempat dan mobil yang di kemudikan oleh Nesha. Dengan raut tenang, ia menyalip beberapa mobil yang berada di depannya, memasuki jalan sempit dan melewati jalur berlawanan arah.
Hingga tiba di sebuah perempatan jalan, beberapa kawanan polisi bersiap menghadang mereka dengan memasang ranjau paku untuk meledakkan ban mobil tersebut.
Ketiga anggota mafia yang menjadi penumpang terlihat panik, namun berbeda dengan Nesha. Inilah hal yang ia tunggu - tunggu, sudah lama tidak memacu adrenalinnya sendiri.
Sudut bibir Nesha tertarik sebelah. Dengan skill yang ia miliki, ia menginjak pedal gas sedalam mungkin. Mobil pun melesat dengan kecepatan penuh. Saat mobil semakin mendekat, para polisi sudah bersiap untuk melepaskan tembakan.
Dorr! Dorr! Dorr!
Ciiiiiiiiittttt!
Suara gesekan ban mobil saat ia menarik rem tangan dan melakukan drifting berbelok ke arah kiri dan menabrak dinding sebuah toko yang hanya terbuat dari kaca hingga pecah tidak beraturan.
Para polisi pun terlihat kesal karena mobil target yang diluar dari dugaan mereka akan melakukan hal tersebut. Hingga saat mobil berhasil lolos, merekapun segera mengejar.
Usaha pertama Nesha berhasil, namun belum membuat mereka bernafas lega. Para polisi masih mengejar mereka dan kali ini pun di bantu oleh polisi udara menggunakan helikopter.
Nesha berfikir cepat untuk meloloskan diri dari pengejaran. Tak jauh di depan mereka ada sebuah terowongan. Keberuntungan memang berpihak pada Nesha. Nesha melihat dua buah mobil yang memiliki model dan warna yang sama dengan yang ia kemudikan.
Nesha segera menyalip dan sesekali berpindah posisi jalur untuk mengelabui polisi yang masih mengejar di belakang. Sebelum mobil sampai di ujung terowongan, ia mengurangi kecepatan mobil dan menempatkan posisi mobilnya sejajar dengan kedua mobil tersebut.