Setelah melalui perjalanan jauh, akhirnya Tara tiba di apartemennya, tentu saja dikawal oleh Nesha dan Lion. Kedua makhluk berbeda jenis kelamin itu sesekali berdebat saat memasuki lift maupun keluar lift.
Kesempatan itu otomatis di gunakan Nesha untuk membalas Lion. Dengan sengaja ia menarik Tara dan menggandengnya pergi, meninggalkan Lion yang meneriaki namanya berulang kali. Pasrah Lion terima, mau tidak mau harus mengangkat barang-barang milik mereka bertiga.
"Nesh... Woy Nesha!!! Sialan ya lo!! Mana banyak bener lagi, gimana bawanya."
Dengan senyum jahilnya, Nesha merasa puas sedikit membalas kelakuan Lion. Namun satu hal yang tidak ia sadari jika sedari tadi tangannya menggenggam tangan Tara. Tidak ada kata protes pun dari Tara, bahkan ia menggunakan sebelah tangannya yang bebas untuk membuka pin pintu apartemennya, dan Nesha tetap tidak menyadari hal itu.
Pintu pun terbuka, Tara memasuki apartemennya di ekori oleh Nesha. Ia menyimpan tas selempang di sofa dan berjalan menuju kamar. Sedari masuk Nesha sibuk mengabari sang adik hingga tidak memperhatikan sekitar.
Tara tau hal itu, dan timbul niat untuk menjahili Nesha. Genggaman tangan Nesha tidak ia lepas. Kesana kemari Tara berjalan dan Nesha setia mengekorinya, hingga saat Tara memasuki kamar mandi, Nesha masih bersamanya. Ia pun berdehem untuk menarik perhatian cewek itu.
"Ehmm." Sia-sia, Nesha masih fokus ke handphone nya. Sekali lagi Tara bersuara lebih keras. "Ekhmmm!." Nesha menatap Tara bingung.
"Sampai kapan lo mau disini? Lo mau ngintipin gue mandi?."
Nesha memperhatikan sekitar, dan ia terkejut, ditambah lagi saat melihat tangannya masih menggenggam tangan Tara.
"G-gu gue kenapa ada di sini?." Tara ingin tertawa saat itu juga, tapi ia bisa mengontrol ekspresinya seakan mempertanyakan tujuan Nesha mengikutinya.
"Otak lo mesum ya, sampai mau ngintipin gue?."
"Ngg- gak ya! gue gak tahu kok bisa gue nyasar ke sini."
"Terobsesi kan lo sama badan gue." Tara semakin jahil, dengan sengaja ia mengangkat kaos yang di pakai hingga hampir mencapai daerah dada.
Entah mengapa, Nesha malah merasa panik walaupun ia sudah pernah melihat sedikit bagian tubuh Tara di lokasi camp kemarin. Tapi kali ini ia benar-benar tidak sanggup melihat hal itu lagi. Dengan wajah panik namun lucu ia segera berlari keluar dari kamar mandi dan kamar Tara. Sedangkan si pelaku kini tertawa geli melihat ekspresi Nesha seperti melihat sesuatu yang menyeramkan.
"Hufffft bisa gila gue lama-lama di sini." Nesha mengambil nafas panjang kemudian duduk di sofa ruang tamu. Lion yang baru saja melewati pintu utama, hanya menatap heran ke arah Nesha yang terlihat pucat dan ngos-ngosan.
"Perasaan yang ngangket banyak barang itu gue dah, kok lo yang keliatan capek? Habis ngapain lo emangnya?."
"Gak ada, sana lo ambilin gue minum."
"Heh anak monyet! Harusnya lo yang ambilin gue minum, gue habis mengangkatin barang-barang lo berdua ya!."
"Gue gak tau soal isi tempat ini, lo kan sahabatnya jadi lo yang harus layanin gue."
Perdebatan masih berlanjut, tidak ada satupun di antara mereka yang mau mengalah. Hingga Tara selesai mandi dan keluar dari kamar karena mendengar keributan dua manusia itu.
"Kalian ngapain sih!?." Tara menarik Nesha yang sedang jambak-jambakan bersama Lion agar turun dari atas tubuh cowok itu.
"Tuh monyet gila lagi kumat!."
"Lo yang monyet!."
"Heh udah! Malah dilanjutin lagi. Diem lo berdua di sini, gue mau ke dapur, awas ya kalo kayak tadi lagi."