05. MARAH

17.6K 731 114
                                    

Allo guyss

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote and coment yaa

•selamat menikmati•

Happy reading





"Nan, pulang sekolah anter gue bentar ya?" tanya Aira sembari mengoleskan pelembab di wajahnya.

Adnan tidak menjawab, cowok itu malah fokus pada layar ponselnya.

Aira menoleh kemudian menghela napas pelan. Sejak kejadian itu, Adnan tidak lagi berbicara dengannya, bahkan sekedar menyapapun cowok itu enggan. Aira jelas tau penyebabnya apa, tapi mengapa sampai segitunya? Hanya karena ia tidak mengobati lukanya, Adnan sampai marah padanya dan mendiamkannya seperti ini? Pasti ada alasan lain selain itu.

"Lo kenapa sih, Nan? Iya gue tau gue salah, tapi kenapa sampe segininya? Kenapa lo diemin gue seolah gue gaada di samping lo? Lo acuhin gue saat gue minta bantuan sama lo," Aira menarik napas dalam-dalam, kemudian kembali menghembuskannya perlahan. "Gue tau lo gak cinta sama gue, lo gak sayang sama gue. Tapi seenggaknya hargai gue, Nan ... gue juga punya hati kayak lo. Lagian, gue juga udah minta maaf kan sama lo?"

Adnan masih diam, membiarkan istrinya mengeluarkan semua unek-uneknya selama beberapa hari ini.

Gadis itu memalingkan wajahnya ke samping, dengan cepat mengusap air mata yang hendak turun. "Oke fine. Kalau lo maunya gini, gue juga bisa."

Setelah berujar Aira keluar kamar, meninggalkan Adnan yang masih diam di tempat.

Adnan mengacak rambutnya prustasi. Tadinya ia hanya ingin mengetes cewek itu saja, tapi kenapa malah seperti ini?!

"Argh! Sial."

🐝

Aira menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan. Gadis itu melamun di tempat duduknya, menghiraukan sapaan dari teman-teman sekelas yang lewat di sebelah bangkunya. Termasuk kedua sahabatnya Asya dan Alisha.

"Lo kenapa dah?" tanya Asya ikut duduk di samping Aira, diikuti Alisha tentunya.

Heran? Tentu saja. Aira yang biasanya cerewet, teriak-teriak di kelas sebelum masuk, dan juga ikut menagih uang kas bersama bendahara yaitu Asya sendiri. Lah ini? Dari awal masuk kelas wajahnya sudah kusut dan cemberut, sebenarnya apa yang terjadi kepada Aira?

Aira menggeleng pelan. Sangat malas menanggapi pertanyaan sahabatnya yang satu itu. Moodnya hilang semenjak kejadian tadi pagi.

"Gue laper nih. Kantin yuk!" Ajak Alisha bangkit dari duduknya.

Asya mengangguk. Ia menarik pergelangan tangan Aira. "Cepet, Ra. Jangan nolak!"

Aira memilih menurut saja, lagipun ia sedang malas untuk beradu mulut.

Ketiganya berjalan keluar kelas. Diperjalanan menuju kantin, Asya dan Alisha tidak henti-hentinya untuk berbicara, sementara Aira hanya diam menjadi nyamuk.

Sampailah mereka di kantin. Ekspetasi Aira kira kantin akan penuh, sehingga dirinya dan kedua sahabatnya putar balik lagi ke kelas dan tidak bertemu Adnan di kantin.

ADNANAIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang