Happy reading!
Aira menatap Adnan sedu. Seolah mengisyaratkan rasa kecewa yang teramat dalam.
"Adnan..."
Adnan diam di tempat dengan tubuh mematung. Mulutnya terkatup rapat, dengan jari-jari tangan yang sulit untuk digerakan.
Laki-laki itu dibawa pergi oleh Ghea. Meninggalkan Aira dengan mata berkaca-kaca siap untuk meluruh.
Tidak bisa dipungkiri, hatinya sangat sakit ketika melihat lelaki yang mulai ia cinta berjalan bersama wanita lain.
Kejadian di masa lalu yang membuatnya trauma untuk mencintai seseorang. Namun, semua itu dipatahkan karena kehadiran Adnan yang kembali membuatnya merasa nyaman dan mulai mencintai lelaki itu.
Dan kini, perasaannya kembali terpatahkan. Adnan lebih memilih Ghea, perempuan yang tidak memiliki status apapun dengan dia. Meninggalkan dirinya yang sudah jelas statusnya adalah seorang istri Adnan.
Trauma yang selama ini ia pendam, kembali hadir dalam diri. Aira membenci cinta, ia membenci mencintai seseorang.
Karena air matanya yang sudah mengalir deras, Aira memilih pergi dari sana. Berjalan cepat dengan dada sesak.
Dari belakang, ada Asya yang terus mengejar langkah demi langkah sahabatnya. Hingga keduanya sampai di taman belakang sekolah.
Aira duduk di salah satu kursi besi yang sudah usang. Begitupun Asya, perempuan itu duduk disamping sahabatnya dan memeluk cewek itu erat. Berusaha menenangkan Aira agar tidak menangis.
"Syaa ... kenapa ... k-kenapa semua ini terjadi lagi?" tanya Aira dengan sesengukan. Perempuan itu memeluk Asya erat, berharap mengurangi rasa sakitnya.
Asya tersenyum tipis, ia terus mengusap punggung sahabatnya naik turun. "Kalau Adnan bukan suami lo, gue bakal nyuruh lo buat menjauh dari dia. Tapi, situasinya sekarang berbeda. Lo istri Adnan, begitupun Adnan adalah suami lo. Mungkin ini problem dari Tuhan buat menguji iman kalian berdua. Yang sabar ya? Gue ada di sini buat lo," jelasnya panjang lebar.
Aira diam dengan air mata yang terus mengalir. "Tapi kenapa? Kenapa Adnan lebih memilih Ghea ketimbang gue?"
"Gue gak tau pasti, Ra. Intinya lo harus tetap sabar, kalau ada apa-apa jangan sungkan kabarin gue."
Menunduk, Aira mengusap wajahnya menggunakan tangan. "Sakit ... s-sakit banget sya..."
"Gue tau Aira. Gue juga lagi ngerasain sakit yang lebih sakit dari ini. Lo masih ada keluarga lo. Sementara gue? Gue bahkan gak pernah dianggap ada dalam hidup mereka."
🐝
Bel pertanda istrirahat berbunyi nyaring di seluruh seantero sekolah. Aira, Asya dan Alisha berjalan berdampingan menuju kantin.
Setelah menemukan meja kosong ujung kanan di sana, ketiganya buru-buru berjalan cepat menuju meja tersebut.
Aira bisa melihat meja itu melewati meja yang sedang Adnan dan anggota inti Antarax tempati, di sana juga ada Ghea.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADNANAIRA
Novela JuvenilUTAMAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!! Adnan Gevrarsya Mahendra dan Airalia Calista Sanjaya. Dua remaja SMA yang harus menikah di usia muda. Sifat keduanya sangat jauh berbanding terbalik. Adnan dengan sifat dingin dan cueknya, sementara Aira dengan sifat...