29. PERCAKAPAN PASUTRI

9.8K 407 67
                                    

《Happy reading》

🐝

Aira berdecak, tangannya meremas kuat surat itu. "Mau dia apa sih, nying?! Sebel banget gue."

"Ada apa, Ra?"

Aira menoleh menatap kedua temannya yang datang dari dalam. Mereka tampak menyerit bingung. "Gue dapet teror," jawabnya seraya menghembuskan napas gusar.

Asya dan Alisha tentu terkejut mendengarnya.

"Serius lo?" Asya merampas kasar surat yang sudah Aira remas sampai lecet. Perempuan itu dan Alisha membaca satu persatu deretan kata yang ditulis di kertasnya.

"Maksudnya dari ini semua ... apa?" Alisha menatap Aira. Alisnya mengerut dengan tatapan terkejut.

Aira kembali menghela napas kasar. "Dia nyuruh gue buat jauhin Adnan. Jujur gue bingung. Kemaren juga ada yang neror gue di toilet. Orang itu tulis kata-kata yang intinya gue harus jauhin Revan," perempuan itu menatap Asya dan Alisha bergantian. "Artinya ... orang itu satu sekolah sama gue."

Asya mengangguk membenarkan. "True, orang itu satu sekolah sama kita. Dan dia iri karena lo deket sama Adnan. Terus tadi lo bilang, Revan? Revan siapa, sih?"

"Mantan gue," jawabnya pelan.

"Bentar, bentar. Maksud orang itu apa?" tanya Alisha bingung sendiri.

"Maybe, dia mau Adnan sama Revan. Kalau Adnan gue gak bisa ngasih. But, kalau Revan sih ... ambil aja, gue juga gak peduli," jelasnya menggidikan bahu acuh. Kakinya melangkah masuk ke rumah. Diikuti Asya dan Alisha.

Keduanya kembali duduk di ruang tamu. Tentu dengan pikiran yang menjelajah ke mana-mana.

Alisha mendongak menatap Aira. "Alasan lo putus sama Kak Revan, apa?"

Pertanyaan Alisha membuat Aira terdiam. Pikirannya tertuju pada satu kejadian di masa lalu. Di mana masa-masa dirinya berpacaran dengan Revan. "Gue gak bisa jelasin secara rinci. Intinya dia buat gue trauma."

Keduanya mangut-mangut mengerti. Aira memang tidak pernah bercerita tentang masa lalunya kepada mereka. Itu alasan keduanya agak terkejut mendengarnya.

Tok tok tok

Pintu kembali diketuk untuk yang kedua kalinya. Aira bangkit, ia kembali membuka pintu utama.

Senyum manis Ghea adalah sambutan yang Aira dapat saat pintu terbuka. Perempuan itu datang dengan sekantung keresek di tangannya.

"Ghea, ada apa?" tanyanya bingung.

Ghea mendorong Aira memasuki rumah. Ia menggandeng lengan perempuan itu. "Mau main sama istrinya sepupu sendiri, gak boleh?" Kekehnya pelan.

Keduanya sampai di ruang tamu. Membuat kebingungan dari raut Asya dan Alisha.

Baik Asya dan Alisha, keduanya bangkit dari duduk karena bingung dengan kedatangan Ghea.

"Ngapain lo?!"

"Ulat bulu, gak malu nampakin diri di rumah musuh?" Sindir Asya pedas. Tangannya terlipat di depan dada.

Sementara Ghea hanya menampilkan raut biasa saja, seolah sedang tidak terjadi apa-apa. "Aira, lo gak mau jelasin semuanya sama mereka?" tanya Ghea menatap Aira.

Aira tersenyum tipis. Ia menatap kedua temannya bergantian. "Dia sepupunya Adnan. Tenang, dia juga udah berubah," jawabnya.

Alisha mangut-mangut. Namun matanya melirik Ghea sinis.

ADNANAIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang