Happy reading!
Adnan, Aira dan juga Jihan kembali ke rumah tepat pukul 9 malam. Mereka memutuskan untuk langsung tidur setelah membersihkan badan.
Aira menggendong Jihan yang sudah terlelap dan menidurkannya di atas kasur. Adnan yang melihat itu menyerit bingung. Kakinya berjalan mendekat.
"Kenapa Jihan tidur di sini?" Pertanyaan itu mampu membuat delikan tajam dari Aira.
"Kamu gimana sih? Masa Jihan ditinggalin sendiri. Kan kasian," tuturnya ikut merebahkan diri di samping Jihan.
Adnan berdecak seraya menghembuskan napasnya. "Tap--"
"Kalau kamu gak terima, kamu tidur di sofa aja."
Menghela napas, Adnan ikut merebahkan di samping kiri Jihan. Membuat bocah itu sekarang berada di tengah-tengah keduanya.
Jika dilihat-lihat, mereka mirip sekali seperti sepasang keluarga kecil. Adnan ayahnya, Aira ibunya dan Jihan anaknya.
Adnan tersenyum tipis, ia menatap istri dan adiknya secara bergantian. "Good night."
🐝
"Jihan sama Bunda Lia dulu, ya? Kakak sama Abang mau sekolah. Nanti pulang sekolah kita jumput kamu lagi kok."
Jihan mengangguk, ia menghapus bercak air yang ada di pelupuk matanya. "Kak Air sama Bang Anan jangan lama-lama."
"Siap!"
Lia menarik Jihan ke dalam rumah. Sementara Adnan sudah duduk di atas motornya dengan helm yang melekat di kepala cowok itu.
Aira menghampiri suaminya, menarik helm yang cowok itu sodorkan. Kemudian memakainya dan naik ke atas motor Adnan.
Motorpun melaju cepat, membelah jalan ibu kota yang lumayan padat.
Beberapa menit kemudian, keduanya sampai di sekolah. Kini sepasang suami-istri itu berjalan berdampingan menuju kelas mereka yang letaknya berada di lantai 3.
Adnan mengantar Aira hingga depan kelas. Cowok itu menyodorkan telapak tangannya ke depan muka Aira. "Salim."
Mendengus, Aira mencium telapak tangan suaminya. Bergantian dengan Adnan yang mengecup singkat kening istrinya lembut.
Perlakuan keduanya tentu saja mengundang kehebohan beberapa siswa yang berlalu lalang. Mereka berteriak histeris antara baper dan tidak percaya.
"Aku duluan," pamit Aira kemudian melenggang masuk.
Adnan tersenyum tipis. Tangannya ia masukan ke dalam saku celana. Langkahnya bukan berhenti di kelas, melainkan di roftoff sekolah. Cowok itu dan anggota inti Antarax sudah berjanjian untuk membolos.
"Woi sialan! Lo ngalah dong, ah. Kalau enggak...," Jevan menggantung ucapannya. Cowok itu menatap Andre sinis.
Andre menaikan sebelah alisnya. "Kalau enggak apa?"
"Kalau enggak emaknya Reno gue gebet!" Lanjutnya dengan tatapan tengil.
"Sialan! Gue berusaha dapetin Tante Rini. Lo malah asal mau gebet aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADNANAIRA
Teen FictionUTAMAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!! Adnan Gevrarsya Mahendra dan Airalia Calista Sanjaya. Dua remaja SMA yang harus menikah di usia muda. Sifat keduanya sangat jauh berbanding terbalik. Adnan dengan sifat dingin dan cueknya, sementara Aira dengan sifat...