28. SAKIT [2]

10.9K 392 31
                                    

《HAPPY READING》

🐝

Malam-malam sekali Aira terbangun dari tidurnya. Perempuan itu merasa sesuatu yang panas mengenai kulitnya.

Aira meraba tempat tidurnya. Tidak ada yang panas selain ... tubuh suaminya. Eh, tubuh suaminya? Bentar?

Dengan cekatan perempuan itu mengubah posisi menjadi terduduk. Menatap Adnan lamat-lamat, kemudian mulai mencek kondisi suhu tubuh suaminya menggunakan tangan.

Panas. Apakah cowok itu demam?

Tanpa pikir panjang Aira bangkit dan berjalan keluar kamar.

Beberapa menit kemudian, ia datang kembali dengan baskom berukuran sedang dan sapu tangan ia gunakan untuk mengompres kening Adnan.

Aira menempelkan sapu tangan itu di kening Adnan. Setelahnya kembali menidurkan diri di samping cowok itu.

Aira juga sesekali terbangun untuk mengganti kompresan suaminya.

06.10

"Eungh...," Aira menggeliat kecil, kini beralih menatap Adnan yang masih terlelap di sampingnya.

Tangan perempuan itu terulur mencek suhu tubuh suaminya. Masih panas. Adnan sepertinya demam tinggi.

Menghela napas, Aira beranjak dari tidurnya. Namun tangannya ditarik Adnan membuat perempuan itu kembali tertidur dengan posisi memeluk cowok itu.

"Aira...," lirih Adnan pelan. Matanya masih tertutup rapat, namun bibirnya terus berucap nama Aira berulang kali.

Perempuan itu tersenyum, ia mengusap rambut hitam suaminya lembut. "Tunggu bentar. Aku mau buatin kamu bubur."

Lagi dan lagi saat Aira hendak bangkit, perempuan itu ditarik Adnan. Pasrah sudah. Sepertinya cowok itu mmebutuhkan perhatian lebih saat sedang sakit.

Adnan memeluk Aira erat. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher sang istri. "Pusing...," lirihnya kembali.

Aira menghela napas, akhirnya ia membiarkan suaminya terlelap di pelukan. "Makannya diem dulu. Aku mau buatin kamu bubur, biar kamu cepet sembuh."

"Enggak...," rengeknya pelan. Kepala cowok itu menggeleng-geleng di leher Aira, membuat sang empu mendesah geli.

"Diem, ih! Geli tau."

"Adnan!! Lepas dulu, ih! Aku mau buat bubur!" Aira kembali bersuara. Geram sudah dengan tingkah suaminya yang semakin hari semakin manja, perempuan itu melepas paksa pelukan Adnan. Membuat cowok itu mau tidak mau melepaskan istrinya.

"Jangan lama!!" Rengek Adnan, dengan mata masih tertutup rapat.

Aira berdehem singkat. Kakinya berjalan keluar kamar.

Beberapa menit berlalu, Aira kembali lengkap dengan semangkuk bubur dan air putih di kedua tangannya. Perempuan itu duduk di pinggir ranjang. Sebelum duduk, ia lebih dulu menyimpan bubur dan airnya di atas nakas.

"Adnan, bangun! Nih makan dulu," ujarnya seraya menepuk bahu suaminya berulang kali.

Tidak ada sahutan, Adnan tetap diam dengan mata terpejam.

Karena kesal, Aira menarik selimut yang suaminya gunakan. Masa bodo dengan kondisi cowok itu yang sedang sakit. "Sayang ... ayok bangun!!" Bujuknya menggunakan embel-embel 'sayang'.

Adnan membuka matanya, cowok itu menatap sang istri dengan alis terangkat sebelah. Posisinya kini terduduk dengan kepala menyender di kepala kasur. "Ngomong apa tadi, hm?"

ADNANAIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang