《Happy reading》
🐝
Jam menunjukan pukul 8 malam. Tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran istrinya yang pulang ke rumah.
Adnan berjalan mondar-mandir menunggu Aira. Cowok itu tengah dilanda kecemasan. Entah mengapa hatinya mengatakan jika perempuan itu sedang dalam bahaya.
Tidak mau ambil pusing, Adnan mulai menelpon salah satu kontak yang diyakini adalah kontak teman Aira. Asya. Hanya kontak perempuan itu yang ia punya.
"Hallo?"
Menarik napas, hembuskan. Itu yang ia lakukan sedari tadi. "Aira di mana?" tanyanya to the point.
Terdengar helaan napas dari sebrang sana. "A-aira tadi dijemput, Revan. Katanya mau jenguk adik dia yang lagi sakit."
Tut. Sambungan terputus sepihak. Tentu Adnan yang mengakhiri sambungan itu. Mendengar nama 'Revan' saja membuat gigi cowok itu mengetat. Ia yakin jika bersama Revan, istrinya sedang dalam bahaya.
Buru-buru Adnan memakai jaketnya, kemudian berlalu keluar dari rumah. Tujuannya hanya satu. Yaitu markas. Ya, ia harus meminta bantuan teman-temannya untuk melacak keberadaan Aira.
🐝
Aira membuka matanya begitu mendengar sayup-sayup suara di sekitarnya. Perempuan itu terkejut saat melihat kedua tangan dan kakinya terikat erat. Jangan lupakan mulutnya yang dibekap menggunakan selotip hitam.
"Nih cewek mau lo apain?" tanya salah satu lelaki yang berdiri tidak jauh darinya.
Cowok itu terkekeh, satu sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyum miring. "Malam ini, gue mau make itu cewek," jawabnya dengan kekehan diakhir.
Mendengar itu, membuat bulu kuduk Aira berdiri. Seketika ia jadi takut, Aira ingin cepat pulang ke rumah dan memeluk suaminya erat.
Memutar tubuhnya, cowok itu tersenyum miring menatap Aira yang juga sedang menatapnya tajam. Ia berjalan mendekat, berjongkok di depan Aira kemudian melepas selotip yang membekap mulut cantik gadis incarannya.
Mata Aira melotot melihat siapa orang itu. Dadanya sesak, tangannya jadi gemetar seketika. "Lo..."
Tersenyum lebar, lelaki itu mengusap lembut surai hitam Aira, menatap lembut manik hitam yang selama ini menjadi salah satu alasannya menyukai Aira. "Iya, ini gue. Dinan."
Aira menggeleng pelan. Berusaha tidak percaya jika lelaki di depannya adalah pelaku penculikan yang sebenarnya. "Dinan ... kenapa?" tanyanya menggeleng keras, bahkan air mata sudah lolos dari kedua pelupuk matanya.
Bagaimana Aira tidak percaya? Dinan itu adalah salah satu teman baiknya saat ia masih berpacaran dengan Revan. Cowok tampan, manis, perhatian dan juga penyayang. Dinan juga sudah Aira anggap sebagai Abangnya sendiri.
Dinan adalah wakil ketua Delvaros. Jika ada sesuatu yang terjadi padanya, cowok itu orang kedua yang melindungi juga membantunya setelah Revan. Dinan baik, Aira menyayangi cowok itu layaknya saudara sendiri.
Tetapi, perbuatan Dinan membuatnya tidak percaya jika yang menculiknya adalah cowok itu. Bagaimana bisa? Apa alasannya? Pertanyaan itu terus berputar diotaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADNANAIRA
Novela JuvenilUTAMAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!! Adnan Gevrarsya Mahendra dan Airalia Calista Sanjaya. Dua remaja SMA yang harus menikah di usia muda. Sifat keduanya sangat jauh berbanding terbalik. Adnan dengan sifat dingin dan cueknya, sementara Aira dengan sifat...