5

3.3K 122 20
                                    


"Wow, dia pasti gadis yang masih sangat muda dan pintar. Aku jadi tenang jika sekretarismu adalah seseorang yang berpendidikan" ujar Karina dengan menekankan kata berpendidikan.

Jeno terdiam sejenak mencoba mencerna maksud dari kalimat Karina yang terkesan biasa saja memang. Tapi entah mengapa di telinga Jeno rasanya ada yang tersentil. Ia sedikit tersinggung di buatnya tanpa sebab yang jelas.

"Ya, dia gadis yang sangat rajin dan mandiri" sahut Jeno setelah berhasil menetralkan perasaannya yang sedikit terganggu.

"Apa dia masing lajang? Atau sudah menikah?" tanya Karina lagi.

Kini Karina mengubah posisinya dengan memeluk pinggang Jeno dengan erat. Jeno pun menyambutnya dengan senang hati.

"Dia masih lajang. Hah, tapi karena wajahnya yang cukup cantik, beberapa karyawan pria gencar mendekatinya. Jia sendiri sering mengeluhkan hal itu padaku. Dia sangat lucu saat mengomel padaku. Dia juga.."

"Sepertinya kau sangat dekat dengan sekretaris barumu ya?" sela Karina cepat yang mampu membuat Jeno terdiam membisu.

Sial, aku kelepasan!, rutuk Jeno meringis dalam hati.

"Tidak sayang. Itu karena.."

"Eomma tolong ambilkan handuk, kami sudah kedinginan!"

Suara melengking Anton mampu membuyarkan atensi Karina. Jeno sendiri merasa sangat lega dan berterima kasih pada Anton yang secara tidak langsung telah memecahkan ketegangan diantara dirinya dan sang istri.

"Cepatlah naik!" seru Karina menggiring kedua buah hatinya menuju gazebo di dekat kolam renang.

"Huhh dingin sekali. Anton ingin berganti baju ke atas dulu ya eomma"

"Baiklah, ajak Leon sekalian" titah Karina yang langsung di turuti Anton.

Setelah kepergian Anton dan Leon. Kini tersisa Karina dan Jeno yang masih terdiam sejak tadi.

"Dua hari lagi ada pertunjukan pentas seni di sekolah Leon. Jika kau ada waktu kita berdua bisa hadir di sana karena seluruh wali murid di minta untuk datang. Ku harap kau mengusahakan hadir"

"Kapan? Jika acaranya pagi mungkin aku bisa ijin sebentar sebelum ke kantor"

"Acaranya memang pagi jam sembilan. Siangnya kau bisa kembali ke kantor melanjutkan pekerjaanmu" sambung Karina sambil membereskan beberapa mainan sang buah hati yang tertinggal.

Namun saat Karina hendak pergi, sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang.

"Aku sangat merindukanmu sayang" bisik Jeno sambil mencium tengkuk Karina.

"Jangan berlebihan, bukankah kita bertemu setiap hari?" balas Karina terkekeh kecil mendengar kalimat romantis Jeno.

"Tapi kan hanya saat pagi dan malam saja. Aku juga merindukan anak-anak"

"Itu karena kau terlalu sibuk akhir-akhir ini. Anton dan Leon mengeluh rindu saat kau mengajari mereka mengerjakan PR. Atau saat kau rela menjadi kuda untuk di tunggangi mereka berdua. Mereka rindu bermain denganmu Jeno-ya" ucap Karina menatap wajah tampan sang suami dari samping.

"Ya, dan sepertinya selama seminggu ini aku harus pulang lebih awal untuk bermain dengan kedua jagoan kecilku. Kau pun juga merindukanku bukan?" goda Jeno sambil mengusap perut rata Karina.

Saat ini Karina mengenakan setelan baju renang yang cukup sexy berwarna merah. Jeno memang hanya memperbolehkan Karina mengenakan pakaian sexy hanya saat bersamanya. Jika di luar rumah jangan harap Karina bisa tampil terbuka.

Bagi Jeno semua yang ada pada Karina adalah asetnya. Dialah wanita yang mampu membuat Jeno pening hanya dengan melihat wajah rupawan dan tubuh molek yang di miliki sang istri.

Tapi jika memang begitu adanya, mengapa kau masih bisa selingkuh Jeno-ya?. Apa yang membuatmu bosan pada istrimu?. Hah, tentu saja hanya Jeno yang tahu alasannya.

"Apakah aku harus mengatakannya jika kau sendiri sudah tahu betul jawabanku? Tentu saja aku pun merindukanmu" balas Karina dengan senyum cerahnya.

Jeno tidak tahan lagi, segera ia memutar tubuh Karina hingga mereka berhadapan. Beberapa mainan yang di pegang Karina pun sudah berhamburan lantaran reaksi Karina yang terkejut.

Chup!

Jeno mencium bibir merah alami sang istri dengan lembut. Bibir mereka saling bertaut mesra layaknya remaja yang sedang di mabuk asmara.

Tangan nakal Jeno tidak tinggal diam. Tangan kirinya kini sudah aktif menjamah payudara Karina yang begitu pas di genggamannya.

Meskipun Karina sudah melahirkan dua kali, namun tubuh Karina masih cukup terjaga lantaran Karina sering melakukan pilates di sela sela kesibukannya.

"Eunghh.. Ah" Karina mengerang nikmat di sela ciuman mereka.

Jari jemari Jeno mulai menyusuri punggung mulus Karina dan terus turun hingga pantat sintal Karina kini jadi sasaran remasan Jeno.

Jeno gemas!. Ia pun menampar pantat bulat sang istri hingga membuat Karina mendesah kecil.

"Haruskah kita melakukannya di sini?" tanya Jeno dengan masih mencium dan menggerayangi setiap sudut di tubuh Karina yang bisa ia remas.

"No.. Tidak di sini Jeno-ya. Nanti kalau anak-anak lihat bagaimana?"

"Kalau begitu ayo kita ke kamar tamu!" ajak Jeno tanpa basa basi langsung mengangkat tubuh Karina menuju kamar tamu yang terletak di lantai satu.

Anton dan Leon masih terdengar bising bermain di lantai atas. Ini kesempatan emas bagi mereka berdua untuk bercinta.

Klik!

Setelah memastikan pintu sudah terkunci rapat, Jeno langsung menjatuhkan Karina di ranjang besar di sana.

"Argh.. Pelan pelan sayang" cegah Karina yang merasa sang suami terlalu terburu-buru.

"Kita harus cepat sebelum Anton dan Leon mengacau sayang" balas Jeno sambil melucuti semua pakaian Karina dan juga dirinya.

Sepuluh tahun menikah membuat mereka sudah hapal dengan karakter pasangannya. Jika Jeno sudah memperingati bahwa mereka harus cepat, itu tandanya Karina akan habis di gempur dengan penis besar Jeno secara brutal.

"Kau masih saja sempit sayang.. Argh.. Uh nikmat sekali" erang Jeno yang kini tengah memompa kejantanannya dengan gerakan cepat.

Karina yang kini tengah menungging merasakan kejantanan sang suami yang masuk begitu dalam menyentuh titik nikmatnya.

Jeno menangkup payudara Karina yang sedari tadi menggelantung manja mengikuti irama sodokan Jeno. Kedua bongkahan kenyal itu terasa sangat lembut di tangan Jeno.

Sesekali Karina meremat seprei di sana lantaran tidak mampu menahan desahannya. Kamar tamu memang tidak di desain kedap suara alhasil Karina tidak bisa lepas berteriak seperti saat mereka bercinta biasanya.

"Kau basah sekali sayang.. Uh uh jangan di ketatkan!"

"Jenhhh ah.. Aku hampir sampaiihhh ahh"

Crot! Crot!

Karina terkulai lemas menikmati orgasmenya. Namun Jeno tidak peduli. Ia tetap menggerakkan penisnya keluar masuk dengan irama yang kian melambat yang justru hal itu kian membuat Karina frustasi.

Jeno membalikkan posisi mereka. Women on top menjadi pilihan mereka kali ini.

Dengan perlahan Karina mulai memasukkan penis berurat Jeno ke dalam vaginanya yang masih berkedut sehabis pelepasannya tadi.

"Ah.. Yes babyhhh goyangkan pantatmu sayang.. Uh kau hebat" puji Jeno sambil meremas pantat Karina yang bergoyang.

"Jenhhh ah.. Ah ini sangat nikmat hah.. Ah.."

"Eomma!!"

Teriakan Leon membuat sepasang suami istri yang sedang memadu kasih itu kelimpungan di buatnya.

Dengan cepat Jeno mengambil kendali dan kian menumbuk rahim Karina dengan gerakan tak beraturan hingga sperma Jeno pun akhirnya menyembur dan memenuhi rahim hangat Karina.

"Terima kasih istriku"

Chup!

.
.

TBC

Faithful I Jeno X Karina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang