18

2.4K 107 20
                                    


"Tentu saja kau lebih cantik" ucap Jeno dengan nada kesal.

Namun Karina tampak tidak percaya. Ia hanya tersenyum tipis melihat reaksi sang suami.

"Jangan berbohong. Jika aku lebih cantik dari Jia, kau tidak mungkin selingkuh dengannya" ujar Karina sambil menatap sang suami dengan berani.

Ah, rupanya pembahasan tentang perselingkuhan sang suami masih ingin di bahas oleh Karina. Ia tentu tidak bisa melupakannya begitu saja. Itu akan sangat sulit untuknya.

"Sayang.. Tolong jangan membahas.."

"Kenapa? Aku memang ingin tahu apa sih yang di miliki Jia yang tidak aku miliki? Apa kekuranganku? Dan mengapa kau sampai tergoda pada sekretarismu sendiri?" cecar Karina dengan nada yang cukup santai namun hal itu mampu membuat keringat dingin Jeno mulai bercucuran.

Ia hanya takut untuk membahas perselingkuhannya karena itu akan membuat sang istri semakin sakit hati. Ia cukup waras untuk tidak menyulut kemarahan sang istri saat Karina sedang hamil.

"Di sini memang sepenuhnya salahku sayang. Aku yang terlalu bodoh saat itu. Aku benar-benar di butakan oleh kesenangan semu. Aku hanya main-main saja dengan Jia tanpa berniat membuat hubungan yang serius. Dan hanya dengan waktu satu bulan aku menyadari semuanya bahwa hanya kau dan anak-anak kita lah sumber kebahagiaanku. Jadi, jangan mengkhawatirkan apa pun lagi selagi kita masih bersama. Aku janji akan selalu menjadi suamimu dan menjadikanmu satu satunya hingga maut memisahkan kita" ucap Jeno dengan penuh penyesalan.

Karina lemah mendengar penuturan sang suami. Ia tidak melihat setitik pun kebohongan di mata Jeno. Suaminya begitu menyesal melakukan perselingkuhan itu terhadapnya.

Namun tetap saja. Bayang-bayang Jeno yang memberikan perhatian terhadap wanita lain sungguh menyakiti perasaan Karina.

"Sejak hari di mana kita mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan, aku tidak pernah berbohong padamu. Aku selalu meminta persetujuanmu mengenai hal apa pun yang aku lakukan. Kemana aku pergi, dengan siapa, dan dimana. Semuanya kau pasti tahu itu. Tapi.. Saat aku tahu jika suamiku berselingkuh bahkan hingga waktu satu bulan pun aku masih tidak mengetahuinya. Mengapa kau tidak jujur dari awal jika kau bosan padaku? Jika memang kau bosan, kau bisa memintaku untuk merubah penampilanku atau apa pun itu. Aku akan menurutimu karena kau suamiku. Suami yang selalu ku percaya dan ku hormati selam ini. Tapi kau..hiks"

Hah, Karina sungguh lelah jika harus menjabarkan semua kegundahan di hatinya.

Jeno yang melihat Karina tidak mampu melanjutkan kalimatnya pun berinisiatif memeluk sang istri.

"Aku memang bukanlah suami dan appa yang baik untuk kalian. Tapi ku harap kalian masih mempercayaiku untuk menyandang gelar tersebut hingga akhir. Aku mencintai keluargaku sampai kapan pun. Jadi kumohon, jangan ragukan apa pun lagi sayang. Dan maaf untuk semuanya" lirih Jeno tepat di telinga sang istri.

Karina yang sudah tidak mampu membendung rasa haru pun kian memeluk sang suami. Ia hanya ingin Jeno selalu berada di sisinya. Keluarga yang utuh dan kebahagiaan anak-anak nya, itulah yang terpenting untuk saat ini.

"Aku memaafkanmu Jeno-ya. Dan tolong jangan kecewakan aku lagi" balas Karina yang mampu membuat Jeno tersentuh.

Istrinya begitu baik. Masih mau menerima kesalahannya dan memberikannya kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Tuhan masih sayang padamu Jeno-ya.

"Tentu sayang. Jangan menangis lagi hm? Kasihan baby nanti ikut sedih" ucap Jeno sambil mengusap punggung sang istri.

"Hah, aku pasti sangat jelek sekarang" ujar Karina setelah berhasil meloloskan diri dari pelukan hangat sang suami.

Karina sudah berhenti menangis. Ia berusaha mengusap air matanya yang sudah membuat matanya bengkak.

"Justru kau terlihat lucu dengan hidung merahmu itu. Kau sangat menggemaskan" puji Jeno sambil menyelipkan helaian rambut Karina yang sedikit berantakan.

"Cih, gombal!"

Dan mereka pun tertawa bersama. Hah, semoga saja keharmonisan ini berlangsung lama tanpa ada lagi gangguan dari siapa pun.

.
.

"Tuan Jaemin?"

"Oh, Jia-ssi duduklah!" sahut Jaemin saat melihat orang yang sudah ia tunggu-tunggu kehadirannya.

"Pesanlah sesuatu!" titah Jaemin yang membuat Jia terdiam sesaat.

Jia pun memesan minuman untuk melepas dahaga. Ia berdeham kecil untuk sedikit mengurangi kegugupannya berhadapan dengan salah satu kolega bisnis Jeno yang cukup sukses.

"Aku sempat mendengar desas desus yang beredar di kalangan pembisnis. Dan itu berkaitan dengan dirimu"

"Desas desus apa yang anda maksud?" tanya Jia dengan menatap penuh curiga pada Jaemin.

"Tentang Jeno yang berselingkuh dengan sekretarisnya"

Deg!

Jia terkejut mendengar penuturan Jaemin. Ia tidak menyangka jika perselingkuhannya sampai tercium oleh para kalangan pebisnis. Padahal ia kira  dia dan Jeno sudah cukup bermain rapi tanpa ketahuan siapa pun.

"Lalu, apa urusannya dengan anda?"

"Ah, rupanya memang benar ya?" tebak Jaemin dengan senyum mengejeknya.

"Jangan berbelit-belit! Katakan apa maumu hingga kau sampai repot repot mengundangku kemari" ucap Jia yang sudah merasakan kejanggalan dari Jaemin.

"Tenang lah nona Song. Begini, ku dengar kau baru saja di pecat dari perusahaan Jeno kan? Kenapa? Apa karena Jeno sudah membuangmu?"

Brak!

"Jaga ucapanmu Tuan! Jeno tidak pernah membuang ku. Dia bahkan sudah memperkosaku diam-diam. Itu tandanya ia masih ingin bersamaku"

Jaemin tertawa kencang mendengar kalimat Jia yang terdengar sangat lucu di telinganya. Rupanya Jia benar-benar menganggap ia adalah Jeno malam itu. Bagus, dengan begini rencana Jaemin akan berjalan lebih mudah.

"Wow, kau sungguh luar biasa nona Song. Kepercayaan dirimu sungguh tinggi. Aku suka dengan wanita yang percaya diri sepertimu. Jadi, jika kau berkenan aku ingin menjadikanmu sebagai sekretaris baruku. Bagaimana? Kau sedang menganggur bukan?"

Jia terdiam mendengar tawaran dari Jaemin yang begitu tiba-tiba.

"Sungguh? Kau mau mempekerjakan aku?" tanya Jia untuk memastikan.

"Mengapa tidak? Jika aku bisa lebih mudah bekerjasama denganmu maka rencanaku yang lain akan segera terwujud"

"Maksud anda?"

"Maukah kau bekerja sama denganku untuk menghancurkan keluarga Jeno?"

"Kau.."

"Aku menginginkan Karina dan kau menginginkan Jeno bukan?" ucap Jaemin dengan menaikkan sebelah aslinya.

Jia pun menyeringai melihat kilatan ambisi di mata Jaemin. Ini akan jauh lebih mudah jika ia mempunyai partner yang satu tujuan dengannya.

"Tentu. Aku menerima tawaranmu. Dan, terimakasih sudah memberiku pekerjaan, Tuan Jaemin" balas Jia dengan mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Jaemin sehingga belahan dadanya terlihat menyembul dari balik gaun ketatnya.

Jaemin pun tekekeh kecil melihat gelagat Jia yang begitu berani menggodanya. Payudara besar itu memang sedari tadi memanggilnya untuk segera di remas.

"Aku punya satu penawaran bagus untukmu nona Song" ucap Jaemin sambil menarik tempat duduknya untuk lebih dekat dengan Jia.

Jia yang merasakan pahanya di elus dengan tangan besar Jaemin pun di buat meremang.

"Ahh penawaran apa lagi?" jawab Jia sambil menahan desahannya karena Jaemin mulai meraba vaginanya.

"Maukah kau menjadi partner sexku selama kita menjalankan misi?"

"Uhhgghh eumpp yeah tentu. Aku milikmu Tuan".

.
.

TBC

Faithful I Jeno X Karina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang