"Ibu menitipkan bekal untuk anda Tuan" ucap seorang security yang menghantarkan sepaket bekal makanan dari Karina."Oh benarkah? Lalu di mana dia?" tanya Jeno yang merasa aneh karena biasanya Karina akan langsung menemuinya dan makan siang bersama di kantor.
"Nyonya langsung pergi. Katanya ia harus pergi ke rumah orang tuanya Tuan" jelas sang security yang membuat Jeno semakin gundah.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih pak Kim"
Tidak biasanya Karina pergi mengunjungi orang tuanya tanpa ijin terlebih dahulu padanya. Apakah ada masalah? Entahlah, mungkin istrinya hanya rindu dengan orang tuanya. Jeno mencoba mengerti.
Tok tok!
"Masuk!"
"Maaf Taun, ini beberapa berkas yang harus anda tanda tangani" ucap Song Jia yang kini berdiri di hadapan Jeno sambil mengulurkan berkas tersebut.
Jeno yang melihat gelagat Jia yang terkesan kaku padanya di buat gemas sendiri.
"Jangan terlalu formal padaku jika hanya ada kita berdua. Mengerti nona Song?"
Anggaplah Jeno sudah gila. Beberapa menit yang lalu padahal ia masih mengkhawatirkan istrinya. Dan sekarang? Ia bahkan begitu mudah melontarkan kalimat menggoda pada wanita lain. Bajingan sekali kau Jeno.
"Kau menghancurkan profesionalisme ku Tuan Jeno" jawab Jia dengan bibir mengerucut lucu.
"Aku tidak suka jika gadisku merasa asing denganku. Bukankah sepasang kekasih tidak saling berbicara formal?"
"Ya ya.. Terserah. Sekarang tanda tangani segera berkas itu"
"Kau sedang buru-buru ternyata. Padahal aku masih ingin berlama-lama denganmu"
"Kau bisa ke apartemenku pulang kerja nanti"
"Benarkah? Apa aku boleh menginap?"
"Kau boleh melakukan apa pun padaku Tuan" balas Jia dengan nada manja, padahal kalimatnya tidak nyambung.
Jeno terkekeh kecil di buatnya. Jia benar-benar gadis nakal. Namun entah mengapa Jeno menyukainya. Ia merasa tertantang sekarang.
"Tunggu aku nanti malam" ujar Jeno sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Eum, aku akan kembali bekerja. Bye tampan!"
Jeno tersipu. Telinganya memerah mendengar kalimat pujian dari sang sekretaris seksinya.
"Sial, kau benar-benar gadis yang berani menantangku" monolog Jeno setelah melihat pintu ruangannya tertutup.
Ting!
Sebuah pesan mengagetkan Jeno. Ternyata sang istri lah yang mengirimkan sebuah pesan.
My Wife
Aku ke rumah ibu sebentar. Anton dan Leon merindukan neneknya. Mungkin aku akan menginap di sini semalam. Tidak apa kan?.
Entah mengapa saat membaca pesan singkat tersebut hatinya terasa menghangat. Ia merasa lega setidaknya sang istri memberinya kabar.
To : My Wife
Tidak apa, aku pun akan lembur hingga larut malam. Besok aku akan menjemput kalian ke sana. Bersenang-senang lah!.
Hah, Jeno kini termenung memikirkan sesuatu. Jika sang istri beserta anak-anaknya malam ini menginap di rumah neneknya, berarti dia akan sendirian di rumah. Mungkin inilah saat yang tepat untuk berkunjung ke apartemen Jia. Ya, Jeno akan ke sana malam ini. Tanpa sepengetahuan istrinya.
.
."Kau sedang ada masalah dengan suamimu?" tanya Irene pada putrinya, Karina yang sedari tadi tampak termenung.
"Ah, tidak eomma. Jeno sekarang sedang sibuk. Akhir-akhir ini ia sering lembur hingga larut. Aku hanya merasa lelah mengurus anak-anak sendirian" ucap Karina mencoba memberi jawaban senormal mungkin.
"Mengapa kau tidak mempekerjakan asisten rumah tangga untuk membantumu?"
"Tidak, aku tidak mau ada orang lain berkeliaran di rumah kami. Aku hanya ingin punya privasi sendiri untuk keluargaku eomma. Tolong mengertilah!"
Irene menghela napas panjang melihat sang putri yang mulai tersulut emosinya. Ia kenal betul dengan gelagat sang putri jika sedang ada masalah. Mungkin lidahnya bisa berbohong. Tapi raut wajah Karina tidak mampu mengelabuhi Irene.
Namun Irene tidak mau memaksa sang putri untuk bercerita. Ia hanya ingin putrinya tenang terlebih dahulu hingga suatu saat Karina mungkin akan menceritakan sendiri masalahnya pada Irene.
"Eomma, Jaemin samchon sangat tampan ya?" ucap Leon tiba-tiba.
Karina yang mendapatkan pertanyaan itu hanya bisa tersenyum simpul di buatnya.
"Benar, dia juga sangat baik membelikan kita ice cream. Uhh enaknya!" sahut Anton yang kini tengah menikmati ice cream pemberian Jaemin.
Memang saat perjalanan menuju rumah orang tuanya, mereka sempat mampir ke toko kue untuk membeli beberapa cup cake untuk kakek dan neneknya Anton dan Leon.
Namun siapa sangka, di sana ia bertemu dengan Jaemin yang pada saat itu ingin berbicara sebentar dengan Karina.
Namun Karina menolaknya secara halus. Ia hanya ingin menjaga kepercayaan Jeno. Ia tidak mau berduaan dengan pria lain tanpa adanya Jeno di sisinya. Meskipun ada Anton dan Leon, Karina tetap tidak mau dan tidak akan pernah.
Karina sudah memaafkan Jaemin sejak dahulu. Jadi, baginya semua hanya masa lalu dan tidak ada yang perlu di bicarakan lagi.
"Appa nanti akan menyusul ke sini kan eomma?" tanya Anton memandang sang ibu penuh harap.
"Tidak sayang. Jarak kantor ke sini lumayan jauh. Appa akan tetap pulang ke rumah dan akan menjemput kita besok" jelas Karina sambil mengusap lelehan ice cream di bibir Leon.
"Yah, jadi malam ini Anton tidur dengan siapa?"
"Tentu saja dengan harabeoji dan halmeoni!" sebuah seruan dari belakang Anton mengejutkan mereka.
"Harabeoji!!! Anton rindu sekali" seru Anton sambil memeluk Suho, sang kakek yang baru saja pulang dari kantor.
"Benarkah? Lalu Leon rindu Harabeoji juga tidak?" tanya Suho memandang Leon dengan gemas.
"Eum, Leon juga rindu ingin memeluk harabeoji. Tapi nanti setelah ice cream ku habis ya" seruan polos tersebut sontak membuat seisi ruang keluarga meledakkan tawanya.
.
."Kau datang?"
"Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku nona" balas Jeno menampilan smirk andalannya.
"Masuklah!" seru Jia mempersilakan Jeno untuk masuk.
"Kau mau minum apa?"
"Apa saja. Eum, bolehkah aku meminta di buatkan satu cup ramen? Jika kau punya, bisakah kau membuatkannya untukku?" pinta Jeno pada Jia.
Jujur saja Jeno sangat lapar sejak tadi siang. Bekal pemberian Karina tidak sengaja tumpah lantaran tersenggol lengan Jia saat ia hendak memberikan beberapa laporan.
Sialnya, Jeno tidak memesan makanan apa pun untuk mengisi perutnya. Hingga malam ini jadi lah ia menjadi pria kelaparan yang meminta selingkuhan nya untuk membuatkannya ramen.
"Ah, baiklah. Sepertinya aku mempunyai beberapa cup ramen di dapur" ucap Jia singkat lalu bergegas melenggang ke dapur.
Sebenarnya Jia sangat malas membuatkan ramen untuk Jeno. Bosnya memang tampan. Tapi ia sangat jengkel karena beberapa kali Jeno menolak sentuhannya saat di kantor.
Ia ingin di belai. Bukan hanya di gombali saja. Ia ingin bukti nyata. Jia ingin merasakan kejantanan Jeno memasuki organ intim nya. Huh, mungkin Jia harus bersabar sebentar lagi. Bisa saja malam ini ia dapat merealisasikan keinginannya.
"Ramenmu sudah ja.. di. Sial! Dasar keparat! Merepotkan saja!" umpat Jia kesal karena saat ramennya sudah jadi justru Jeno sudah tertidur pulas di sofa.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful I Jeno X Karina ✔
Fanfiction[END] Perselingkuhan membuat rumah tangga mereka berada di ujung tanduk. Apakah Karina dan Jeno bisa bersatu hingga maut memisahkan?. . . ©Dmalevolus