"Sayang.. Ayo cepat turun! Sarapan! Kau sudah hampir telat!""Iya sayang.. Sebentar!" balas Jeno pada Karina yang baru saja meneriakinya.
"Katanya kau ada rapat penting hari ini? Mengapa kau lelet sekali sih?" omel Karina pada sang suami yang belum siap berganti baju.
Dengan sigap Karina membantu mengancingkan kemeja Jeno dan menarik resleting celana Jeno yang belum tertutup rapat.
Jeno di buat bingung melihat sang istri masih perhatian padanya pagi ini. Seingatnya semalam Karina merajuk padanya, menangis tersedu dan tidur di kamar Leon.
Namun pagi ini Karina tampak biasa saja seperti saat mereka tidak ada masalah apa pun. Jeno pun merasa lega melihat istrinya kembali seperti semula.
"Kau sudah tidak marah lagi padaku?" tanya Jeno sambil meraih pinggang sang istri agar lebih mendekat.
Karina hanya diam dan meraih dasi Jeno lalu memasangkannya dengan telaten.
"Jika aku masih marah, aku tidak sudi membantumu bersiap pagi ini" jawab Karina dengan santai.
"Foto tadi malam itu.."
"Kau dan Jia saat masih mesra-mesranya kan?" sambung Karina dengan nada menggoda.
"Tidak.. Aku.."
"Sudahlah, Jaemin sudah menjelaskannya padaku tadi malam. Aku tidak marah lagi karena itu sudah masa lalu" jelas Karina yang membuat Jeno bertanya-tanya.
"Kau masih berhubungan dengannya?" tanya Jeno agak sewot.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" balas Karina tak kalah sewot.
"Ya boleh saja sih. Tapi aku takut jika kau kembali akrab dengannya" cicit Jeno yang sejatinya masih saja cemburu dengan kedekatan sang istri dan mantan pacarnya.
"Aku tidak akan berpaling selama kau tidak berpaling. Aku akan mencintaimu jika kau juga mencintaiku hingga akhir. Kesetiaan kita mungkin di uji dengan segala godaan. Tapi ku harap kita dapat melewatinya dengan saling berpegangan tangan dan jangan sampai terlepas" ucap Karina sambil meraih telapak tangan sang suami.
Mereka saling menautkan tangan mereka, saling menguatkan dan saling percaya.
"Karina, sampai kapan pun kau adalah wanitaku satu-satunya. Sumber kehidupan dan kebahagian untuk keluarga kita adalah kau. Istri yang baik dan eomma yang penuh kasih sayang untuk anak-anak. Mungkin kau akan bosan mendengar kalimat ini, namun aku tidak akan pernah bosan. Karina.. Aku mencintaimu. Saranghae yeobo-ya"
Cup!
Ciuman indah pagi ini terasa begitu berbeda. Debaran jantung mereka seakan ingin meledak di dalam sana.
Jeno menyesap bibir atas dan bawah Karina secara bergantian. Karina pun tidak mau kalah, ia pun menjulurkan lidahnya mengajak Jeno untuk saling berperang lidah.
Di sela ciuman yang kian panas, Jeno kian berani menjulurkan tangannya memasuki kaos sang istri.
Perut buncit Karina terasa kencang dan halus di tangan besar Jeno. Karina merasakan kenyamanan saat Jeno mengusap perutnya dengan gerakan teratur.
Jeno menyudahi ciumannya dan belarih berjongkok di depan perut sang istri.
"Baby, jangan merepotkan eommamu ya. Appa harus pergi kerja hari ini. Jika kau laki-laki kau harus jadi pemberani kelak seperti kedua kakakmu. Dan jika kau perempuan maka jadilah anak yang manis dan penuh kasih sayang. Appa akan selalu mendoakan untuk keselamatan baby dan juga eomma. Appa tidak sabar bertemu denganmu sayang" ucap Jeno tepat di perut Karina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful I Jeno X Karina ✔
Fanfiction[END] Perselingkuhan membuat rumah tangga mereka berada di ujung tanduk. Apakah Karina dan Jeno bisa bersatu hingga maut memisahkan?. . . ©Dmalevolus