Flashback on"Bagaimana?" tanya Jaemin memandang Jia penuh semangat.
"Hasilnya positif" ucap Jia tersenyum manis sambil memperlihatkan hasil tespeknya yang menunjukkan garis dua di sana.
Jaemin terdiam seribu bahasa mendengar dua kata sakral yang terasa berdengung di telinganya. Jia hamil, dan itu adalah darah dagingnya.
"Hei, kenapa kau diam begitu? Kau tidak senang?" tanya Jia sambil mencoba menyadarkan Jaemin dalam lamunannya.
"Ah tidak, tentu saja aku ikut senang. Dengan begini rencana kita akan semakin mudah" jawab Jaemin dengan degub jantung yang kian kencang.
Entahlah ia hanya tidak menyangka bahwa sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah meskipun tidak ada seorang pun yang tahu.
Bahkan Jia masih menganggap bahwa itu adalah anak Jeno karena selama mereka bermain seminggu ini mereka selalu memakai pengaman.
Semenjak mereka melangsungkan perjanjian kerjasama, mereka sepakat untuk tinggal bersama di apartemen mewah Jaemin. Itu semua karena Jaemin lah yang meminta. Ia malas jika harus bolak balik ke apartemen Jia jika sedang horny. Maka dari itu, Jia pun di angkut ke apartemennya untuk mempermudah urusannya.
"Apakah aku harus memberi tahu Jeno sekarang?" tanya Jia meminta saran pada Jaemin.
"Ha? Ah tidak! Jangan!"
Jia memandang Jaemin dengan bingung. Mengapa Jaemin terlihat sangat gugup saat berbicara dengannya?.
"Kenapa? Bukankah lebih cepat akan lebih baik? Dengan kehamilanku maka Karina akan semakin kecewa pada Jeno dan rumah tangga mereka akan hancur setelahnya. Mudah sekali bukan?"
"Iya memang benar. Tapi lebih baik kita mencari waktu yang tepat. Setidaknya biarkan mereka hidup tentram sejenak sebelum mereka harus menghadapi kenyataan pahit yang harus mereka terima"
"Hah, baiklah. Aku mengikuti kemauanmu. Tapi jangan salahkan aku jika aku akan mulai merepotkanmu selama masa kehamilanku. Mungkin saja aku akan mengidam dan.."
"Tentu, tentu aku akan selalu mendampingimu selama kau hamil" sergah Jaemin yang tidak mampu membendung rasa antusiasnya.
Jika boleh jujur sebenarnya Jaemin sangat senang mendengar kehamilan Jia. Ia sangat menyukai anak kecil, terlebih jika itu anaknya sendiri.
Tapi dengan keadaan yang sudah rumit seperti ini nampaknya akan sangat sulit. Mampukah Jaemin membiarkan bayinya memanggil orang lain ayah padahal ia lah ayah yang sesungguhnya.
"Baiklah. Aku mau istirahat dulu kalau begitu" ucap Jia lalu melenggang pergi menuju kamar mereka.
Ya, memang mereka tidur satu ranjang karena permintaan Jaemin. Jia pun tidak keberatan dengan hal itu karena ia pun senang melakukan kesenangan di atas ranjang bersama Jaemin setiap harinya.
Jaemin sendiri masih terdiam terpaku merenungi semua perbuatan yang sudah ia lakukan. Karena jujur saja semenjak bersama Jia, keinginan untuk mendapatkan Karina kembali justru hilang entah kemana.
Itulah alasan Jaemin yang sebenarnya. Ia sama sekali tidak tertarik lagi untuk menghancurkan keluarga Jeno karena ia mulai menyadari bahwa ia mulai mencintai Jia entah sejak kapan.
Namun kembali lagi. Bagi Jia rencana tetaplah rencana. Ia masih tidak mengingat apa pun mengenai malam itu. Malam di mana Jaemin menyetubuhinya. Ingatannya seakan hilang begitu saja.
Jia masih sangat mendambakan Jeno untuk kembali padanya. Dengan kehamilannya ia berharap Jeno mau bertanggung jawab dan meninggalkan keluarganya.
Flashback off
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful I Jeno X Karina ✔
Fanfiction[END] Perselingkuhan membuat rumah tangga mereka berada di ujung tanduk. Apakah Karina dan Jeno bisa bersatu hingga maut memisahkan?. . . ©Dmalevolus