22

2.3K 104 60
                                    


Tok Tok!

"Siapa yang bertamu pagi pagi begini?" lirih Karina bertanya-tanya sesaat setelah ia meletakkan piring berisi bulgogi yang baru saja matang.

Ia pun berjalan menuju pintu masuk dan membuka pintunya.

"Jia-ssi?" ucap Karina terkejut melihat sosok Jia yang berdiri angkuh di hadapannya.

"Di mana Jeno?" tanya Jia tanpa basa basi.

"Ada keperluan apa kau mencari suamiku?" tanya Karina dengan berani.

"Cih, sebentar lagi suamimu juga akan menjadi suamiku karena aku sedang mengandung anaknya!" teriak Jia tepat di depan wajah Karina.

Karina sendiri cukup terkejut mendengar bentakan Jia, namun ia mencoba tetap tenang dan berusaha untuk tidak mudah termakan omongan Jia.

"Apa maksudmu? Anak siapa yang kau maksud?"

"Tentu saja anak Jeno! Dia sudah memperkosaku tiga bulan yang lalu dan sekarang benihnya sudah tumbuh menjadi bayi kecil di perutku" ucap Jia dengan percaya dirinya.

Mendengar hal itu justru Karina tertawa terbahak-bahak karena wajah Jia yang sangat konyol di lihatnya.

"Hei nona, apa kau sedang berkhayal pagi-pagi begini? Tolong cuci wajahmu dan bangun dari mimpimu!" sentak Karina yang membuat Jia cukup terkejut.

Ia tidak menyangka jika Karina begitu berani bersilat lidah dengannya. Atau mungkin ia yang belum mengenal betul siapa Karina Lee?.

"Kau!"

"Karina sayang.. Kau berbicara dengan siapa?"

Tiba-tiba suara Jeno menggema. Karina pun menoleh ke belakang dan melihat sang suami dengan ekspresi terkejut saat netranya melihat sosok wanita yang begitu ia hindari berada di rumahnya sepagi ini.

"Kemarilah! Dan tolong bilang pada mantan selingkuhanmu untuk berhenti mengganggu keluarga kita!" ucap Karina kembali memandang Jia dengan sengit.

Jeno yang mendengar nada emosi pada setiap kalimat yang di lontarkan sang istri pun di buat semakin geram dengan Jia. Apa lagi yang dia perbuat pada istrinya?.

"Mau apa kau kemari hah!" bentak Jeno pada Jia yang kini justru tersenyum masin saat melihat Jeno di hadapannya.

"Jeno-ya.. Aku hamil! Hamil anak kita!"

"Bullshit! Omong kosong apa lagi yang kau bicarakan? Apa kau sedang mengkhayal atau mungkin bayi itu adalah bayi orang lain?. Yang jelas aku sama sekali tidak pernah menyentuh mu seumur hidupku!" ujar Jeno sambil merangkul sang istri.

"Tapi Jen, malam itu kau yang datang menjemputku di club kan? Setelah itu kau membawaku ke apartemenku dan kita bercinta di sana. Kau.."

"Diam sialan!. Sekarang pergi dari rumahku!" usir Jeno dengan menunjuk pintu gerbang rumahnya yang masih terbuka.

"Tidak, aku akan tinggal di sini! Aku juga ingin di perhatikan olehmu saat aku hamil. Bukan hanya istrimu yang hamil di sini. Aku juga Jen! Ini anakmu!" teriak Jia semakin menjadi.

Beruntung Karina dan Jeno belum menjemput anak mereka yang masih di rumah Irene dan Suho. Jika di rumah ada anak-anak mungkin mereka akan melihat tontonan yang belum layak untuk mereka lihat.

"Mau ku bilang berapa kali hah! Itu bukan bayiku! Bayiku adalah bayi yang di kandung Karina, bukan kau!" bentak Jeno kian emosi.

"Tidak! Kau bohong! Mengaku lah Jen, jika kau masih mencintaiku kau bisa kembali padaku. Lihatlah! Istrimu sudah tua dan semua bagian tubuhnya sudah kendur dan keriput. Aku jauh lebih cantik dan tubuhku masih bagus dan kencang. Aku akan.."

Plak!

Karina menampar Jia dengan keras.

"Tutup mulutmu!" ucap Karina yang begitu sakit hati saat fisiknya di hina dengan begitu kejamnya oleh sang mantan selingkuhan sang suami.

"Beraninya kau!"

Sret!

Jeno berhasil menghadang tangan Jia yang berniat membalas menampar sang istri. Tentu Jeno tidak akan membiarkan Jia menyakiti Karina bahkan seujung kuku pun.

"Jika kau berani menyakiti istriku maka aku akan membuat tanganmu patah saat ini juga!" ancam Jeno yang cukup membuat nyali Jia menciut.

"Aku tidak peduli. Yang jelas aku akan tetap tinggal di sini meskipun tanpa persetujuan kalian. Bayi ini berhak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya juga bukan?"

"Jia!"

Tiba-tiba sebuah suara bariton menggema. Menyela pembicaraan sengit di antara merek bertiga.

Di sana berdiri sosok jangkung dengan setelan formalnya. Ia datang dengan napas memburu memandang Jia dengan kesal.

"Jaemin?" lirih Karina yang heran melihat Jaemin datang ke rumahnya.

Jeno pun was-was melihat Jaemin di sini. Entah apa yang mereka rencanakan kali ini. Ia tidak boleh goyah, ia masih ingat betul peringatan dari Chenle untuk berhati-hati pada dua iblis di hadapannya ini.

"Jaemin-ah, tolong katakan pada mereka jika bayi yang aku kandung memang anak Jeno. Mereka masih saja tidak percaya kalau.."

"Tidak! Itu tidak benar!"

"Jaemin!" bentak Jia yang kesal mendengar jawaban spontan dari Jaemin.

"Bayi itu memang bukan anak Jeno, tapi anakku!. Darah dagingku, sialan!" bentak Jaemin pada Jia.

Jaemin masih sangat kesal karena pagi-pagi tadi ia tidak melihat sosok Jia di apartemen. Ia pergi begitu saja tanpa berpamitan padanya.

Dengan perasaan gundah, Jaemin mencari keberadaan Jia hingga batinnya berpikir mungkin Jia nekat menemui Jeno tanpa sepengetahuannya.

Dan benar saja, wanita yang ia cintai masih begitu mendamba suami orang hingga sedalam ini. Ia sungguh frustasi melihatnya.

"Apa maksudmu hah! Jangan berbohong Jaemin-ah. Kita sudah sepakat bukan jika kita harus.."

"Tidak, aku tidak lagi menginginkan Karina. Yang ku inginkan hanya kau dan juga anak kita!" ucap Jaemin yang mampu membuat suasana kian rumit.

"Jadi, kalian selama ini merencanakan ini semua untuk menghancurkan keluargaku begitu?" tanya Jeno memandang Jaemin menuntut sebuah jawaban.

"Maaf karena membuat kekacauan se pagi ini. Tapi kalian tidak perlu mengkhawatirkan kami lagi karena Jia akan aman bersamaku. Dan bayi itu memang darah dagingku. Jia yang tidak sadar malam itu. Ia mengira jika aku adalah Jeno saat itu dan dengan bodohnya aku tidak pernah menceritakan kebenaran ini padanya"

Jia melemas mendengar kenyataan yang baru saja ia dengar. Seketika kejadian malam itu berputar di ingatannya. Namun kali ini begitu jelas wajah Jaemin yang ia lihat, bukan Jeno seperti dugaannya selama ini.

"Jadi kau yang.."

"Benar, aku lah yang menyetubuhimu malam itu. Dan mulai sekarang berhenti mengganggu keluarga mereka. Ayo kita pulang sekarang!" ajak Jaemin pada Jia yang masih berdiri mematung.

"Kami akan pergi, maaf sekali lagi" pamit Jaemin lalu menggandeng Jia menuju mobilnya.

Karina dan Jeno pun masih terdiam mendengar kenyataan yang tak pernah mereka duga sebelumnya.

Jaemin telah menghamili Jia, dan mereka hampir menjadikan kehamilan Jia untuk menghancurkan keluarganya.

"Kau baik-baik saja sayang?" tanya Jeno melihat sang istri yang terdiam membisu.

"Jaemin sudah menyelamatkan keluarga kita dari kehancuran. Dia sudah berubah menjadi pria yang baik Jen" lirih Karina yang entah mengapa ia merasa terharu melihat kesungguhan di mata Jaemin tadi.

"Iya sayang. Dia sudah mengakui perbuatan kejinya dan melupakan obsesinya padamu demi cintanya yang baru"

"Eum, semoga mereka hidup bahagia tanpa mengganggu kehidupan orang lain lagi"

Dan mereka pun berpelukan mesra, mensyukuri anugerah Tuhan yang masih begitu menyayangi keluarga mereka hingga tetap utuh sampai sekarang.

.
.

TBC

Faithful I Jeno X Karina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang