Tujuh bulan sudah kandungan Karina kini semakin membesar. Gerakan demi gerakan kecil dari baby girl selalu menemani keseharian Karina."Hari ini jadi ke dokter?" tanya Jeno yang kini tengah sarapan dengan kedua buah hatinya.
"Iya, Minjeong akan menjemputku nanti" ucap Karina sambil meminum air kelapa muda.
"Eoh? Kalian akan USG bersama? Wah.. Bayi Sungchan laki-laki bukan?" tanya Jeno yang teringat dengan cerita sang istri mengenai jenis kelamin anak Sungchan dan Minjeong.
"Iya, Minjeong langsung ingin menjodohkan anaknya dengan anak kita"
"Tidak! Tidak boleh!" tolak Jeno mentah-mentah persis seperti reaksi Sungchan dulu.
"Memangnya kenapa? Jika mereka memang berjodoh kau mau apa? Biarkan saja mereka berteman. Masalah jodoh atau tidak bukan ranah kita untuk mengatur kan?"
"Iya sih, tapi kan tetap saja! Aku tidak mau mempunyai besan seperti mereka berdua yang selalu bertingkah dan membuatku kesal!."
"Terserah kau saja! Anton, Leon cepat sedikit. Minum susunya dan ini eomma sudah menyiapkan bekal kalian" ucap Karina lalu menggiring kedua anaknya untuk segera bersiap berangkat sekolah.
Selama Karina hamil tugas mengantar Leon sudah di ambil alih oleh Jeno. Dan Karina hanya di rumah menanti ke tiga jagoannya pulang.
"Eomma, appa, Anton pergi dulu ya. Annyeong!" pamit Anton lalu bergegas pergi sekolah.
Lain halnya dengan Leon yang masih menunggu sang ayah menyelesaikan sarapannya.
"Jen, cepatlah! Sudah jam berapa ini?" ujar Karina agar sang suami cepat menyelesaikan makannya.
"Hah, ayo Leon kita berangkat! Sayang.. Kau hati-hati ya nanti saat ke rumah sakit. Jangan biarkan Minjeong mengebut. Ingat, kalian berdua sedang hamil!" peringat Jeno pada sang istri yang begitu hapal tingkah keduanya jika bersama yang terkadang sama-sama gila.
"Ay ay! Kapten!" ucap Karina sambil hormat ala tentara.
"Eomma bye bye!"
"Bye sayang!"
Cup!
Jeno mencium kening sang istri sebelum pergi.
"Leon jangan nakal ya!"
.
."Minjeong, pelan sedikit!" bentak Karina saat Minjeong mengendarai mobilnya secara ugal ugalan.
"Yak! Eonni, ini menyenangkan!. Lagi pula kita harus cepat agar bisa mendapatkan nomor antrian pertama!" ucap Minjeong terlampau santai.
Jika Jeno dan Sungchan tahu perilaku membahayakan mereka pasti mereka tidak akan pernah selamat dari omelan para suami.
"Setidaknya jangan suka mengerem mendadak! Minjeong!" pekik Karina saat Minjeong mengerem dengan tiba-tiba untuk kesekian kalinya.
"Berhenti mengomel karena kita sudah sampai!. Ayo keluar!" Minjeong pun meraih tas kecilnya lalu keluar meninggalkan Karina yang masih mengatur napasnya.
Akhirnya mereka berdua berjalan bergandengan tangan menuju tempat pemeriksaan.
"Haish kita datang terlalu siang. Lihat, yang antri sudah banyak" omel Minjeong saat ia mendapat nomor antrian tujuh belas dan Karina setelahnya.
"Sudahlah, ayo kita duduk" ucap Karina menghentikan aksi Minjeong yang terus saja mengomel.
Kedua ibu hamil itu duduk di samping seorang wanita yang terlihat memakai masker dengan kaca mata minusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faithful I Jeno X Karina ✔
Fanfiction[END] Perselingkuhan membuat rumah tangga mereka berada di ujung tanduk. Apakah Karina dan Jeno bisa bersatu hingga maut memisahkan?. . . ©Dmalevolus