14

2.7K 115 86
                                    


"Argh sialan! Kepalaku sakit!" keluh Jia saat ia baru saja membuka matanya.

Pagi menjelang dan kini Jia tampak linglung memandang kondisi kamarnya yang sangat berantakan.

"Omo! Mengapa aku bisa telanjang? Apa yang sudah terjadi tadi malam?" monolog Jia yang terkejut melihat kondisi tubuhnya yang tak berbusana.

"Aish vaginaku sakit. Mungkinkah aku melakukan sex tadi malam? Tapi dengan siapa?"

Lagi-lagi Jia di buat frustasi karena ia sama sekali tidak mengingat memori kejadian tadi malam.

Namun sedetik kemudian netranya tertuju pada selembar note di atas nakas. Dengan gesit ia pun mengambilnya berharap akan mendapatkan sebuah petunjuk di sana.

Aku sudah menyiapkan sup rumput laut untuk meredakan pengar akibat mabuk mu semalam. Dan terimakasih atas service mu yang begitu handal hingga membuatku puas hingga pagi.

-J

"J? Siapa dia? Mungkinkah Jeno? Hah, benar-benar munafik. Ternyata diam-diam dia sudah merencanakan ini semua untuk menikmati tubuh indahku. Baiklah jika ini memang maumu Jeno-ya. Aku akan mengikuti alurnya" ucap Jia sambil tersenyum cerah.

"Ku harap akan segera hadir bayi kecil untuk melengkapi kebahagiaan kita Jeno-ya" lirih Jia sambil mengusap perut ratanya.

.
.

"Eonni!!!" pekik Minjeong saat ia melihat sang sahabat yang kini sedang menonton TV dengan Leon.

"Aigoo! Kau membuatku terkejut" ucap Karina sambil memukul bokong Minjeong dengan pelan.

"Bagaimana keadaanmu Noona?" tanya Sungchan yang baru saja tiba bersama dengan Jeno yang tadi membukakan pintu untuk mereka.

"Aku sudah jauh lebih baik. Aku masih tidak menyangka jika kau juga hamil Minjeong-ah. Selamat ya.. Akhirnya penantian dua tahun kalian terbayarkan juga" ucap Karina sambil mengusap punggung Minjeong dengan lembut.

"Aku pun sangat bahagia saat mendengar kau juga hamil. Kita akan melahirkan bersama nanti. Aku tidak sabar melihat anak kita nanti bermain bersama. Aigoo pasti akan sangat lucu" ucap Minjeong sambil menggoyangkan lengan Karina lantaran gemas membayangkan bayi mereka nanti.

"Ngomong-ngomong kalian mau minum apa? Biar ku buatkan" tawar Jeno pada sepasang pasutri yang tengah berbahagia tersebut.

"Ah, tidak perlu repot repot. Jus mangga boleh juga. Hehe" ujar Sungchan dengan cengiran khasnya.

"Yak! Jangan begitu oppa! Kalau aku tidak susah kok. Jus alpukat saja. Hehe" balas Minjeong sama saja.

Jeno pun memutar bola matanya malas melihat tingkah Sungchan dan juga Minjeong yang sering membuatnya darah tinggi. Tapi mau bagaimana lagi?. Ia harus jadi suami penurut agar Karina semakin luluh padanya.

"Baiklah aku akan membuatkannya khusus untuk kalian" ujar Jeno sambil tersenyum paksa.

Karina yang melihat itu pun menahan senyumnya. Suaminya pasti sangat kesal mendengar permintaan sang sahabat. Namun ia sedikit terhibur, setidaknya ia mulai sedikit melupakan kejadian yang lalu meskipun masih sangat sulit untuk memaafkan perbuatan sang suami.

"Lain kali kita USG sama sama ya? Siapa tahu anak kita berbeda gender. Mungkin di masa depan kita bisa menjodohkan mereka" saran Minjeong antusias.

"Tidak, aku tidak mau mempunyai besan seperti Jeno hyung" tolak Sungchan mentah-mentah mendengar saran konyol dari sang istri.

"Oh, jadi kau juga tidak mau punya besan sepertiku?" tanya Karina dengan ekspresi sedih yang di buat-buat.

"Ah, eum.. Bukan begitu. Hanya saja jika suami Noona tidak galak mungkin aku akan dengan senang hati menerima saran Minjeong. Tapi kalau Jeno hyung.. Sebaiknya tidak!" jelas Sungchan hati-hati takut jika Karina kembali tersinggung.

"Oppa kau merusak suasana saja! Lebih baik kau menyusul Jeno oppa saja di dapur!" usir Minjeong yang membuat Sungchan melongo seketika.

"Kau tega sekali!" keluh Sungchan sambil menghentakkan kakinya kesal menuju dapur.

"Mengapa suamimu jadi sering merajuk seperti seorang gadis?" tanya Karina sambil membukakan toples yang selalu tersedia di meja, berisi kue kering hasil buatannya.

"Hah, semenjak aku hamil memang dia yang selalu mengidam. Dia yang muntah-muntah, mudah merajuk dan cengeng. Aku semakin pusing mengurus bayi besar itu. Bagaimana nanti jika bayiku sudah lahir? Mungkin aku akan stress mengurus dua bayi sekaligus" keluh Minjeong lalu mencomot kue kering buatan Karina.

"Itu semua karena dia terlalu mencintaimu, sehingga semua hal yang seharusnya kau rasakan malah dia yang menggantikan" ucap Karina sambil menatap Minjeong dengan sendu.

"Benarkah? Wah ternyata secinta itu dia denganku. Aku jadi malu" ucap Minjeong sambil tersenyum kecil.

"Minuman datang...!!!" seru Sungchan sambil membawakan minuman untuk sang istri.

"Terima kasih" ucap Minjeong saat sang suami mengusap kepalanya dengan sayang.

Jeno yang melihat adegan itu di buat iri. Ia pun ingin menunjukkan hal hal romantis pada mereka bersama Karina namun saat mengingat perselisihan mereka yang belum usai membuat Jeno urung.

"Untukmu sayang" ucap Jeno sambil memberikan segelas jus alpukat.

"Aigoo terima kasih sayang"

Blush!

Entah mengapa Jeno tersipu mendengar panggilan sayang dari sang istri. Ia tidak menyangka jika tanggapan seperti ini yang akan dia dapatkan.

Atau mungkin sang istri hanya berpura-pura bertingkah manis padanya karena di sini ada Minjeong dan Sungchan?. Mungkinkah Karina ingin merahasiakan masalah rumah tangga mereka. Tapi mengapa?. Entahlah hanya Karina yang tahu.

"Kau mau minum juga?" tawar Karina sambil menyodorkan gelasnya pada sang suami.

Jeno pun mengangguk dan meminumnya sedikit. Entah mengapa meminum minuman bekas sang istri terasa lebih menyegarkan.

"Ternyata jus buatanku enak juga" puji Jeno pada dirinya sendiri.

"Dasar sombong" cibir Sungchan yang mendapat pelototan dari Jeno.

.
.

"Yak! Kau sudah gila!" pekik seorang pria dengan rambut model ikal dengan setelan formalnya.

"Hah, masa bodoh Chenle-ya. Aku yakin dia pasti mengira jika aku adalah Jeno. Dengan begini rumah tangga Jeno dan Karina akan hancur. Dan Karinaku akan secepatnya kembali padaku" ucap Jaemin dengan seringai jahatnya.

Entah apa yang sudah merasuki Jaemin untuk melakukan ini semua demi mendapatkan Karina. Ia rela memanfaatkan Jia sebagai umpan untuk tetap mengganggu Jeno agar rumah tangga mereka hancur.

"Kau sudah di butakan dengan obsesimu. Ku pikir kau bukan pria bejat yang dengan gilanya meniduri sekretaris Jeno untuk menghancurkan rumah tangga mereka. Rupanya kau masih sama bejatnya seperti dulu saat kau meninggalkan Karina demi gadis urakan seperti Yera" ucap Chenle tak habis pikir.

"Mengapa kau masih saja terkejut? Ini lah aku yang sesungguhnya. Dulu Karina terlalu polos dan tidak mau untuk di ajak sex. Tapi sekarang dia sudah menjadi wanita matang dan menggairahkan. Dan aku bersumpah akan mendapatkan apa pun yang harusnya menjadi milikku"

"Ya, ku harap kau tidak gagal kali ini. Karena lawan mainmu bukanlah orang yang sepadan denganmu. Dia adalah Lee Jeno. Dan semua orang di dunia bisnis tahu siapa dia"

Chenle dapat melihat kilatan emosi di mata Jaemin saat ia menyelesaikan kalimatnya. Mungkin hal itu cukup menyinggungnya.

"Tutup mulutmu jika kau tidak berpihak padaku sialan!"

Tiba-tiba Jaemin menarik kerah baju Chenle hingga pria tersebut mendongak ke atas.

"Cih, baru begini saja kau sudah tersulut emosi. Keep calm bro! Aku yakin kau akan menang kali ini dengan catatan, kau harus mengendalikan emosimu untuk meluluhkan hati Karina"

Dan cengkraman di kerah Chenle pun mengendur seketika.

.
.

TBC

Faithful I Jeno X Karina ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang