Assalamualaikum, Hallo semua. Apa kabar?
Kembali lagi karena gak tega yang minta extrachap huhu, tapi aku senengg >< dengan begitu berarti ada yang suka sama cerita ini xixi><Doain ya semoga cerita aku bisa terbit dan dikenal banyak orang. Kalian share juga yaa ke teman-teman biar banyak yang kenal cerita ini atau cerita aku yang lain.
Oh, iya, guys. Cerita ini baru saja aku rombak 50% tadi siang sekitar jam 13:41-15:05 WIB. Banyak Bab yang aku hapus dan aku rubah total dari prolog sampai epilog, contohnya kayak di Bab 35.
Pokoknya banyak scene baru dan aku revisi banyak banget di per bab nya. Meskipun belum sepenuhnya rapi karena aku copy dari word langsung, sadd.
Pokoknya begitu, ya. Entah 50% atau 60% bedanya dari awal, cerita ini sudah berubah.
Oke, cuma segitu, terima kasih semua.
HAPPY READING!
__________
“
Baik-baik disini, ya. Taatlah pada suamimu.”
Mendengar ucapan dari Yazid, Razka hanya mempu mengelus bahu Sheila yang masih terlihat menangis.Hari ini, setelah acara syukuran kemarin selesai, Yazid akan pulang dengan Raheem juga Ghaazi ke Bandung. Sedangkan Sheila akan tinggal disini bersamamya, memulai hidup baru dan dengan rela meninggalkan tempat yang sudah ia tinggali beberapa tahun lalu.
“Gak boleh nangis, dek. Masa nangis terus,” ucap Ghaazi menghibur, membuat Sheila mengangguk.
“Razka, Abi titip Sheila, ya. baik-baik kalian dalam saling memahami. Ingat pesan Abi, nak.”
“Baik, Abi. Terima kasih,” jawab Razka, mencium punggung tangan Yazid.
Lama Sheila memeluk keluarganya, hingga akhirnya air mata Sheila tumpah juga setelah mobil yang dikendarai oleh Abi, Bang Ghaazi Kak Raheem beserta Faheem benar-benar pergi. Setelah itu, Ahza yang juga berada di sana untuk mengantarkan Yazid memilih pamit bersama Rameesha.
“Papa enggak disini dulu?” tanya Sheila lembut.
Ahza menggeleng. “Papa mau kasih waktu kalian berdua dulu, ya, gak, Meesha?” tanya Ahza, terkekeh pelan.
“Iya, Shei. Kalian pasti sangat capek belum istirahat total seminggu ini,” jawab Rameesha, tersenyum.
"Mas Daffin juga sebentar lagi mungkin sampai di rumah. Takutnya pas aku disini Mas Daffin datang."
“Ya sudah, Papa sehat-sehat. Shei nanti pasti ke rumah Papa sama Razka.” Sheila berucap, membuat Razka mengangguk.
“Jaga Sheila, Papa pulang dulu. Baik-baik terhadap istrimu, jangan pernah buat dia kecewa,’’ ucap Ahza.
“Baik, Pa, InsyaAllah. Papa sama Meesha baik-baik dirumah, kalau ada apa-apa kabari kami,” jawab Razka.
Setelah berpamitan, Ahza dan Rameesha langsung pulang. Menoleh ke arah Sheila yang juga menatapnya, Razka tersenyum.
Mereka memang baru pindah hari ini ke rumah baru milik Razka yang Razka persiapkan sebelum menikah. Karena, Razka memang ingin jika saat dia menikah, ia bisa langsung menempati bersama istrinya. Maka dari itu, rumah Razka masih sedikit berantakan karena beberapa perabot rumah pun baru datang.
“Maaf, ya. Seharusnya ini sudah selesai minggu kemarin. Tapi, ada beberapa barang lagi yang baru datang sekarang.”
Menoleh, Sheila tersenyum. “Gak papa, aku malah seneng beres-beres kayak gini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEIRAZ PLAN ✓
Jugendliteratur"Tidak ada jatuh cinta yang lebih baik dari pada menjemputnya dengan cara yang baik." Atharazka Rayyan Ahza, sejak pertama kali memasuki Manajemen, atensinya sudah mengarah pada salah satu gadis yang sangat berbeda dengan gadis yang selama ini ia te...