009 || Upacara Ulang Tahun Sekolah

53 31 2
                                    


—Pagi readers! Selamat berkelana menikmati perjalanan Kasih & Arshena>>>🎀

Happy Reading!!✨



"Sungguh beruntung orang-orang di sekitarmu dapat dengan mudahnya menatap lekat sepasang mata yang indah itu."

-Kasih Bunga Rinjani.

***

Bunyi jam beker Kasih berdering memecah keheningan pagi, gadis itu langsung bangun mengambil posisi duduk masih dengan matanya yang terasa kantuk pukul 04:00 pagi kala itu.

Kasih turun dari ranjangnya dan berjalan lemas menuju kamar mandi, "Selamat pagi Kasih." sapaan hangat pagi hari sudah menjadi tradisi bagi keluarga Rinjani.

"Pagi Bunda, pagi Ayah, loh Kak Sari mana?" tanya Kasih seraya menghampiri kedua orang tuanya sebelum pergi ke kamar mandi.

"Kak Sari ya, sepertinya dia masih sibuk dandan di kamar." jawab Nina tersenyum tipis kearah anak bungsunya, "Kasih mandi sana, habis itu salat subuh, sebentar lagi adzan tuh." ucap Nina melanjutkan.

Kasih mengacungkan jari jempolnya sembari tersenyum manis ia berjalan menuju kamar mandi dan langsung melaksanakan aktivitasnya di dalam sana, lima menit kemudian gadis itu selesai dan adzan subuh sudah berkumandang, satu persatu dari keluarga kecilnya langsung menuju ruang keluarga untuk melaksanakan salat berjamaah.

"Kak Sari kau masih lama dandannya? Bunda sama Ayah sudah menunggu kita di sana," panggil Kasih seraya menggedor pintu kamar milik kakak perempuannya.

Sari membuka pintunya yang sudah hampir rubuh setelah digedor oleh Kasih, "Iya yaampun sabar." ucap Sari dan langsung berjalan menuju ruang keluarga disusul dengan Kasih mengekor di belakangnya.

"Lama sekali kamu Sari," ujar Nina menggelengkan kepalanya.

"Maaf Bunda," jawab Sari lirih.

Hilman memulai bacaan salat demi menuntun anggota keluarganya, dari bacaan surat hingga salam sudah dipimpin oleh Hilman, kedua gadis remaja itu menyalimi orang tuanya satu persatu.

Kasih mengangkat tangannya perlahan untuk berdoa dengan khusyuk tanpa suara meminta apa yang ia inginkan dari Allah untuknya.

Ya Allah, Kasih mohon kepadamu, jauhkan Kasih dari apapun yang akan membuat Kasih sakit dan terluka, lindungi Kasih dari siapapun yang ingin mencelakai Kasih, berikanlah petunjuk soal lomba menulis itu Ya Allah.

Gadis itu mengusapkan kedua tangannya ke wajah. Jam sudah menunjukkan pukul 06:15 Kasih beserta keluarganya menyantap sarapan lezat yang sudah tersedia di meja mereka, nasi goreng dengan sebuah telur mata sapi menghiasi piring saji.

Kasih langsung menyantap makanan yang dihidangkan untuknya dengan lahap, seusai makan dirinya bersiap sebentar dan masuk kedalam kamarnya untuk mengganti hijab hitamnya dengan hijab putih dan memakai sedikit peralatan wanita seperti lip balm tanpa warna, sunscreen dan minyak wangi secukupnya.

"Udah siap?" tanya Hilman kepada kedua anak gadisnya dan ditanggapi anggukkan antusias dari kedua Rinjani itu, mereka bertiga menyalimi Nina seraya berpamitan, termasuk Hilman.

"Dadah Bunda, I love you." Kata-kata ini juga sudah menjadi tradisi pagi hari ketika ingin berpisah sebentar.

Deru mesin mobil yang menyala mengiringi langkah pagi mereka, lambaian tangan serta senyuman hangat di pancarkan oleh mereka masing-masing, Hilman menginjak pedal gas dan mulai mengendarai benda besar itu dengan kecepatan sedang.

ARSHENAMERTA [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang