021 || Rasa Khawatir

35 22 0
                                    

—Halo semua, selamat sore! Selamat berkelana menikmati perjalanan Kasih & Arshena>>>🎀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—Halo semua, selamat sore! Selamat berkelana menikmati perjalanan Kasih & Arshena>>>🎀

Happy Reading!✨



"Setiap bait yang ku rangkai menjadi cerita akan selalu berisikan indahnya sosokmu."

–Kasih Bunga Rinjani

***

Hari Kamis menjadi hari yang senantiasa di pandang melelahkan untuk Kasih, dari pelajaran Pak Sanja di jam pertama ketika bersekolah hingga jadwal cuci darah, seperti yang telah dijanjikan oleh dokternya ia sengaja meminta izin kepada wali kelas serta ketua kelasnya untuk tak datang ke sekolah hari ini.

Suara mesin EKG yang berbunyi dari dalam ruangan rumah sakit membuat sekujur tubuh Kasih semakin merinding, mulutnya seraya melantunkan ayat-ayat suci agar hatinya tenang sebelum masuk kedalam ruangan, hal ini memang sudah menjadi rutinitas Kasih setiap 2 Minggu sekali.

"Jangan khawatir, Bunda sama Ayah selalu disini bareng Kasih, tarik napas dalam-dalam dan berdoa saja kepada Allah, biar dilancarkan." Nina mengelus lembut kepala putrinya yang tertutup helaian kain berwarna coklat muda itu.

Kasih mengangguk pelan dan menyunggingkan senyuman manis kepada Nina dan juga Hilman yang tegah duduk di kanan kiri Kasih.

"Kasih harus selalu inget sama pesannya Kak Sari buat tetap semangat, dokter Arya pasti bantu Kasih sampai selesai dengan baik." lanjut Hilman menimpali berusaha membuat gadisnya tenang.

Terhitung sudah tiga jam mereka bertiga duduk di kursi panjang menunggu kepastian, "Ananda Kasih Bunga Rinjani, silahkan masuk kedalam dokter sudah menunggumu." seorang suster menuntun Kasih dengan senyuman ramahnya.

Mata gadis itu ikut menelusuri setiap penjuru ruangan berbalut cat putih, banyak peralatan dokter disana, sesekali matanya mengerjap demi menenangkan dirinya sendiri, Kasih menatap lekat wajah dokternya ketika ia sudah dibaringkan di atas ranjang rumah sakit.

"Sudah siap Kasih?" gadis itu mengangguk pelan, jarum suntik mulai memasuki tubuhnya, dengan hitungan beberapa detik ia tertidur karena obat bius.

4 jam berlalu dengan sangat cepat dan penuh ketegangan untuk para penunggu pasien, setelah mendengar kabar bahwa Kasih telah melewatkan masa itu dengan baik Nina langsung mengucapkan syukur, ia berjalan masuk menghampiri gadis berbaju khas rumah sakit itu yang masih belum tersadar dari tidurnya.

"Bunda tau kau kuat Kasih, jangan nyerah dulu ya nak, Bunda berharap banyak sama Kasih untuk saat ini." gumam Nina menggenggam erat telapak tangan Kasih yang tak berdaya dan terasa dingin bagaikan es batu.

ARSHENAMERTA [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang