006 || Pedagang Bakso & Permintaan Maaf

52 34 1
                                    

—Halo! ketemu lagi ni sama Kasih & Arshena, selamat berkelana reader's>>>🎀

Happy Reading!!✨



"Cincin saturnus berfungsi sebagai keindahan bagi planetnya, sama kaya kamu, bedanya kamu memiliki keindahan bagi penikmat senyuman yang kau terbitkan."

–Kasih Bunga Rinjani

***

Sinar mentari yang masuk dan menghidupkan bumi siang ini benar-benar sangat panas hingga membuat cucuran keringat jatuh membasahi bagian belakang baju yang dipakai para siswa saat jam pelajaran olahraga. Surabaya, memang beginilah tempatnya sekali dingin pasti dibuat kedinginan kalau saatnya panas tak usah ditanya lagi, bahkan sampai masuk kedalam nominal 5 teratas dalam kota terpanas di Indonesia.

Hari ini adalah hari yang sangat dibenci oleh kebanyakan orang. Kamis, bukan hanya banyaknya pelajaran yang dibawa tetapi juga dipenuhi dengan ujian-ujian praktek, gadis berambut panjang yang dikepang kebelakang itu membuka pintu kelasnya dengan muka yang lusuh seraya tangannya mengibas-ngibaskan wajahnya.

Dengan tatapan sayu dirinya merebahkan diri di atas lantai kelas yang dingin, menaruh salah satu kakinya di atas kaki yang lain membuat posisi nyaman di sana, dirinya bangun dari tempatnya merebah dan kembali berjalan menuju kursi takut akan ada laki-laki atau teman lainnya masuk ke dalam kelas.

"Wah, hari ini panas sekali, kalau saja tadi kita tak ada pelajaran olahraga, takkan aku merasakan sinar matahari sepanas ini, pakai segala praktik bermain basket lah" Gadis itu menggerutu kesal di dalam kelas sepi yang hanya menyisakan dua orang gadis saja.

Kasih menggelengkan kepala seraya menghela napas pasrah ketika melihat Thalita yang sedang mengeluh di depannya, "Kasih, kau kenapa tak ikut olahraga?" tanya Thalita yang masih sibuk mengibas-ngibaskan baju yang ia kenakan.

Gadis yang tengah sibuk dengan ponselnya itu tak menggubris perkataan temannya, "Hai Kasih!" seru Thalita kesal seraya menggebrak meja milik temannya.

"Apa sih?! Aku tidak enak badan Thalita makanya tak mengikuti pelajaran olahraga, aku lapar," jawabnya seraya memanyunkan bibir mungilnya dan menatap Thalita sinis, dengan senyuman tipis Thalita duduk di sebelah gadis berjilbab hijau tua dan baju batik hitam dan menatap bingung layar ponselnya.

ARSHENAMERTA [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang