بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
—Halo semua, gimana kabarnya? Semoga kalian suka ya sama cerita baru aku.
Oh ya for information cerita ini aku ikutin di event pensi yang diadakan oleh teori kata publisher, jadi support aku buat vote komen dan krisarnya ya.
Sip, gak perlu lama-lama silahkan menikmati perjalanan Kasih & Arshena>>>🎀
Happy Reading!!✨
•
•
•"Indahnya paras yang engkau miliki mampu membuat aku tenggelam dalam rasa rindu dan cinta yang sangat amat dalam."
-Kasih Bunga Rinjani.
***
"Aku pergi." gadis itu dibuat terkejut dengan pertanyaan laki-laki di hadapannya, ia tak sempat menahan tangan Arshena yang kian menjauh, decakan keluar dari mulut perempuan itu, ia ikut merapihkan barangnya yang berada di atas meja restoran dengan hembusan napas pasrah sembari menatap punggung Arshena yang perlahan menjauh dari pandangan matanya.
Gadis itu ikut berjalan menuju dunia di luar restoran yang tampak ramai, berbeda dengan hatinya yang sekarang tampak lebih sepi karena kepergian manusia yang selalu ia gemari itu. Aku takut buat nahan Kak Shena, meskipun dia hanya salah paham. Salah gak ya biarin Kak Shena pergi gitu aja? batinnya berucap lirih.
Kasih menatap kendaraan yang berlalu lalang di depannya seraya menahan air mata agar tak mengalir deras membasahi pipi. Namun, beberapa saat kemudian suara isak tangis mulai terdengar samar di telinganya, gadis itu menangis tak karuan sembari menunggu taksi di pinggir jalan, "Taksi." seru Kasih dan langsung masuk kedalam mobil berwarna biru muda berlogo burung itu. "Perumahan Batu ya Pak." ucapnya lirih masih dengan suara tangis tersedu-sedu.
Supir taksi itu melirik kearah Kasih yang tengah menangis di bangku belakang, "Neng? Kenapa nangis, bukan orang bohongan kan yang saya bawa?" ujar supir taksi seraya menggidik ngeri.
Gadis yang tengah duduk di bangku penumpang itu mengangkat wajah dan menggelengkan kepalanya pelan dan menyeka air matanya yang tak kunjung berhenti itu. "Bukan kok Pak, saya manusia asli." Ujarnya sessenggukkan kemudian menyunggingkan senyum tipis. Baru kali ini aku menangis karena seorang laki-laki, terlebih lagi kakak kelas laki-laki.
Lima menit sudah berlalu, sepanjang perjalanannya ia hanya menangis tak henti seraya meratapi nasibnya, tanpa sadar papan balok nama perumahan tempatnya tinggal mulai terlihat dari jarak 1 meter, Kasih memerintahkan supir taksi itu untuk berhenti tepat di depan pagar rumah sederhana yang berwarna hitam. "Ini Pak uangnya." Gadis itu mengeluarkan secarik uang kertas berwarna biru kepada supir taksi dan langsung memberikannya dengan senyum manis.
"Gak boleh kelihatan kalo aku baru selesai nangis sama mereka." gerutu Kasih menarik napas dalam seraya menyeka air matanya yang masih mengalir di kedua pipinya yang chubby.
Hi, namaku Kasih Bunga Rinjani, aku memang bukan orang yang penting di dunia yang fatamorgana ini. Namun, karena akulah cerita tentang Arshena Tamael Pramudya seorang laki-laki bermata senja, terangkai.
***
-To be continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHENAMERTA [TERBIT✓]
Teen Fiction[Cerita ini diikutsertakan dalam event pensi volume 2] Amerta itu artinya abadi.. Sama seperti nama Arshena yang menjadi abadi karena dicintai oleh gadis bernama Kasih Bunga Rinjani sang penulis. Cerita ini di tulis untuk seorang pemuda yang memilik...