—Halo semua selamat malam, udah capek ya sebetulnya tapi gapapa sandarkan diri kalian dan lanjut baca cerita Arshena ini.
Selamat berkelana menikmati perjalanan Kasih & Arshena>>>🎀
Happy Reading!!✨
•
•
•"Bukan makanan saja yang harus memiliki gizi yang seimbang, tapi hati ini juga perlu penyeimbang. Penyeimbangnya ya kamu."
–Arshena Tamael Pramudya
***
Ketukan tiga kali di pintu terdengar samar-samar di telinga Arshena ketika dirinya baru saja menyetel musik menggunakan headphone, pemuda itu beranjak dari ranjang untuk membukakan pintu kamarnya.
"Oh Bunda, Kenapa Bun?" Arshena mengerutkan kening heran sembari mempersilahkan Arin masuk kedalam kamarnya.
Arin menyunggingkan senyuman hangat, matanya menangkap sebuah kado yang sudah dibungkus rapi dengan kertas bermotif bunga tulip di atas meja belajar, "Itu buku novel yang mau kamu kasih ke Kasih Shen?" tanya Arin singkat dan mendapat anggukan kepala sederhana sebagai jawabannya.
Arshena berdiri dan berjalan mendekat kearah meja belajarnya, tangannya mengambil bungkusan itu dan langsung memberikannya kepada Arin, "Kenapa kamu mau beri dia buku novel Shen?" Kali ini pertanyaan yang diberikan oleh Arin membuat suasana hati Arshena bergejolak.
"Karena dia suka novel karya Tere Liye Bun," jawab Arshena antusias dengan wajahnya yang berseri-seri, Arin hanya tersenyum mendengar jawaban dari putra tunggalnya itu, ia memberikan sebuah gelang dengan hiasan kupu-kupu yang membuatnya tampak indah. "Ini gelang Bunda kan?"
"Iyalah gelang Bunda, nanti saat kamu kasih hadiahnya sekalian kasih gelang ini sama Kasih." ucap Arin terkekeh kecil, "Namanya unik." lanjutnya menyela, "Gelang ini pemberian Ayah kamu waktu nembak Bunda, tapi Ayahnya Bunda tolak eh gelangnya Bunda terima. Sekarang Bunda kasih gelang ini ke kamu untuk perempuan itu, bukankah dia ulang tahun hari ini? Inilah hadiahnya." jelas Arin panjang lebar seraya memberikan gelang kupu-kupu itu kepada anak tunggalnya.
Arshena menerima gelang pemberian Bunda, dirinya sempat memperhatikan lingkaran indah yang berada di tangannya itu dengan seksama, indah betul betul indah dilihat. "Terima kasih Bunda." ucap Arshena tersenyum manis kearah Bunda Arin.
"Yasudah, Bunda pamit ya, silahkan kamu istirahat. Bukankah besok masih ada kegiatan di sekolah," pamit Arin dan langsung berjalan keluar dari kamar Arshena.
Pemuda berambut brokoli itu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, seraya menatap gelang pemberian Bundanya ia dan bintang jingga di langit-langit kamar, "Kasih, ku harap kau menerima pemberianku." ucap Arshena lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHENAMERTA [TERBIT✓]
Teen Fiction[Cerita ini diikutsertakan dalam event pensi volume 2] Amerta itu artinya abadi.. Sama seperti nama Arshena yang menjadi abadi karena dicintai oleh gadis bernama Kasih Bunga Rinjani sang penulis. Cerita ini di tulis untuk seorang pemuda yang memilik...